7. Recharge

5.6K 555 10
                                    

"Finally...! Ketemu kasur juga!"

Tubuh bongsor Sarah memental di atas permukaan kasur. Gadis itu kontan melempar tubuhnya sesaat setelah dia dan Mikha melewati pintu kamar hotel tempat mereka menginap. Sarah harus berbagi kamar dengan Mikha karena teman manjanya itu tidak berani tidur sendirian di kamar hotel. Sedangkan dua temannya yang lain masing-masing memiliki satu kamar. Tidak mungkin Herin satu kamar dengan Bastian, bukan? Biar lemes begitu, Bastian Wijaya masih punya batang yang ngaceng setiap bangun tidur.

Dering ponsel menghentikan Mikhaila dari kegiatannya. Dia sedang mengatur barang-barang bawaannya, omong-omong. Mata bulat Mikhaila kian membulat kala mendapati kontak panggilan suara dari Markus. Gila! Gercep sekali si Markus, Papi saja kalah...

"Halo kak Mark?" Sapa Mikha lebih dulu.

"Udah sampe?" Markus membalas semangat di seberang ponsel.

"Udah~ Ni lagi beres-beres..."

"Kok nggak ngabarin? Kan tadi udah kakak bilang kalo udah..."

"Iya iya, ini juga baru aja masuk kamar kok!"

Mikhaila segera menyela sebelum Markus berhasil menyelesaikan ceramah singkatnya.

"Sewot amat sih mbak crush?"

"Abisnya situ ngeselin... ngalah-ngalahin Papi tau nggak?!"

Celotehan Mikha di sambut cekikikan Markus. Markus juga tahu perihal Mikha yang sempat ngambek pada Papi-nya. Bagaimana mungkin Markus tidak tau saat dirinya sendiri yang dijadikan tempat pelampiasan kekesalan gadis semok itu?

"Iya iya... kakak emang ngeselin. Makan malam, udah?"

"Belum. Ini bentar lagi mau turun, makan di resto hotel aja..."

"Bagus, kalau gitu telponnya kakak matiin dulu ya? Nanti kakak telpon lagi. Have fun, sayang..."

"Makasih kak Mark~ Oh iya! Makasih juga buat transferannya~ hehe."

"Anything for you, honey. Cepet selesain semua aktifitas kamu sekarang, biar bisa langsung istirahat. Bye~"

Sepertinya Markus sedang terburu-buru. Lelaki itu segera memutus sambungan telpon sebelum Mikha sempat menjawab. Mendapati hal itu Mikha hanya bisa menggeleng maklum. Agaknya dia sudah terbiasa dengan sikap aneh Markus.

"Ehem! Udah?"

Well, Mikhaila terlalu larut dalam pikirannya hingga melupakan keberadaan makhluk nyinyir spesies Sarah Natasya. Sialan! Mikha benar-benar tidak sadar. Bahkan dia berbicara pada Markus dengan suara yang terlampau manja.

"Hehe.. udah~" Ujar Mikha kemudian.

"Kak Mark emang gitu, ya?" Alis Sarah bertaut bingung.

"Gitu gimana?"

"Ya gitu, sering nelpon trus ngechat lo juga. Dan... bawel?"

"Hmm... kalo di bilang sering sih iya... tapi nggak sering-sering banget kok... trus bawelnya juga kadang-kadang doang, lebih sering mes... eh marah! Iya! Kak Mark sering marah-marah, hehe.."

'Hufff.. hampir aja keceplosan!' inner Mikhaila.

"Ohh... gue nggak nyangka aja sih... kak Mark yang gue tau ternyata jadi beda banget kalo sama lo."

Sarah tersenyum jahil menggoda Mikhaila. Sementara Mikhaila sudah memerah untuk kesekian kalinya. Mikha memang mudah tersipu, diceng-cengin sedikit saja wajahnya langsung terbakar seperti habis maraton makan nasi goreng setan level 10.

The Thing About Mark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang