04. Satu Mobil

1.4K 137 389
                                    

Happy Reading

____🍃🍃🍃____

Keesokan paginya. Galen dengan seragam anak SD kebanggaan sekolahnya. Yaitu seragam atasan putih dibalut blezer hitam, dipadukan dengan celana bahan hitam panjang, dan sepatu wajib mereka bewarna hitam. Sudah stand by duduk diteras rumah sembari memakai sepatunya secara mandiri.

"Anak Mommy yang paling gemoy udah ganteng aja duduk ngejogro kayak patung welkam disini," Seila tiba-tiba saja datang sambil menggendong Lion di gendongannya. Sedangkan tangannya yang lain membawa kotak bekal makanan bewarna hitam bermotif batman.

Galen mendongak. Seulas senyum cerah terbit dari bibir anak itu,"Kan Alen anak lajin. Gak kayak Abang, masih molol,"

Ucapan Galen berhasil membuat Seila terkekeh pelan. Tangannya bergerak memberikan kotak bekal warna hitam bergambar batman itu kepada Galen.

"Nanti di mam, ya. Bagi-bagi juga sama temen-temennya. Disana ada sosis, nugget denesoh, susu kotak strawberri, kimbab, sama roti selai kacang kesukaan Alen,"

Galen menatap kotak bekal makanannya dengan mata berbinar. Tangannya segera terulur menggapai kotak tersebut.

"Makasih, Mom!"

"Iya," Seila tersenyum kecil seraya mengelus surai rambut Galen yang bewarna sedikit hitam kecoklatan.

Mungkin faktor genetik dari ayahnya yang memang blasteran Amerika dan secuil China dari ibunya. Alhasil anak mereka beda-beda warnanya. Ada yang keputihan, ada juga yang kebutekan.

Contohnya Gio. Anak hasil giveaway. Jadi hasilnya juga tidak terlalu memuaskan.

BRAKH

Seila dan Galen tersentak kaget saat mendengar pintu utama rumah di gebrak oleh seseorang. Bahkan Lion yang sedang sibuk mengenyot-ngenyot empeng gambar monyetnya saja langsung menatap ke arah ambang pintu.

Ternyata disana ada Gio yang tengah diam dengan raut wajah tertekuknya. Ia kembali menjedotkan tas miliknya hingga berkali-kali membentur pintu.

Persetan sama harga pintu rumah dia yang senilai 2 harga mobil Avanza. Dia pokoknya kesel! Inilah nasib jadi anak tertua dikeluarga yang punya banyak anak. Mana adiknya jahanam semua.

"Kamu kenapa sih, A? Pagi-pagi udah ngambek gitu. Bukannya berangkat ngampus," kata sang ibu masih berusaha menahan hasrat ingin mengeluarkan jurus omelan seribu bahasanya.

BRAKH

Gio kembali membenturkan tasnya,"Tahu ah! Mom gitu sama Aa. Gak peka!" ucapnya seraya mencebikan pipinya kesal.

"Loh kotak makan kamu kan ada di atas meja, A. Udah gede masa gak bisa ngambil sendiri sih?"

BRAKH

Terakhir. Gio kembali membenturkan tasnya ke pintu sebelum akhirnya berlalu pergi begitu saja.

Ingatkan Gio, untuk jangan pernah mendukung prinsip bapaknya yang berbunyi: Pantang berhenti buat debay sebelum anak ada 23.

Gak kebayang sepanjang apa nanti foto keluarga mereka kalau punya 23 anak. Piks, ayahnya itu pengen bikin agensi naungan boyband sendiri kayaknya. Mungkin bapaknya terinpirasi dari para bujang Korsel yang membernya ada 23 itu kayakya. Makanya pengen punya anak 23 juga.

GALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang