9. Catch Red-Handed

5.3K 498 9
                                    

Seorang lelaki tampan melangkahkan tungkai jenjangnya memasuki rumah besar yang di dominasi design khas Mediterania modern. Lelaki itu berhenti sejenak untuk meresapi hangatnya suasana bangunan yang sudah satu tahun belakangan tidak dia kunjungi.

'Nyaman' benaknya.

"Koh Markus!!!"

Suara melengking gadis remaja sontak memecah lamunan Markus yang sedang asik bernostalgia. Gadis itu berlari tergopoh-gopoh menuruni tangga lalu melompat ke pelukan sosok yang lebih tua.

"Ya, ampun, Aca! Kamu tuh berat! Turun dulu, badan koko pegel."

Markus meringis kecil sebab tulang keringnya baru saja di timpuk tubuh berisi sang adik. Padahal Markus masih lelah dan butuh istirahat. Adiknya benar-benar tidak bisa membaca situasi.

"Koko jahat banget nggak pulang-pulang! Aca kesepian hiks... Ci Melan sibuk kerja terus..."

"Ya ampun Adek... kamu tuh udah gede, cari temen dong... jangan ngintilin Cici terus..."

Sosok lainnya tiba-tiba muncul menginterupsi kegiatan dua manusia yang sedang asik ber-lovey-dovey ria. Dia adalah Melanie Li, putri sulung keluarga Li alias Cici-nya Markus dan Marsha.

"Hai, Mark... masih ingat pulang lo?" Sarkas Melanie pada satu-satunya lelaki di sana.

"Dih. Lo nggak tau aja Mama nangis-nangis kayak orang kerasukan roh jahat biar gue mau pulang."

"Tolol! Di dengar si Nyonya abis lo. Istirahat gih, masih capek kan? Aca lepasin dulu itu si Koko mau istirahat..."

"Mama sama Papa?" Tanya Markus.

"Lagi ada acara di luar, paling nanti malam baru balik..."

Tidak ada sahutan lagi setelahnya. Markus segera berpamitan pada Melanie dan Marsha. Lelaki itu naik ke lantai 2, berjalan ke arah ruangan yang sudah lama tidak dia tempati. Markus melemparkan tubuhnya di atas kasur, sekedar melepaskan penat. Dia akan tidur sebentar lalu bangun menjelang waktu makan malam tiba.

"Sial! Beneran ngambek si semok..."

Lelaki itu berceloteh seraya mengutak-atik ponselnya. Dia mengirim pesan pada Mikhaila, namun tidak ada balasan apa pun dari gadis itu.

Markus mencoba menghubungi Mikhaila lewat panggilan video.  Percobaan pertama dan kedua gagal, saat percobaan ketiga, layar ponsel Markus tiba-tiba dipenuhi oleh wajah menggemaskan Mikhaila. Lelaki itu pun menghembuskan napas lega.

"Apa!!" Seru gadis di seberang sana. Sama sekali nggak ramah.

"Astaga, galak banget sih? Untung bohayy..." well, let Markus being Markus, ok?

"Bohay bohay pala lo!"

"Sayang? Ini beneran kamu? Kok cara ngomongnya aneh? Hayoo.. ngaku! Kamu Herin kan? Herin tolol balikin cewek gua!"

"Apaan, sih. Garing banget!"

"Hahahaha. Kamu sih, jangan ngomong kayak gitu lagi, udah tau kakak nggak suka. Got it, honey?"

"Cih, terserah... Oh, iya! Kak Mark, gimana ini merah-merahnya nggak mau ilang~ padahal udah Mikha gosok tapi susah~"

Oke, Markus langsung paham arah pembicaraan Mikha.

"Mana? Coba liat.." 'aduh jadi pengen lagi' inner lelaki mesum itu.

Tanpa pikir panjang, si bego Mikhaila segera melepas pakaiannya. Tidak sadar kalau Markus sudah panas dingin melihat pemandangan menggoda dari layar ponselnya. Gila! Lelaki mesum itu pandai sekali mencari celah.

The Thing About Mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang