Chapter 03

27 9 0
                                    

"Maafin Tae Pa, Ma"

"Maafin Tae hiks..Papa jangan pergi"

"Mamaaaaa..."

Racauan Tae yang telah lama hilang, malam ini justru kembali lagi terjadi.  Racauan di tengah lelapnya yang dipicu oleh kecelakaan yang menimpa orang tuanya dulu.

Dari kecelakaan itu, ia mengalami trauma dan salah satunya ia akan bermimpi buruk tentang kejadian itu.

Memang kondisinya jauh lebih baik, terlebih sejak ia menikah dengan Qina. Namun, malam ini tiba-tiba saja mimpi itu kembali datang menghampiri.

"Tae kamu mimpi lagi ya" ucap Qina yang langsung mendekap tubuh suaminya dengan erat

"Tenang Tae, semua akan baik-baik saja, ada gw--istri Lo" ucap Qina lagi dengan mengecup kening Tae yang masih terpejam namun ia menangis

"Semua akan baik-baik aja, tenang ya, Lo gak salah, semuanya udah takdir" ucap Qina sembari mengusap surai Tae dengan lembut

Tindakan yang Qina lakukan, cukup dapat meredakan emosi dalam alam bawah sadar suaminya.

Ini terbukti dengan tangisan Tae yang kian mereda. Juga dengan kondisi Tae yang kian tenang.

Qina terlihat tenang melihat suaminya yang sudah membaik. Ia memeluk tubuh suaminya yang dalam kondisi shirtless itu hingga pagi tiba.

"😘" Tae mengecup seluruh wajah Qina ketika ia bangun lebih dulu

"Emmh" lirih Qina dengan mata yang masih terpejam atas tindakan yang Tae lakukan

"😘" Tae kembali mengecup leher jenjang istrinya itu

"Tae...geli..udah tidur lagi ih" ucap Qina protes sembari menepuk punggung suaminya itu

"Eemm enggak sayang, udah kamu aja yang tidur aku mau nidurin temen aku yang bawah😏" jelas Tae diakhiri smirk yang ia perlihatkan pada Qina

"Astaga udah deh jangan aneh-aneh, besok lagi aja, semalem kan udah" jelas Qina

"😘" Tae tak menggubris dan lanjut mengecup setiap detail tubuh istrinya itu

Qina sudah kepalang malas untuk mengomel. Ia tahu betul gelagat suaminya itu, jika menginginkan sesuatu maka memang harus terpenuhi.

Ia sampai tak habis pikir, bagaimana bisa suaminya itu selalu memiliki hasrat yang tinggi tiap kali ada kesempatan untuk melakukan hal itu dengan dirinya.

"Sayang, siap-siap ya ini intinya" ucap Tae

"Aih..tunggu dulu, sakit banget" ucap Qina

"Yaudah aku lebih pelan sayang, maaf ya" jelas Tae mengecup kening Qina sekilas

Baru saja Tae akan memulai lagi aksi yang sempat tertunda. Tapi, sepertinya kali ini adalah waktu yang tidak tepat.

Tring (suara telepon) !

"Bentar sayang, Mapang telepon terus nih, gw angkat dulu" ucap Qina

"Yaudah angkat aja, sambil aku beraksi kan gapapa" ucap Tae yang langsung kembali beraksi

"Halo Mapang" seru Qina di telepon

"Aduh Tae.. pelan-pelan" bisik Qina pada Tae

"Haaah Mapang sama Pangsit udah di depan rumah Qina?!" seru Qina dengan raut wajah terkejut dan melotot ke arah Tae yang berada di atas tubuhnya

"Kenapa? Mapang dah di depan?" tanya Tae bisik-bisik

"Iya-iya bentar Mapang, ini Tae mau turun bukain pintu" seru Qina yang langsung menutup teleponnya

SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang