Dua Puluh Delapan • Our Time

509 69 5
                                    

Dhanu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dhanu

Dua puluh tujuh tahun gue hidup berdampingan dengan perempuan gue tahu kalau perempuan butuh waktu yang lama untuk sekedar siap-siap. Walau gak semua perempuan di dunia kayak gitu tapi sejauh ini perempuan yang dekat dengan gue semuanya butuh waktu rata-rata tiga kali lipat lebih lama jika dikalikan dengan waktu gue untuk bersiap pergi keluar. Walau gue udah biasa dengan hal kayak gini gue masih aja belum bisa mewajarkan hal kayak gini. Gila aja gue udah kelar dari setengah jam yang lalu dan waktu gue cek ke kamar orang yang mau gue aja keluar untuk cari angin masih dasteran. Gue udah rapih ganteng kayak ABG baru pacaran begini dia masih stay di depan dresser.

"Rin..."

"Bentar Nu, ini tinggal ngerapihin rambut doang."

"Sepuluh menit gak selesai aku langsung ganti baju terus tidur." Ancam gue yang langsung mendapatkan delikan dari Erin. Gue balas menatapnya tajam.

"Masa lagi hamil disuruh buru-buru!" Begini aja baru inget kalau lagi hamil. Tadi siang gendong ikut keponakannya emang dia ingat kalau lagi badan dua terus perutnya se gede itu? Mana inget.

Pintu kembali gue tutup dan lagi-lagi gue harus menunggu Erin selesai. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, bener kan gue udah nunggu lebih dari tiga puluh menit. Itung aja selesai azan maghrib tadi gue udah kelar ngapa-ngapain.

Sepuluh menit kemudian Erin masih belum keluar daridari kamar, gue bersumpah ini panggilan yang terakhir karena setelah ini gue bakal langsung ganti baju dan otw pos ronda buat ikut kongkow sama bapak-bapak yang lagi nonton final Indonesia Open.

"Udah?" Tanya gue padanya yang sekarang malah sibuk mengabadikan gambar di cermin. Ayolah Erina.

Tapi istri gua cakep banget. Pakaian yang dia pakai sekarang buat dia keliatan kayak anak dibawah umur. Sialan, nanti kalau dijalan disebut om-om ngehamilin anak SMA gak kaget gue.

Dia melihat ke arah gue dan malah cengengesan sambil masukin handphone nya ke dalam sling bag yang mau dia bawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia melihat ke arah gue dan malah cengengesan sambil masukin handphone nya ke dalam sling bag yang mau dia bawa.

-

Karena gue sendiri bingung mau ngajak dia kemana alhasil kita berdua berhenti di salah satu taman yang gak terlalu ramai tapi kayaknya pas banget untuk nyantai. Di seberang taman yang gak terlalu besar ini ada deretan tenda penjual makanan mulai dari makanan berat sampai camilan. Mungkin ini tempat yang pas untuk ganti suasana sementara, kebetulan tadi belum sempat makan juga.

ADAPTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang