28. Saltingnya Anak Revan

862 66 310
                                    

HAPPY READING

_____🍃🍃🍃_____

16:00

Di hari minggu sore ini. Galen yang sudah siap dengan kaos putih polos di padukan dengan  celana jeans warna hitam. Dibalut jaket denim kebangsaan AVILAS GEN 2. Masuk ke dalam kamarnya untuk melihat tinggal berapa persen lagi Ririn selesai dengan acara memilih pakaiannya.

"Udah?" tanyanya. Menyenderkan tubuhnya pada tembok kamar disampingnya. Sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Ia memperhatikan Ririn yang sedang berdiri di depan kaca rias. Beberapa kali ia membetulkan rambutnya. Sebelum akhirnya menganggukan kepalanya mantaf.

"Gue gak ikut, ya?"

Galen menaikan sebelah alisnya bingung. Padahal tadi ia sudah melihat kepala Ririn mengangguk yakin. Tapi kenapa sekarang istri labilnya itu berubah pikiran lagi?

"Loh kenapa?" tanyanya. Berjalan menghampiri Ririn.

"Liat, gue gak pantes," tunjuk Ririn ke arah cermin dihadapannya.

Galen mendengus kasar,"Gak pantes apanya lagi sih? Lo udah milih baju hampir 2 jam. Dan sekarang lo masih bilang gak pantes?"

"Liat tuh. Gue gak cocok buat pergi sama lo, Len. Udah ah gue gak mau ikut. Lo aja sendiri sana!"

"Rin, kita cuman mau ketemu sama temen-temen gue. Lo juga kan udah kenal temen gue siapa aja,"

"Ya tapikan lo bilangnya temen-temen lo dari luar juga bakalan dateng. Otomatis bakalan makin banyak orang. Tuh liat, gue keliatan beda levelnya sama lo. Gimana kalau lo malu nantinya gara-gara bawa gue?"

"Stttt..." Galen menempelkan jari telunjuk di bibir Ririn yang terus-terusan sibuk mengeluarkan pikiran over nya.

"Gue bilang sebelumnya apa? Selama ada gue semua aman. Lo dateng kesana sama gue, gak bakalan ada yang berani ngomong macem-macem sama elo, Rin,"

"Kenapa lo ngotot banget sih ngajak gue kesana? Kenapa gak pacar lo yang lain aja?"

"Gue mau nya lo. Emang gak boleh ngajak istri sendiri buat dikenalin ke temen-temen gue yang lain?"

Ririn menghentakan kakinya kesal,"Tapikan gue takut lo bakal ma---"

"Kebanyakan tapi-tapian lo. Kalau lo mau ikut gue, nanti pulangnya kita beli Seblak. Toping sepuasnya,"

"Deal! Ayo berangkat!!" Tanpa menghiraukan ekperesi wajah Galen selanjutnya. Ririn sudah terlebih dahulu mengambil tas nya dan pergi keluar dari kamar.

"Kayaknya kalau gue sama si seblak tenggelem. Yang bakalan diselamatin duluan pasti si seblak," monolog Galen. Yang merasa keberadaannya hanya sebatas selingkuhan seblak.

Setelah meratapi nasibnya yang agak dramatis. Galen keluar dari kamarnya. Untuk menyusul Ririn yang sepertinya sudah berada di luar.

_____🍃🍃🍃_____

Sedangkan disisi lain. Tepatnya di markas besar AVILAS GEN 2. MACAN BODAS dan BARADAS udah stand by disana. Ngitungin beberapa barang-barang yang udah ready buat nereka bagi-bagi sekarang.

"Galen mana ih lila pisan si kehed teh. Di janjian jam satengah opat, leletna kabina-bina. Boah-boah molor kitu budak teh,"

"Lo tuh harus punya prinsip sabar, Den. Biar lo entar kalau mati, kuburannya pake fasilitas AC sama lampu 5Watt,"

Hayden, salah satu anggota dari Macan Bodas. Menatap Gildan malas. Ada gitu ya, orang yang suka mungut kegoblokan sampe overdosis gini. Mentang-mentang goblok itu suatu hal yang gratis.

GALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang