Lima • First Experience

829 100 4
                                    

Erin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erin

Mata gue gak berhenti memperhatikan gerakannya yang persis kayak orang linglung. Kacamata ada dimana dia nyari kemana, kunci motor gak pernah pindah dari depan TV nyarinya nyampe ke kulkas-kulkas, kaos kaki panjangnya beda-beda. Kewarasan putranya ayah mertua Ardian Cakrawangsa alias suami gue Ardhanu Cakrawangsa seolah ditarik keluar pagi ini. Mau sampai kapan gue gak turun tangan benerin semua kelakuannya yang buat gue pusing sendiri liatnya. Semakin lo menghindar dari gue karena semalem semakin lu gelisah Nu, liat aja. 

Dia capek sendiri dan duduk di sofa, pengdengaran gue yang gak terlalu jernih aja bisa menangkap helaan napas yang amat berat seolah dia baru aja ngangkat beban berat. Gue berjalan ke kamar dan ambil sisir sama pomade yang biasa dia pakai. Pomade yang Dhanu pake ini cuma bikin rambut agak klimis gak yang bikin kaku. Selain itu gue juga ambil kaos kaki serta sepatu yang paling cocok untuk outfit hari ini. 

Tangan gue yang terampil ini mulai bergerak mengusap gel rambut di kepalanya dan kelihatan kalau dia kaget bukan main. Tapi gak berlangsung lama sampai akhirnya dia milih diem rambutnya di apa-apain sama gue. 

Nu, deg deg annya bukan main jarak sedekat ini sama lo tau gak? Otak gue langsung memutar apa yang terjadi semalem sampai bikin pipi gue rasanya panas sendiri. Control yourself  Yerina. 

Dhanu gak berkata-kata begitupula gue, rasa canggung itu masih ada sampai sekarang. 

Tiba-tiba dia bergerak dan menegakkan badannya. "Sinian mukanya." Kata Dhanu. Gue awalnya ragu, tapi nurut juga. Lagi dia emang mau ngapain palingan ada apaan di muka gue tadi.

Gue kaget bukan main waktu tiba-tiba dia juga majuin mukanya dan entah sengaja atau enggak hidung kami bersentuhan dan gak lama satu kecupan ringan dia berikan. Setelah itu dia senyum, tapi gak lama dia langsung mundur dan nyandarin kepalanya di kepala sofa sambil nutup mukanya.

"Candu banget Rin," Katanya masih sambil nutup muka pakai tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Candu banget Rin," Katanya masih sambil nutup muka pakai tangan. Sekarang dia kayak orang gak punya tulang alias malah meleleh di sofa.

Gue narik tangannya dan langsung menarik kedua pipinya sampai dia kesakitan. Bodo, gue malu.

ADAPTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang