Dua Puluh Dua • Bintang

466 70 16
                                    

Erin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Erin

Beberapa hari setelah kejadian bau rokok itu gue gak lagi nyium bau rokok lagi di Dhanu. Kita juga gak ada masalah setelah hari itu, tapi gue masih nunggu dia untuk cerita soal kenapa dia harus konsumsi benda berasap yang baunya bikin pusing itu. Gue gak bahas lagi dan Dhanu ikutan gak bahas, sialnya dia bukan malah cerita dan buat gue penasaran.

"Rin tolong hp ketinggalan di kamar!" Kebiasaan. Udah rapih ada aja yang ketinggalan. Gue yang sebelumnya lagi di dapur langsung jalan ke kamar buat ambil hape nya sedangkan dia di depan lagi pakai sepatu mau berangkat. Hari ini katanya dia bakal naik busway gara-gara ada aturan ganjil genap makanya berangkat lebih pagi dari biasanya.

Waktu gue liat ke kamar handphone Dhanu nyala dan langsung nunjukkin notifikasi yang sukses buat badan gue nge freeze untuk sesaat.

Tanpa harus gue buka gue tau siapa orang di balik kontak yang dinamain 'Bintangku' sama Dhanu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa harus gue buka gue tau siapa orang di balik kontak yang dinamain 'Bintangku' sama Dhanu. Kontak yang sempat gue ketawain beberapa tahun yang lalu karena namanya bikin geli ini sekarang muncul ke permukaan lagi setelah Dhanu dan orang ini udah gak kontakan lama.

Gue gak tahu kenapa kontaknya masih di simpan sama seperti beberapa tahun lalu. Mereka udah putus bahkan tiga tahun sebelum Dhanu lamar gue. Gue tau dia satu-satunya mantan Dhanu dan yang jelas dia mantan terindahnya Dhanu. Mereka putus sepihak sampai Dhanu baru bertahun-tahun baru bisa lupain.

Gue gak nyangka kalau Dhanu masih simpan nomernya dengan nama yang sama. Wajar kan kalau gue kecewa sama apa yang gue lihat?

Dengan cepat gue langsung berjalan ke depan. Gak tau apa yang bakal gue ucapkan ke Dhanu setelah ini, yang pasti bukan perkataan baik. Gue kalut sekarang demi apapun.

"Yaudah gue berang–"

"Bintang sekarang satu kantor dan satu divisi sama lo kan Nu?" Masa bodo mau telat kek, gue perlu omongin ini.

Dia kelihatan kaget dan gak jadi buka pintu rumah.

"Sorry gue lupa kasih tau lo, iya kita se kantor dia gantiin mbak Monic. Tapi gue seriusan gak ada apa-apa sama dia Rin, gak lebih dari partner kerjaan,"

ADAPTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang