14. Katakan Miskin!

716 69 293
                                    

Happy Reading

_____🍃🍃🍃_____

"Maaf Pak, saya harus kembali memanggil bapak untuk kesekian kalinya ke sekolah. Karena jujur saya juga sudah lelah sebenernya nyuruh bapak bolak-balik ke sekolah hanya untuk membereskan masalah putra bapak yang nakalnya naudzubillah. Susah untuk dinasehati pakai bahasa naluri kemanusiaan," jelas Pak Teguh saat berhadapan langsung dengan Revando selalu ayah dari Galen. Di ruangannya.

"Iya Pak,"

"Saya bingung harus melakukan apa lagi agar anak bapak bisa merubah sikapnya menjadi anak baik. Jujur saya lelah dengan tingkah Galen yang sering membuat onar dimana-mana Pak."

Revando menghela nafasnya panjang,"Saya juga bingung Pak. Galen itu anaknya emang apa adanya begini," tangan pria itu bergerak mengusap rambut anaknya yang duduk anteng disebelahnya,"Susah dinasehatinnya juga,"

"Coba Pak, bapak masukan saja Galen ke pesantren mungkin ahlaknya yang eobseo bisa ketemu lagi,"

Revan menggeleng pelan,"Udah Pak, dulu Galen pernah masuk pesantren. 5 kali gonta ganti pesantren tapi tetep aja dia banyak banget dramanya. Dipesantren pertama dia kabur tahu-tahu udah ada di Bali ngadu sama orang tua saya, yang kedua dia pura-pura kesurupan sampe pingsan sakit-sakitan, saya pindahin lagi ke pesantren ketiga,"

"Berhasil?"

"Enggak Pak. Dia malah bikin temennya masuk IGD gara-gara trauma dimasukin kucing ke dalem tas nya sama Galen. Dipesantren yang keempat, Kyai disana sampe kena serangan jantung gara-gara ngurusin Galen. Yang terakhir, sebelum Galen pindah sekolah kesini Pak, dia ngedorong Gus Zai anak pemilik pesantren Baitul Salam, ke empang sampe alerginya kumat. Yaudah saya gak masukin dia ke pesantren lagi. Kapok Pak."

"Saya sudah lelah skorsing anak bapak terus tapi kelakuannya gak berubah-berubah. Saya tahu jika Galen itu memiliki prestasi di bidang taekwondo dan cabor voli, yang selalu menyabet kejuaran setiap kali tanding. Tapi bukan berarti pihak sekolah tidak bisa mengeluarkan Galen dari sekolah ini,"

"Iya Pak, saya juga setuju,"

"Hampir 50 tahun saya ngajar disini dari zaman saya masih jadi carakan, guru penjas, agama, bahasa inggris, matematika, hingga setahun yang lalu saya di angkat menjadi kepala sekolah. Hanya kelakuan Galen saja yang sangat sulit diatur,"

"Ehekm. Jadi gini Pak, anak saya dihukum apa ya sekarang?" tanya Revan mengalihkan pembicaraan.

"Saya sudah bingung memberikan hukuman apalagi yang setimpal dengan kelakuan anak bapak. Besok saya akan mulai pensiun saja. Tekanan darah saya sudah mulai naik turun. Bisa-bisa saya mati muda kalau begini terus," Pak Teguh memijat pelipisnya pusing.

Revan dan Galen saling melirik satu sama lain.

"Pak, umur bapak emang udah waktunya sih," celetuk Galen.

"Bapak udah gak muda lagi pak, umur bapak udah otw satu abad," timpal Revan.

Pak Teguh mendelik,"Saya masih sweet seventen. Muka saya ini masih awet muda untuk ukuran aki-aki 60 tahunan,"

Pria lansia itu menghela nafasnya lelah,"Saya juga tidak tahu. Kalau saya skors Galen, dia pasti malah holiday keenakan. Jadi hukuman kamu kali ini, nama kamu saya masukin ke list daftar siswa yang terancam tidak lulus aja, ya?"

GALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang