35. Tu Wan Pleus

880 65 108
                                    

⚠Kinda Mature⚠

______🍃🍃🍃_______

01:27 WIB

Jam menunjukan pukul satu malam. Ririn terbangun dari tidurnya untuk melihat jam weker disampingnya. Untuk sejenak ia menggaruk lehernya yang tak gatal. Sembari menatap kesekitarnya yang terlihat sepi dan hening. Hanya ada suara keheningan malam, detikan jam dinding dan jam weker, dan juga suara percikan air dikamar mandi.

Eh.

Percikan air?

Ririn dengan setengah kesadarannya yang belum terkumpul sempurna. Ia mengambil jam wekernya. Dan melihatnya dengan seksama.

Manusia stres mana yang mandi di jam 1 malam begini coba? Kan dia di apartemen cuman sendirian!

'Masa Galen sih. Kan Galen belum pulang,' batinnya. Berusaha tetap berpositif thinking.

Tapi nihil. Yang ada di pikirannya kalau gak setan, hantu, ya palingan sebangsanya.

'Tapi Galen kalau pulang biasanya suka langsung tidur. Dia kan anti mandi malem,'

'Katanya mandi malem menyebabkan rematik. Masa iya sih Galen yang mandi? Atau dia cuman lagi---'

'Eungh~ ah fuck'

Mata Ririn sontak melotot terkejut dengan apa yang dia dengar barusan. Kedua tangannya tidak bisa untuk tidak terangkat menutup mulut. Begitu mendengar suara laknat yang terdengar jelas dari balik pintu kamar mandi.

"Hantu?" menolognya dengan suara pelan.

Untuk sejenak Ririn terdiam. Mencerna apa yang sebenarnya sedang terjadi. Hingga selang beberapa detik ia melamun. Suara pintu kamar mandi terbuka. Sontak membuatnya mengalihkan pandangannya.

Cklek

"l-lo kok bangun?"

Ririn menatap Galen yang berada di depan pintu kamar mandi dengan lekat. Ia memperhatikan dari atas hingga bawah tubuh Galen yang hanya terbalut bathrobe berwarna putih.

Galen yang merasa di tatap seintens itu. Mengusap tengkuknya yang tidak gatal,"Rin, mau bantuin gue gak?"

Mata Ririn menerjap beberapa kali. Ia bingung kemama arah pembicaraan Galen sekarang,"Bantuin apaan?"

"Nidurin si dedek,"

"Hah?" Ririn yang belum sepenuhnya mengerti ucapan Galen. Hanya bisa membeo dengan raut wajah bingung.

"Ini, dedek," tunjuknya ke arah bawah. Yang tepatnya berada di bawah perut.

Bagian yang tertutup tapi masih terlihat menonjol. Dari balik bathrobe berwarna putih yang dikenakan oleh Galen.

Wajah Ririn sontak berubah menjadi merah padam. Malu poll dia dengernya. Apa-apaan coba maksud suami dadakannya itu?!

"Gue punya kebiasaan horny-an kalau habis mabok, Rin. Biasanya gue bisa ngatasinnya sendiri. Tapi sekarang tangan gue pegel banget, Rin. Udah setengah jam gue nyoba sendiri gak keluar-keluar,"

"Mau gak bantuin gue?"

Ririn menatap Galen lekat. Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya ribut,"Apaan sih lo! Dasar Cabul!" sentaknya.

"Pake tangan Rin, gapapa deh,"

Apa-apaan itu! Ririn yang mendengarnya saja. Sudah bergidik ngeri. Apalagi disuruh megang kayak gituan. Emang kadang-kadang Galen tuh.

"Rin, ayolah. Kan kita udah sah juga," Galen memajukan langkahnya dengan raut wajah memelasnya.

"MUNDUR!" teriak Ririn. Dengan mata yang melotot panik. Tubuhnya beringsut mundur di atas kasur.

GALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang