Keputusan Qina telah bulat padat, tak bisa lagi diganggu gugat. Dirinya dengan secepat kilat telah melajukan mobilnya ke sebuah gedung yang perawakannya tak asing. Gedung pertama yang ia sambangi adalah gedung sumber berkas itu berasal.
Qina berlari tergesa, ke sana kemari dari satu ruang ke ruang lain di gedung ini. Hingga ia berakhir di satu ruang dengan dekorasi yang menenangkan. Tiga puluh menit berlalu, Qina akhirnya keluar dari ruangan itu.
Dia terduduk lemas dan termangu di sebuah bangku. Tangannya menggenggam erat ponsel yang menampakkan potret berkas itu di layar. Netranya terlihat begitu berusaha menahan bulir bening yang bersikeras menetes detik itu juga.
"Ini belum seberapa Qina, Lo harus kuat. Lo harus tahu segalanya secara clear, baru Lo bisa buat keputusan yang tepat" ucap Qina menguatkan dirinya sendiri dan kembali berdiri untuk melanjutkan langkahnya
Qina kembali mengemudikan mobilnya menuju agent pemasangan cctv yang namanya telah ia lihat di nota yang tak sengaja berserakan di meja kerja suaminya. Butuh waktu kurang lebih satu jam untuk sampai di tempat itu.
Qina tak suka berbasa-basi, ia langsung mengatakan maksud kedatangannya pada salah satu karyawan di sana. Kemudian, dia diantarkan pada sebuah ruangan di ruangan itu.
Berbincang dengan seorang pria paruh baya kurang lebih dua puluh lima menit. Hatinya kembali terguncang setelah keluar dari ruangan itu, kali ini ia biarkan bulir bening mengalir bebas membasahi pipinya. Rupanya perbincangan di dalam cukup kuat untuk membuat Qina sedemikian rupa rapuhnya.
"Ya Tuhan, kenapa seperti ini😭" ucap Qina sembari menangis berpegang pada kemudi mobil yang belum juga ia jalankan
"Apa yang harus gw lakuin sekarang, ini berat sekali" lanjutnya lagi
Di tengah tangis dan kebingungannya, ponsel Qina berdering. Mengacaukan gegap sedih yang tengah di rasanya. Dia menyeka air matanya dengan cepat, setelah melihat nama itu muncul di layar ponselnya.
"Iya nanti ya, aku sedang pergi sebentar untuk belanja bahan masakan" ucap Qina pada Tae di seberang sana
"Aku tidak apa-apa kok, hanya kedinginan saja AC mobil ku terlalu dingin makanya suaraku sedikit serak" ucap Qina beralasan
"Yasudah ya, jangan pulang terlalu malam" ucap Qina sebelum mengakhiri telepon itu
Setelah telepon berakhir, Qina kembali mengemudikan mobilnya. Kali ini ia memang akan pergi berbelanja, sebab Tae tiba-tiba saja menginginkan nasi goreng sosis super dan salad buah buatannya.
Qina masih berusaha tegar dan menguatkan diri. Mencoba untuk bersikap seolah tak terjadi apapun antara dirinya dan Tae. Meskipun, hari ini ia memperoleh banyak jawaban atas segala pertanyaannya, dia tetap memilih diam.
Pukul 18:00 waktu setempat Qina usai menyelesaikan masakannya. Kurang lebih dua puluh menit lagi suaminya akan sampai di rumah. Sembari menunggu Qina memutuskan untuk menonton TV.
Pas sekali di waktu-waktu begini pasti ada acara berita untuk menyambut akhir tahun. Dan yang paling Qina nantikan ada ulasan segala bentuk kejadian satu tahun ini yang akan diputarkan kembali dalam satu tayangan.
Qina tampak memicingkan netranya pada satu putaran berita yang cukup menyita perhatiannya. Namun, hal itu tak berlangsung lama hingga suara bariton sang suami menginterupsi fokusnya.
"Serius banget lihat tv nya, sampe suami dateng gak tau" ucap Tae lembut dengan suara bariton dari arah belakang tepat di samping telinga sang istri
"Astaga..ya tuhan" kagetnya Qina yang langsung terperanjat karena suara sang suami
"Sayang suara ku ga nakutin loh, kok malah kaget?!" ucap sang suami sedikit kesal
"Ya akunya kaget tiba-tiba kamu ada di belakang, bukan karena suara mu" ucap Qina
"Yasudah iya, sini dulu" ucap Tae membentangkan kedua tangannya lebar-lebar meminta Qina untuk memeluknya tanpa kata
"Dasar manja" seru Qina namun ia tetap menghampiri Tae dan memberinya pelukan hangat
"Gapapa lah sayang, sebelum anak kita hadir aku mau terus manja denganmu. Nanti kalau anak kita sudah hadir kamu pasti akan lebih memanjakan dia daripada suami mu ini" jelas Tae sembari masih terus memeluk Qina erat
"Anak.." ucap Qina lirih
"Iya sayang anak kita nanti, kamu mau anak kita lelaki atau perempuan sayang?" lanjut Tae yang kini menatap Qina lekat setelah mencium kening istrinya dengan penuh khidmat
"Tae mending kamu mandi dulu, terus makan nanti nasi gorengnya keburu keras ga enak" ucap Qina mengalihkan pembicaraan
"Aa iya juga ya, yasudah aku mandi dulu ya sayang" ucap Tae beranjak pergi ke kamar utama
"Tae bajunya aku siapin di atas ranjang ya, aku lanjut ke dapur dulu menyiapkan makan malam di meja makan" seru Qina setelah beberapa saat sang suami terperangkap di bathroom untuk membersihkan tubuhnya
"Iyaa sayangku, terimakasih ya" seru Tae balik dari dalam bathroom
"Sayang ini enak sekalii, istri ku sekarang pintar memasak ya"puji Tae setelah menyuap satu sendok penuh nasi goreng ke mulutnya
"Iyalah kan belajar, makannya pelan-pelan aja nanti keselek" ucap Qina sembari mendekatkan segelas air putih pada Tae
"Makasih sayang," ucap Tae dalam kondisi mulutnya yang masih penuh makanan
Qina menyantap makanan sembari menatap Tae dengan sedikit senyum. Namun, hatinya ngilu bak tergores benda tajam. Mengingat sekelebat fakta yang ia ketahui seharian tadi.
Selesai makan malam keduanya bersantai di ruang tengah. Dengan Tae yang merebahkan dirinya di sofa dan menyandarkan kepalanya di paha mulus sang istri. Qina perlahan mengusap lembut surai suaminya itu.
"Tae gimana tadi, kerjaan lancar?" tanya Qina
"Sayang makin kamu bersikap terlalu lembut begini makin aku terbang ke langit tau tidak, lama-lama aku bisa gila karena terlalu bahagia☺️" ucap Tae merespon pertanyaan Qina
"Kau ini berlebihan, apa aku dingin lagi saja seperti dulu agar kau tidak jadi gila ?" tawar Qina dengan wajah tanpa dosa
"Itu sih gimana nyamannya kamu aja sayang, mau kamu yang dulu ataupun sekarang toh aku tetap cinta sama kamu ga akan ada yang berubah 😘" ucap Tae mengecup tangan Qina yang digenggamnya
"Ish dasar...jadi bagaimana kerjaan mu tadi ?" ucap Qina mengulang tanya
"Lancar sayang semua aman dan selesai dengan perfect" jawab Tae dibarengi senyum kotaknya yang merekah
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)
FanficSebuah kisah pendek mengenai kehidupan Qinazia Coolisty dan sang suami Taerivan Ammarzidan yang telah berhasil menikah di ending season 1. Menceritakan kehidupan pernikahan kedua sejoli itu, tingkah Qina dan dunia per-ngidamannya yang ada-ada saja...