"Dhanu belum ngomong ke Erin kalau mau ngajak pergi jauh?"
"Belum, semalem cuma bilang ibu mau kerumah main Sena jadi dia ngajakin pergi biar ibu bisa berduaan sama Sena tapi gak bilang kalau perginya sampai puncak yang otomatis jauh dan lama. Erin jadi gak enak sama ibu, apalagi kalau Sena mulai rewel."
"Kebiasaan banget anak itu ya, yaudah Erin santai aja. Sena sama neneknya gak akan rewel kok, Ibu juga pernah ngurus anak kecil kok jadi Erin gak usah khawatir apalagi ini cucu ibu sendiri. Kamu santai aja, gak usah khawatir anaknya kenapa-kenapa. Lagipula Erin udah sering denger kalau ibunya gelisah anaknya juga pasti gelisah? Jadi supaya di rumah Sena gak gelisah di sana Errin harus bisa tenang juga. Paham, cah ayu? Nanti suminya biar ibu yang bilangin, kamu enjoy aja liburannya ya?"
Erin terdiam untuk sesaat berusaha untuk mencerna perkataan ibu mertuanya dan juga berusaha untuk menghilangkan kekhawatirannya sesuai dengan yang diminta oleh nenek dari putranya itu. Terasa melegakan saat mendengar bahwa Sena disana bisa tenang dengan neneknya, mungkin nanti saat sudah sampai penginapan ia akan meminta foto atau video putranya, walau sangat ingin melakukan panggilan video tapi untuk kali ini ibu satu anak itu harus menahannya karena tidak ingin Sena ingat pada dirinya dan berakhir menyusahkan neneknya.
"Habis telfonan sama ibu ya?"
"Udah tau kan?" walau perasaannya sudah sedikit lebih lega setelah berbicara dengan ibu keduanya tapi rasa kesal yang ia miliki kepada Dhanu belum berangsur hilang. Ingin sekali rasanya ia mencubit Dhanu sekujur badan untuk melampiaskan rasa kesalnya, tapi lagi-lagi harus ia tahan karena itu termasuk kekerasan. Bahaya jika ia ditangkap polisi karena laporan tersebut.
'Semua ini salahnya kalau gue gak bisa enjoy dia ajakin liburan!'
Setelah aksi basa basi yang diajukan oleh Dhanu akhirnya aksi utamanya ia lakukan, yaitu mencoba untuk menyuap istrinya sendiri dengan makanan manis kesukaan wanitanya itu. Mau tidak mau Erin menerimanya karena lagi-lagi ia yang akan merasa bersalah jika makanan dingin tersebut meleleh setelahnya mengingat Dhanu tidak mungkin memakannya sambil menyetir.
"Makan dulu mau?"
Erin menatapnya sinis karena sudah muak dengan Dhanu yang tak kunjung membicarakan intinya sedari pagi. "Bisa to the point aja gak mumpung aku masih sabar nunggu kamu kasih alibi? Apa kamu gak punya pembelaan?" mendengar ucapan ketus yang diberikan Erin nyatanya berhasil membuat Dhanu bergidik. Permasalahan utamanya jika Erin masih dalam keadaan marah sampai nanti di tempat tujuan, usahanya untuk berduaan dengan Erin setelah sekian lama berakhir gagal. Dhanu tidak rela jika semua itu terjadi.
"Ya aku emang gak punya pembelaan kali ini, aku tau aku salah gak bilang apa-apa dulu sama kamu. Di awal aku gaada niatan untuk ninggal Sena, tapi karena usul dari ibu aku jadi iyain aja. Sampai tadi pagi aku masih yakin kamu gak masalah untuk dipisahin sama Sena sehari semalem, aku lupa fakta kalau Sena sendiri nempel banget sama kamu. Jadi aku bisa maklum kenapa kamu marah banget, aku minta maaf soal itu. Mau maafin gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADAPTASI
RandomSimpelnya ini kisah ringan perjalanan Dhanu Erin setelah berganti status dari sahabat jadi pasutri. Perjalanan mereka dalam beradaptasi menerima status baru masing-masing yang terasa masih sangat canggung dan segan kepada satu sama lain. - Sequel T...