10. Scapegoat

5.1K 519 28
                                    

Hari-hari neraka sedang menghantui sebagian besar mahasiswa di Fakultas Teknik, khususnya mahasiswa junior yang masih menyesuaikan diri dan menjalani masa transisi dari SMA ke Universitas. Tidak ada lagi waktu bersantai bersama teman-teman, keluarga, apalagi pacar. Tidur tidak nyenyak, makan pun tidak enak, begitulah gambarannya. Nyatanya, praktikum benar-benar membunuh waktu banyak orang.

Menjelang ujian akhir semester, Mikha dan teman-teman kelompoknya tengah di buat pusing sebab laporan akhir praktikum. Apesnya, Mikha di tunjuk sebagai ketua kelompok yang bertugas untuk mengkoordinasi teman-temannya. Entah apa yang mereka lihat dari seorang Mikhaila hingga menempatkan gadis manja itu di posisi penting. Sementara Mikha hanya bisa pasrah karena merasa tidak enak hati kalau menolak permintaan teman-temannya.

Saat ini Mikha bersama tiga orang lainnya sedang mengerjakan laporan akhir praktikum untuk ketiga kalinya. Laporan pertama dan kedua ditolak mentah-mentah. Mikha dan Sarah tidak berada di kelompok yang sama, sebab itulah di awal pembagian kelompok dia merasa canggung. Gadis itu memang tidak pandai memulai pertemanan, omong-omong. Namun seiring berjalannya waktu, mereka menjadi lebih kompak setelah melewati berbagai macam suka duka bersama.

"Kalian ngerasa aneh nggak, sih?" Seseorang memecah keheningan di antara mereka.

"Maksud lo?" Balas yang lain.

"Gue merasa aneh karna cuma laporan kelompok kita yang di tolak terus sama kak Bella..."

"Iya! Gue kira cuma gue doang yang ngerasain!"

"Akbar, Diana, mending kalian fokus kerjain tugas kalian deh. Bahas yang penting-penting aja..."

Mikha segera menegur teman-temannya. Dia sudah terlalu sakit kepala dengan situasi yang mereka hadapi. Mikha adalah ketua kelompok, otomatis tanggung jawab gadis itu menjadi lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Mikha harus berdiri di garda depan untuk di maki-maki si asisten praktikum tiap kali pengumpulan laporan. Bagaimana mungkin Mikha tidak stress?

"Tapi gue juga sempat mikir gitu loh, Mik. Bukannya gimana... gue bahkan bingung salahnya laporan kelompok kita itu apa? Gue tau lo lebih pusing dari kita-kita, tapi lo nggak lupa kan kalo gue, Akbar, sama Diana, nggak pernah lepas tangan sekali pun?"

Gadis berhijab yang sedari tadi hanya diam tiba-tiba ikut angkat suara. Dia hanya ingin mengungkapkan kejanggalan yang sudah lama hinggap dikepalanya.

"Mikha nggak tau, Wi... kata kak Bella laporan kelompok kita amburadul, nggak rapi dan asal-asalan. Bahkan di awal kak Bella ngatain laporan kita hasil plagiat~"

Sebenarnya Mikha juga merasa janggal. Demi Einstein dan teori relativitas, mereka sama sekali tidak melakukan plagiat, okay? Asisten praktikum kejam itu agaknya perlu di gantung di puncak gunung Everest.

"Huffft... capek banget..." Keluh gadis bernama Dewi itu.

Tidak ada lagi sahutan setelahnya. Mereka kembali fokus menyelesaikan tugas masing-masing. Laporan praktikum sudah harus di acc dalam minggu ini, jika hasil kerja mereka kembali di tolak, otomatis nilai praktikum mereka nol! Nol kawan-kawan! Nol!! Jangan lupa kalau minggu depan mereka harus kembali belajar mati-matian untuk menghadapi ujian Final. Sial sekali!

Kegiatan 'mari menyelesaikan laporan praktikum' Mikha dan teman-temannya berakhir saat malam hendak menyapa cakrawala. Padahal mereka mulai mengerjakan laporan usai mengikuti kelas siang. Mikha juga sengaja membawa teman-teman kelompoknya ke rumah agar mereka tidak terganggu oleh keramaian di sekitar. Anak-anak malang itu belajar di gazebo tepi kolam ikan milik Papi Alatas. Suasananya memang menenangkan, namun tetap saja otak mereka panas...

Setelah semua temannya pulang ke rumah masing-masing, Mikha kembali ke kamar untuk beristirahat. Dia butuh tidur, dua minggu terakhir jam tidurnya amat sangat kacau. Mikha juga terkadang melewatkan sarapan dan makan siang karena sering di buru waktu. Akibatnya, tubuh rapuh gadis itu menjadi semakin rapuh. Penampilannya yang selalu menawan sekarang terlihat sangat memprihatinkan dengan kantong mata yang menghitam. Singkatnya, Mikha overwork.

The Thing About Mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang