50. Who's pregnant?

409 34 6
                                    

HAPPY READING
_____🍃🍃🍃_____

Galen menyenderkan tubuhnya pada senderan kursi makan. Setelah memasakan semua hidangan yang ia ketahui resepnya dengan bermodalkan Ndoro Google, di meja makan.

Tangannya merogoh ponselnya yang berada di dalam saku celana nya. Untuk sekedar saling bertukar pesan dan kabar dengan kekasih tercintanya. Yaitu, Chelsi.

"Harusnya gue dapet reward nih,  suami ter the best sepanjang sejarah," monolognya. Seraya membuka roomchatnya bersama Chelsi.

Namun belum ada ia mengirimkan Chelsi pesan pembuka topik. Tiba-tiba saja dari dunia lain. Gildan menelponnya.

"Tumbenan nih beban keluarganya emak Lidya nelpon,"

Dengan perasaan agak bingung pleus dag dig dug ser. Galen mengangkat panggilan telpon dari Gildan.

"Tumben lo nelpon, Dan? Kecegat begal dimana lagi?" tanyanya.

Sempat hening untuk beberapa saat. Hingga membuat Galen mengecek ponselnya berkali-kali memastikan sambungannya masih aman atau tidak.

"Dan? Lo beneran di beg-"

"ANJING LEN GAWAT SIA BJIR!"

Galen refleks menjauhkan ponselnya dari telinga. Saat mendengar teriakan alayihim Gildan dari seberang sana.

"Apa sih anjir?! Gawat kenapa?! Lo kalau ngomong tuh jangan setengah-setengah. Gak barokah idup lo, Dan,"

"Tadi, tadi gue ke Rumah sakit,"

"Iya, terus lo naksir lagi sama perawatnya?" tebak Galen.

"Bukan itu bangsat! Tadi gue ketemu Abangnya si Ririn di Rumah sakit CIPTA SURYA!"

Mata Galen sontak membola terkejut mendengarnya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mematikan sambungan telponnya. Lalu berdiri dari posisi duduknya. Dan bergegas berlari ke kamarnya. Untuk meminta penjelasan dari sang istri.

KOK BISA TITISAN JEROME POLLEN YANG SATU ITU LEPAS DARI JEPANG? KATANYA MAU BERGURU SAMA NARUTO BIAR BISA PUNYA SERIBU BAYANGAN! Ah gimana sih!

"IRINNNN!" teriaknya. Berlari ke arah kamarnya. Hingga ia menemukan Ririn yang wajahnya full ijo-ijo kayak  hulk.

"Kenapa sih teriak-teriak?" gerutu Ririn dengan susah payah. Karena wajahnya saat ini sedang memakai masker.

"Bang Jerom-eh maksudnya Abang lo balik?" tanyanya.

"Hah? Kapan?" Ririn menatap Galen bingung. Dalam rangka apaan coba abangnya yang very kul itu tiba-tiba balik ke tanah brojolannya.

"Lo gak tahu?"

Ririn menggelengkan kepalanya,"Bang Prabu gak ada koar-koar tuh mau balik kesini. Salah liat kali,"

"Masa sih?" Galen menggaruk belakang kepalanya. Kemudian menggelengkan kepalanya yakin. Mana ada Gildan salah liat.

Seminus-minusnya ahlak Gildan. Kalau soal ngeliat orang. Penglihatannya jangan diraguin lagi deh. Kamera lambe turah aja kalah saing kalau soal intel mengintel ginian mah.

GALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang