Enam Belas • I miss you...

622 82 12
                                    

Erin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erin

"Kalau mau apa tuh ngomong, gue yang risih lo liatin sama ikutin begitu dari pagi."

Plan A success!

Seperti apa yang Dhanu bilang barusan bahwasannya gue yang gak punya kerjaan dari pagi ini cuma sibuk ngekorin dia sambil ngeliatin dia dengan mata yang gue harap bersinar-sinar kayak mata tokoh animasi kalau mau sesuatu sampai si target luluh sendiri sebelum di omongin apa yang dimau. Tapi kayaknya gak berfungsi di Dhanu karena dia ngerasa risih sendiri.

"Emang salah ngeliatin suami sendiri? Enggak kan, beda cerita kalau gue seharian ngeliatin Ali adeknya Mas Rahmat yang ganteng paripurna, itu baru dosa." Dia berdecak kemudian menatap sinis ke arah gue. Mata kami saling bertemu dan gue dengan iseng malah mengedipkan sebelah mata untuk mengakhiri adu pandang ini. Pada akhirnya gue merasa bodoh sendiri dengan tingkah gue barusan. Genit banget sial!

Dia mengernyitkan dahi kemudian menjauhkan wajahnya

Jangankan lo Nu, gue sendiri geli!

"Lo kenapa si? Gak salah makan kan kemarin?! Ihh ngapa jadi begini si yaampun!" Frustasi sendiri dia sambil narik gue dan ngusap-ngusap dahi gue dengan kasar. Mana sambil baca ayat kursi lagi.

Sialan! lo pikir istri lo sawan apa gimana?!

Tangan gue beralih ke dahinya dan dengan keras langsung menyentilnya. "Gue waras ya!"

Tangannya menjauh dari gue, dia masih melihat gue dengan tatapan penuh selidik. Gak paham-paham ini orang satu, heran...

"Gue tau pasti ada maunya kan? Lo mau minta apaan?"

Gue yang awalnya mulai kesal karena Dhanu yang dari tadi denial untuk bicara serius dengan gue, dia kayaknya menghindari kalau-kalau gue mulai membahas apa yang gue mulai bicarakan padanya kemarin. Gue gak menjawabnya langsung melainkan malah menyandarkan kepala gue padanya. Sofa ini kayaknya jadi saksi bisu akan banyak hal yang terjadi di antara gue dan Dhanu.

"Dengerin proposal gue sampai selesai jangan dipotong. Deal?"

"Proposal? Permintaan lo sebanyak proposal?"

"Deal apa enggak?"

Dia mengangguk, cuma tinggal ngangguk sama geleng aja berat banget heran...

"Nu, udah tiga minggu gue di rumah dan gak ngapa-ngapain. Gue tau kalau aktifitas berlebihan bisa bahaya buat gue sama si adek, tapi stress karena kelamaan di rumah juga gak bagus Nu. Jadi, ayo jalan-jalan. Gue butuh suasana baru dan kalau gak salah minggu ini lo ada libur panjang kan? Tiga hari? Ayo ya Nu... Keluar dari kota ini sebentar aja, ya?" Gue deg-degan banget sekarang, bahkan gue gak ngeliat ekspresi Dhanu karena takut kalau ekspresinya gak sesuai sama ekspetasi gue.

Gue bisa merasakan kalau tangannya mulai naik ke arah kepala pundak gue dan digerakkan naik turun. "Jawaban gue masih sama kayak kemarin, gak. Rin, aktifitas di luar juga bahaya. Kita ngejaga nyawa manusia loh sekarang, lo gak inget apa kata dokter kemarin? Lo harus bed rest."

ADAPTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang