Chapter 23

10 4 0
                                    

Sesampainya di rumah Qina langsung menuju kamar utama. Rasanya sudah lama sekali dirinya tak menjajaki rumah ini. Kurang lebih sejak terjadinya segala huru-hara dalam rumah tangganya dengan Tae.

Meskipun, nantinya dia juga akan berakhir meninggalkan rumah ini begitu juga dengan penghuninya. Sikapnya ini hanyalah usahanya untuk melepaskan Tae yang berhubungan dengan wanita itu.

Bukan, ini tidak seperti dugaan kalian. Qina melakukan itu agar Tae tau rasanya kehilangan, ditambah nantinya ia juga akan meninggalkan Tae.

Selain itu, Qina ingin Tae merasakan resiko atas apa yang diperbuatnya. Toh, sampai sekarang dia tak bisa memilih dengan tegas antara dirinya dan wanita itu. Tae terus memilih untuk berada diantara keduanya.

Sedangkan Qina, ia tak bisa diperlakukan demikian. Prinsipnya adalah hidup itu tentang pilihan, tetapi jika suaminya itu tak bisa memilih dalam hal ini berarti Qina bukan lagi prioritas di hidup sang suami. Lalu, untuk apa ia harus mempertahankannya? Bukankah itu tidak masuk akal.

Dan soal honeymoon di Paris, Qina sudah mempertimbangkannya. Ia melakukan itu saat dirinya tidak berada dalam masa subur, kecil kemungkinannya untuk hamil. Jadi, rencananya pasti akan berjalan lancar.

"Ah sudah lama sekali rasanya" seru Qina begitu sampai di kamar utama

"Kamu rindu kamar kita ga sayang?, Aku tidak pernah tidur di sini selama kamu tidak pulang" sahut Tae sesaat setelah memasuki kamar

"Ya lumayan, kenapa? Kau tidak mau mengingatku?" tanya Qina menatap Tae sedikit tajam

"Bukan begitu sayang, aku hanya takut akan semakin merindukanmu. Di kamar ini selalu kita habiskan banyak waktu bersama, mana bisa aku tidak mengingat mu kalau masuk ke sini" jelas Tae sembari memeluk Qina

"Cih..waktu itu saja lu tidur di pangkuan tuh cewek Tae, sekarang bisa-bisanya lu ngomong begini" batin Qina masih dalam posisi di pelukan Tae

"Sudah jangan berbasa-basi, tidur saja, apa kau tidak lelah?" ucap Qina mengalihkan topik pembicaraan dan menatap Tae sembari melepaskan pelukannya

"Tidak, dengan melihat istriku saja lelahku hilang seketika sayang"ucap Tae tersenyum

"Sudah jangan gombal, kita ini sudah bukan remaja lagi Tae" ucap Qina yang merebahkan diri di ranjang

"Tapi kamu masih sangat cantik sayang, seperti pertama aku melihat mu" sahut Tae dengan nada menggoda sembari merebahkan diri dengan memeluk Qina

"Hm Tae ada hal yang ingin kau ceritakan tidak padaku?" tanya Qina tiba-tiba saja

"Ada sayang, aku ingin bercerita tentang sebenarnya aku itu.." ucap Tae menahan kata terakhirnya

Qina berbalik menatap Tae dengan intens, berharap suatu hal penting akan ia dapatkan dari ucapan sang suami.

"Aku itu seneng banget kamu balik lagi ke sini, aku masih gak nyangka dan gak percaya kita bisa sama-sama lagi sayang. Aku takut semuanya akan hancur, bagaimana dengan aku nanti, mana bisa aku harus benar-benar tanpa kamu" jelas Tae menangkup pipi Qina dengan mata yang sudutnya sudah dipenuhi air bersiap untuk ia jatuhkan di pipinya

"Aku penasaran kenapa kau mencintaiku, apa alasan mu Tae?? Aku sungguh tidak bisa memikirkannya atau bahkan memahaminya??" ucap Qina menatap Tae dengan netranya yang terlihat sendu

"Ya karena cuma kamu sayang, cuma kamu yang bisa buat aku jadi seperti ini karena cinta. Buat aku langsung memilih untuk menikahi mu, rasanya sejak ada kamu di hidupku semuanya jadi lebih berharga terutama waktuku untuk bisa bersamamu sayang", jelas Tae panjang lebar sembari mengecup kening Qina lama sebelum kemudian kembali memeluknya erat

SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang