11. Holang kaya

825 80 314
                                    

Happy Reading

____🍃🍃🍃____

Seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda, dan beberapa helaian poni yang menutupi dahinya. Meletakan berbagai jenis macam es mambo bewarna-warni ke dalam termos es.

Ririn Ratu Raquela, name tag gadis cantik berseragam putih abu-abu itu.

"Haduhh gini amat perjuangan buat ketemu suami yang lagi banting tulang di korea," Ririn menghembuskan nafasnya lelah setelah memindahkan es mambonya, yang semula berada didalam freezer kulkas, masuk ke dalam termos es yang akan ia bawa ke sekolah.

Gadis itu mendudukan dirinya di kursi yang berada di dekat meja makan.

"Ya, kamu sendiri yang pengen kerja sampingan bantu Oma. Udah dibilang gajih Abang cukup buat makan kamu sehari tiga kali. Ngeyel!" Prabu menyahuti keluh kesah Ririn sembari berjalan membawa sepiring nasi goreng.

"Nasi goreng punya siapa tuh bang?" tanya Ririn, tak mengidahkan ucapan Prabu yang terdengar menggerutu ditelinganya.

"Punya Abang,"

"Mau dong!"

"Idih bikin sendiri," tukas Prabu, menjauhkan piring berisikan nasi goreng lengkap dengan antek-anteknya. Menjauh dari jangkauan Ririn.

Ririn menatap menatap abangnya dengan tatapan yang dibuat semelas mungkin,"Gak lucu loh kalau gue entar mati. Adek imut unyu kayak marmut cuman ada satu didunia loh bang,"

"Najes!" Prabu memalingkan wajahnya ke arah lain melihat kelakuan adiknya yang sedikit membuat hati mungilnya tidak tega. Entah perasaanya saja atau memang ada sesuatu yang janggal. Akhir-akhir ini dia merasakan perasaan lebih dari seorang kakak mencintai adiknya, terhadap Ririn.

Namun sekali lagi Prabu mencoba mengusir perasaan anehnya itu jauh-jauh. Mungkin saja perasaannya muncul hanya karena faktor kedekatan sebagaimana kakak dan adik pada umumnya. Tidak ada yang lain.

Walaupun Prabu diam-diam selalu merasa cemburu saat Ririn dekat dengan lelaki lain. Selain dirinya dan kakeknya mungkin. Ririn suka yang namanya Bihun Eksoh aja Prabu suka ngejulid.

"Yaudah gue aduin Oma. Biar Abang dimarahin," ancam Ririn.

"Dih Cepuan! Yaudah nih makan," Prabu menyodorkan sepiring nasi goreng itu ke arah Ririn. Gapapa deh skip sarapan. Liat adeknya makan aja udah bikin perut Prabu langsung kenyang kok.

Ririn tersenyum senang. Dia langsung mengambil piring itu dengan antusias,"Bagi dua aja, Bang,"

"Gak. Abang kenyang,"

Tapi bohong!

"Buat Irin semua ini?"

"Iya," Tangan Prabu bergerak mengusak rambut Ririn seraya tersenyum kecil,"Makan yang banyak, perbaikan gizi biar gak disangka cacingan terus kamu. Punya badan kempes depan, belakang. Jangan mau kalah sama Teteh Lulove luna,"

Ririn manggut-manggut. Menikmati sepiring nasi goreng hasil malaknya dari Prabu. Rasa nasi yang tercampur oleh adukan kecap, garam, bawang putih, bawang merah, menyatu secara lembut didalam mulut. Rasa gurih dari telur yang diceplok menambah cita rasa sehingga semua komponen-komponen yang ada dalam satu piring nasi goreng tersebut, menyatu menjadi satu kesatuan.

GALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang