Sebelas • Hasil

656 92 10
                                    

Dhanu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dhanu

"Keluhannya susah tidur, mulutnya enggak enak. Badan saya jadi gampang capek, itu karena kurang vitamin atau faktor apa dok?"

"Apa ada demam?"

Gue dan Erin kompak menggeleng kemudian dokter meminta Erin untuk naik ke bed yang disediakan dan memeriksanya. Feeling gue ini sih karena stress sama kecapekan.

"Gak ada demam, gak ada radang, terus juga kondisi lambungnya baik-baik aja. Tapi kecapekan juga bisa, setelah ini saya resepkan vitamin supaya badan mbak vit lagi. Tapi selain itu saya sarankan untuk melakukan satu tes lagi, dari penjelasan mbak sama mas tadi ditambah saya melakukan tes awal dengan menekan pelan perut mbak terus mbak bilang agak sakit dan mual. Oh ya sebelum itu saya mau tanya, apa menstruasi mbak selalu lancar?"

Menstruasi? Gue gak pernah merhatiin siklus ini di Erin. Gue menoleh ke arahnya dan mata Erin seketika membesar seolah berhasil mengingat sesuatu.

"Tiga minggu dari jadwal seharusnya, saya gak terlalu merhatiin karena belakangan ini banyak yang saya pikirin. Cuma kadang saya ngerasa aneh aja kenapa saya belum datang bulan dan entah kenapa saya gak kepikiran sampai situ." Apa sih yang diomongin? Kok gue mendadak jadi kambing cengok gini.

Dokternya malah senyum-senyum ke arah kita dan mengulurkan tangan ke arah Erin. "Usianya tujuh minggu kalau dari menstruasi terakhir kalau saat mas sama mbak tes pakai alatnya hasilnya memang benar ada. Selamat... Saya ikut senang. Ngomong-ngomong mas sama mbak nya pengantin baru ya? Udah berapa lama?"

"Lima bulan. Semoga bener ya bu, saya jadi deg-deg an." Kok mendadak bego begini. Ey Ardhanu lo tuh pinter inget!

Erin jawabnya sambil senyum dan langsung berdiri, dokternya sekarang mengulurkan tangan ke arah gue dan gue balas.

Erin menarik gue keluar dan wajahnya yang sebelum agak pucat dan bete sekarang masang senyum yang cerah banget. Setelah nebus obat Erin buru-buru ajak gue ke parkiran supaya cepat sampai rumah katanya.

"Tadi bukannya disuruh beli alat, alat apaan? Gak mau mampir beli dulu?"

"Gak, gue udah punya di rumah. Ayo buruan pulang!"

"Mau ngapain si Rin?"

"Lo gak ngerti yang dimaksud dokter tadi apaan emangnya?" Gue menggeleng. Menstruasi, lama menikah, dan tujuh minggu. Apa yang gue harus sambung-sambungin dari tiga hal itu?

Gue mendengar dengusan Erin kemudian dia langsung memakaikan kepala gue dengah helm.

Gak memakan waktu yang lama untuk sampai di rumah, Erin langsung merampok kunci rumah dari kantong jaket gue dan membuka gerbang. Dia kelihatan buru-buru banget. Gue cuma mengikutinya dari belakang dan dia lebih dulu masuk. Tiba-tiba handphone gue berdering dan menunjukkan nama Hansel di layarnya.

"Kenapa?"

"Perabotan istri lo gue anter ke rumah lo aja ya? Gue mau main boleh?"

ADAPTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang