Dhanu
Gue curiga dari pagi dia beneran gak bangkit dari sofa. Entah udah berapa seri anime yang dia tonton hari ini tapi posisinya dari pagi tetap sama. Bahkan baju yang dia pakai pun masih sama, mandi aja kayaknya gak 'sempet'.
Bukannya bumil yang udah hamil tua apalagi udah lewat tanggal HPL gini tuh harus banyak gerak biar bayinya cepet turun ya?
"Dari jam tujuh ketemu jam tujuh lagi kamu gak gerak juga dari situ, Rin?" tanya gue sambil berdiri di hadapannya. Dia hanya melirik gue sebentar dan melanjutkan tontonannya. Gue pikir waktu dia bilang bosen drakor tontonannya udah gak ada lagi, ternyata malah ganti ke serial animasi Jepang. Berawal dari series Naruto dan sekarang entah udah apa yang dia tonton. Gue curiga tiga season series hiburan masa kecil gue itu udah dia tamatin selama seminggu dan lengkap dengan film-film nya.
Gue menarik ponselnya karena dia kayak gak ada niatan buat menanggapi teguran gue. "Dhanu!" gue tidak menjawabnya dan memasukkan ponsel tersebut ke saku gue.
Dia berdecak dan gue sama sekali gak punya penyesalan karena buat dia kesel sekarang.
"Ganggu aja kami tuh tau gak?! Sini balikin!"
"Gak. Aku nyuruh apa tadi pagi? Aku nyuruh kamu mandi, terus ke rumah mama atau ngobrol-ngobrol di depan sama ibi-ibu yang lain biar ada kegiatan lain selain nontonin anime. Kamu gak punya alasan kalau kamu sibuk di rumah soalnya semua kerjaan rumah udah aku kelarin tadi pagi mulai dari beres-beres sampai nyuci baju." Erin diam, walau kelihatan kesal tapi dia mengakui kalau dia gak dengerin apa yang gue suruh tadi pagi.
Gue bersyukur kita berdua dapat rumah di lingkungan ini karena lingkungan ini gak kayak komplek-komplek biasanya yang isinya kayak rumah kosong semua. Masih banyak interaksi di lingkungan rumah kami, mulai dari ibu-ibu yang suka ngobrol di teras rumah nya, suara anak-anak main yang hebohnya kayak apaan tahu setiap hari, kegiatan kemasyarakatan juga masih jalan. Sayangnya baik gue sama Erin, kami berdua sama-sama punya kesibukan sehingga jarang punya waktu untuk bersosialisasi di lingkungan ini. Sekalinya ada Erin gak gunain itu dengan baik dan malah sibuk maraton tontonannya yang berbagai jenis itu, padahal dia termasuk orang yang gampang akrab sama orang baru. Ah lingkungan ini harusnya bukan orang baru lagi untuk gue dan Erin.
"Mandi sekarang, habis ini kita jalan-jalan keluar cari angin sama olahraga. Aku yakin seharian kamu gak keluar rumah." Lagi-lagi gue mendapatkan decakan darinya, namun dia tetap menjalankan apa yang gue titah kan barusan.
Hari ini sama seperti hari biasanya, pekerjaan gue mungkin bertambah tapi rasanya gak terlalu berbeda. Mungkin karena fokus gue dua minggu terakhir terbagi antara kantor dan rumah jadi entah itu banyak atau enggak gue sadar. Selama di kantor gue gak bisa tenang memikirkan apa gue melewatkan sesuatu di rumah, apa Erin udah mulai ngerasain tanda-tanda harus ke rumah sakit, apa dia masih ngapa-ngapain di rumah atau ada apa-apa di rumah tapi Erin gak bisa ngapa-ngapain. Pokoknya gue gak tenang sampai kayaknya setiap menit gue harus tahu kabarnya, bahkan sampai Erin sendiri protes saking parno nya gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADAPTASI
RandomSimpelnya ini kisah ringan perjalanan Dhanu Erin setelah berganti status dari sahabat jadi pasutri. Perjalanan mereka dalam beradaptasi menerima status baru masing-masing yang terasa masih sangat canggung dan segan kepada satu sama lain. - Sequel T...