Intro

10.4K 768 25
                                    

"BERDIRI YANG BENER!!! KALIAN ANAK TK ATAU APA HAHH!! HARUS DIRECOKIN PAKE PERMEN DULU BIAR BISA BERDIRI YANG BENER, IYA?!!"

Teriak senior laki-laki perpenampilan urakan dengan tampang preman yang sangat menyeramkan. Si senior galak seakan ingin melahap habis lautan mahasiswa baru didepannya. Sedangkan kumpulan manusia berseragam hitam putih yang menjadi korban kebengisan, hanya bisa tertunduk pasrah menerima berbagai jenis makian dari para senior agung. Atribut norak yang bergelantungan di sekujur tubuh mereka juga menambah kesan yang menyedihkan.

Hampir 2 jam lamanya kumpulan mahasiswa baru itu berdiri dengan postur tubuh tegap bak pasukan baris-berbaris. Mereka harus berdiri di tengah lapangan luas, di bawah teriknya matahari yang tidak lama lagi akan sejajar dengan ubun-ubun. Bagus sekali.

Laki-laki urakan di depan sana, sebut saja dia Mark, Markus Daniel Li, senior tahun ke-6 dari jurusan Teknik Mesin. Tahun ke-6!! Tahun ke-6!! Tahun ke-6!!!!! Oke skip. Mark akan meneriaki siapa saja yang dianggap tidak patuh pada perintahnya. Laki-laki itu terlihat sangat profesional dalam memainkan perannya sebagai seorang senior yang galak. Atau sebenarnya dia memang galak?

'Heran, tenggorokannya nggak sakit apa? Duh, mami... cape banget~'

Batin salah satu dari sekumpulan manusia malang yang menjadi korban amukan Markus dan senior lainnya.

"KAMU!"

Mark kembali berteriak, namun kali ini tangannya terangkat dengan jari telunjuk yang mengarah ke dalam barisan, tepatnya ke arah seorang perempuan di barisan ketiga dari belakang.

"Iya kamu! Gak usah pura-pura tolol! Sini maju ke depan saya, CEPAT!!!" Lanjutnya.

Sejurus kemudian, seorang perempuan sudah berdiri di depan Markus dengan kepala menunduk dalam. Perempuan itu tidak berani bersitatap dengan mata tajam milik Markus yang sedari tadi terus membuatnya mendumal kesal. Namun sial, aksi berontak yang dia lakukan sepertinya dengan mudah di sadari oleh senior agung itu. Mampossss...

"Ngapain kamu dari tadi?! Komat-kamit kayak lagi baca mantra! Mau nyantet saya, kamu?! HAH!!!"

"Ehh.. enggak gitu kak" perempuan itu menggeleng ribut menyanggah tuduhan konyol yang ditujukan padanya. Nyantet katanya? Sinting!!

"Terus apa? Saya liat kelakuan kamu, ya, perempuan!! Dasar tidak sopan! Kamu mahasiswa atau anak sekolahan?! mending kamu balik aja ke sekolah! Di sini tidak ada tempat untuk manusia kurang ajar yang sama sekali tidak menghargai saya dan panitia lainnya yang sudah capek-capek ngurusin acara!!"

Markus mengomeli gadis didepannya dengan kalimat panjang lebar layaknya sedang berorasi di tengah-tengah demonstran.

"Maaf kak..." cicit si gadis dengan kepala yang semakin menunduk dalam.

"Liat apa kamu di bawah! Muka saya sudah pindah ke tanah?!"

Reflek gadis itu mengangkat kepala menghadap Markus. Tatapan mata Markus jelas sangat mengintimidasi. Yang lebih muda agak malu sebenarnya. Dia tidak pernah menjadi pusat perhatian seperti sekarang. Mata bulatnya menatap takut-takut makhluk berinisial Markus, seakan lelaki Chindo itu adalah malaikat pencabut nyawa yang harus dihindari seluruh manusia di muka bumi ini.

"Mikhaila Patricia Alatas, jurusan Teknik Industri. Hahh!!"

Markus berucap ketus. Mata laki-laki itu sibuk memperhatikan papan pengenal yang menggantung di leher milik si perempuan. Mencari tahu informasi kecil agar bisa digunakan sebagai bahan bully-an.

"Jadi Mikhaila... ehh??! KAMU BERDANDAN??!!"

Mikhaila gelagapan saat tiba-tiba mendengar teriakan nyaring sang senior. Demi tuhan, dia tidak berdandan!

"Ng..nggak, kak! Saya nggak berdandan.."

"Terus ini apa!!!"

Markus maju satu langkah, lalu mengusap kasar bibir Mikhaila untuk membuktikan perkataannya.

Namun...

"Huekkk!! Cuihh!! Tangan kakak bau sampah!! Busuk banget! Cuihh! Cuihh!! Mamiiiii..."

Mikhaila berteriak histeris, tak sadar dengan orang-orang di sekitar yang shock melihat pemandangan menakutkan di depan mata mereka. Bagaimana tidak, Mark sang senior agung sudah menguarkan aura hitam imajiner disekelilingnya.

Hening..

Tersadar dari sikap bodoh yang baru saja dia perbuat. Dengan gerakan patah-patah, Mikhaila perlahan kembali mempertemukan iris matanya dengan mata laki-laki yang menatap tajam dirinya sembari bersidekap dada. Oh. My. God!!!

*
*
*
*
*
*


07 Feb 2022

The Thing About Mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang