Chapter 16

23 7 1
                                    

"Buluk lo pulang ke rumah gw dulu aja ya ?" tawar Yoon pada Qina setelah tangis adiknya itu reda

"Emang boleh bang?" tanya Qina

"Boleh lah, asal ga lo jual aja rumah gw" ucap Yoon berusaha melucu

"Bang Yoon" seru anggota Micdrop yang hampir serempak

"Padahal gw niatnya bercanda, malah pada ngamuk" ucap Yoon

"Hahaha, bercandaan lu kriuk banget bang" seru Qina yang kini sudah bisa sedikit tersenyum

"Gapapa garing yang penting Lo bisa senyum lagi buluk" batin Yoon mengusap surai Qina

"Kalo Lo gamau ke rumah bang Yoon, ke rumah gw aja Qin" seru Jeon

"Gak dulu Jeon nanti gw jadi nyamuk diantara Lo sama Christyn, ogah banget 😂" jawab Qina

"Bener tuh, mending ke rumah gw Qin" ucap Jimin

"Gw makin naik darah yg ada kalo ke rumah Lo bang Jim, maaf ni bang gw masih sensitif kalo ketemu istri Lo" ucap Qina sedikit tak enak pada Jimin

*Malam harinya

Tae memasuki rumahnya dengan senyum yang terulas lebar. Ia melangkahkan kakinya menuju kamar utama, kamar miliknya dan Qina.

"Qinaa..." seru Tae sesaat setelah memasuki kamar, namun tak ada sautan dari Qina

"Qinaa kamu dimana sayang?" seru Tae lagi kali ini dia keluar dari kamar dan menuju ke arah dapur

"Apa si jangan teriak-teriak" seru Qina seraya keluar dari toilet yang berada di dapur

"Akhirnya ketemu juga," ucap Tae mengulas box smile setelah melihat keberadaan Qina

"Udah pulang?, Tumben" sapa Qina

"Iya, aku kangen istri ku soalnya" ucap Tae sembari memeluk Qina dari arah depan

"Emm gw gak bisa nafas, bisa lepasin ga?" protes Qina

"Gak mau, aku kangen banget sama istriku ini", ucap Tae yang terus kekeh memeluk istrinya dan mengecupi surai Qina lagi dan lagi

"Qina sayang, aku minta ma--" ucap Tae yang belum sempat terselesaikan

"Em ayo makan dulu, pasti laper kan" ucap Qina memotong pembicaraan Tae

"Aa bener juga, aku laper banget, yaudah ayok" ucap Tae yang melepas pelukannya pada Qina dan berjalan mengikuti Qina menuju ruang makan

Qina mengurungkan niatnya untuk menginap di rumah sang kakak. Entah apa yang dipikirkannya hingga ia masih saja enggan untuk meninggalkan rumah ini.

Sekalipun, sikap Tae yang sudah terlewat batas. Hingga menyebabkan dirinya kehilangan calon buah hati mereka. Namun, realitanya Tae yang kini ia temui menjadi sangat manis seperti dulu.

"Loh, makannya udah?, Aku buatin susu hamil ya,?" tawar Tae yang kini sudah berdiri hendak membuat segelas susu untuk Qina

"Hm..gw udah minum kok tadi sebelum makan, jadi gausah" ucap Qina beralasan

"Oh yaudah, kalo gitu aku ke kamar dulu ya mau mandi" ucap Tae mengecup kening Qina sekilas sebelum ia beranjak ke lantai 2

"Rasanya berbeda, gw merasa ini gak seperti dulu" batin Qina sembari melamunkan sikap Tae dalam duduknya

"Kenapa Tae balik lagi seperti dulu, tapi hati gw merasakan adanya perbedaan" batin Qina lagi

Ting Tong (suara bel pintu)

Bel pintu itu mengaburkan lamunan Qina. Dan membuat Qina bergegas untuk membukanya.

Beberapa saat kemudian, Tae telah selesai mandi. Sedangkan Qina, kini ia telah berada di kamar dan berada di meja riasnya sibuk mengaplikasikan skincare sebelum tidur.

SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang