Dua Puluh Satu • Perkara

441 73 8
                                    

Dhanu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dhanu

Entah udah permen mint ke berapa yang gue kunyah sepanjang jalan pulang tapi kenapa bau nya gak hilang-hilang. Ini udah beberapa menit gue di depan gerbang dan berusaha untuk gak buat suara sama sekali supaya Erin gak sadar dan gue sedang dalam upaya menghilangkan aroma asap rokok di mulut dan badan gue.

"Mas kok gak masuk? Mbak Rin nya gak ada di rumah apa gimana?" Sial, malah ketemu orang lagi. Gue cuma menjawabnya dengan senyuman disertai dengan garukan pada tengkuk.

"Ini lagi nyari angin dulu pak..." Dia mengangguk dan masuk ke dalam rumah setelah berpamitan dengan gue.

Kayaknya gue gak bisa lebih lama dari ini, ngeri Erin nelfon terus ketauan dari tadi gue di depan rumah.

Akhirnya gue membuka kunci gerbang dan memasukkan motor setelah itu gue gembok karena gak ada niatan keluar lagi juga setelah jam segini. Semoga Erin udah tidur, tapi ini masih jam sepuluh. Kayak yang gak mungkin banget istri gue udah tidur jam segini. Gue buka pintu dengan sangat pelan lagi-lagi supaya Erin gak sadar.

Habdphone gue geter pas gue baru berhasil nutup pintu, dan pas di lihat ternyata ada chat dari aji di sana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ADAPTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang