Chapter 07

22 5 0
                                    

Kurang lebih tiga puluh menit berlalu Tae sudah berada di kantor Qina. Tinggal menunggu beberapa detik saja istrinya itu pasti akan muncul.

Benar saja, dari kejauhan Qina terlihat berjalan dengan wajah yang muram dan bercampur kekesalan.

Tae sudah malang was-was jika penyebab istrinya demikian adalah dirinya. Tapi, begitu menyadari ia tak berbuat salah hatinya kembali tenang, dan ia melirik pada segelas cokelat hangat yang ia beli di perjalanan tadi.

"Ayok buruan pulang" seru Qina dengan raut wajah seperti tergambar tadi

"Cium tangan dulu sayang sama suami" ucap Tae sedikit berhati-hati takut-takut jika Qina marah karena mood nya yang sedang tidak baik

Qina tak berucap dan langsung mencium punggung tangan suaminya itu. Begitu juga dengan Tae, ia langsung mengecup kening Qina dan memeluknya sebentar.

"Istri yang baik, ini minum dulu" ucap Tae sembari mengacak lembut surai Qina dan memberikan segelas coklat hangat yang tadi ia bawa

"Wahh hot chocolate, thank you 😀" ucap Qina sumringah menerima segelas cokelat hangat itu

Tae hanya mampu mengangguk sebagai jawaban. Dan langsung merengkuh pinggang Qina untuk berjalan menuju mobil.

Qina terlihat nyaman berjalan dengan posisi demikian sembari meneguk sedikit hot chocolate miliknya.

Sesampainya di dalam mobil, barulah Tae membuka pembicaraan yang berkaitan dengan wajah istrinya yang muram dan kesal itu.

"Sayang gimana hari ini? Ada masalah ga sama kerjaan kamu?" tanya Tae dengan suara yang lembut sembari salah satu tangannya menggenggam tangan Qina sedang yang lain memegang stir mobil

"Hm, ada yang bikin gw kesel tuh atasan gw, masa ya acara buatan tim gw kena revisi abis-abisan soal bintang tamu, hampir setengah hari ini cuman ngurus pergantian bintang tamu doang" jelas Qina dengan kesalnya

"Terus ya, parahnya lagi semua usulan bintang tamu dari tim gw tuh ditolak sama tuh orang, dan dia belum ngasih bintang tamu fix ke tim gw sampai kita pulang tadi" jelas Qina merampungkan ceritanya

"Hm mau aku bikinin stasiun tv sendiri aja sayang? Biar kamu gak pusing ngadepin bos?" ucap Tae memberi penawaran

"Enggak jangan dulu, gw masih harus banyak belajar sebelum jadi CEO tv sendiri" ucap Qina sebagai jawaban

"Yaudah kalau udah siap bilang aku ya sayang, kita akan buat itu sama-sama" ucap Tae sembari menatap Qina sebentar

"Biar kamu gak pusing karena masalah bos, tapi seenggaknya aku jemput kamu jadi hari kamu sedikit berwarna karena ketemu aku😎😁" ucap Tae mengulas box smilenya

"Yee apaan sih,PD lo" ucap Qina datar dengan terus meneguk coklat hangat

"Bilang iya aja susahnya kayak bikin candi" ucap Tae lesu

"Yaudah iya, ngambeknya gampang banget kaya ABG" ucap Qina lagi

"Ikhlas gak bilang iyanya?" tanya Tae dengan raut yang masih kesal

"Ikhlas" ucap Qina

Tae tiba-tiba menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dan menatap Qina. Dengan satu tangan yang menggenggam tangan Qina, seraya berkata..

"Kalau ikhlas aku minta hot chocolate nya" ucap Tae

"Yaudah ini, kenapa mesti berhenti segala 😕" ucap Qina bingung sembari menyodorkan hot chocolate ke Tae

"Maunya hot chocolate dari sini" ucap Tae seraya menarik Qina untuk lebih dekat dengannya dan langsung mencium bibir Qina yang kini terdapat perisa coklat

SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang