Chapter 05

21 7 0
                                    

*04.00 malam *

Qina terbangun dari tidurnya, ia merasa lapar untuk ketiga kalinya sejak ia dan Tae mulai tidur di sofa.

Tepatnya sejak pukul 09.00 malam tadi, Qina lapar dan ingin makan nasi goreng beruntung masih banyak yang buka di jam tersebut.

Yang kedua terjadi pukul 12 malam. Lagi-lagi ia harus membangunkan suaminya untuk mencarikan steak daging sapi. Tae masih beruntung karena ada resto yang buka 24 jam.

Dan sekarang yang ketiga kalinya Qina membangunkan Tae untuk alasan yang sama.

"Taee..." seru Qina membangunkan Tae

"Hm kenapa sayang, bobo lagi gih sini aku peluk" ucap Tae dengan mata yang terpejam dan tangan yang berusaha meraih tubuh Qina

"Em..aku laper lagi deh" ucap Qina sembari memegangi perutnya

"Tadi kan udah makan 2x sayang, banyak lho tadi kamu makannya" ucap Tae yang pada akhirnya terbangun juga

"Yaudah deh gak jadi" ucap Qina merajuk

"😘" Tae mengecup kening Qina yang tengah merajuk

"Anak papa mau makan apa kamu nak?" ucap Tae sembari mendekatkan  kepalanya pada perut Qina dan mengusapnya lembut

"Sate padang, gw mau mau sate padang sama telor mata sapi" seru Qina tanpa memandang Tae

"Yaudah iya aku coba cari deh ya, kalo telornya aku buatin aja. Kalo cuma telor mah aku udah agak bisa" jelas Tae sembari mengusap perut Qina dan surai Qina sekilas kemudian pergi

Tae pergi mencari sate padang yang diinginkan istrinya itu. Meskipun agak susah tapi, yasudahlah ya ini semua juga demi istri dan calon anaknya.

Sementara Qina, ia tak bisa melanjutkan tidur karena hasratnya untuk makan begitu besar. Sejak Tae pergi tadi, ia hanya terduduk di ranjang sembari mengusap-usap perutnya.

Perut yang sudah satu bulan ini terdapat calon buah hati dirinya dan Tae. Qina layaknya calon ibu pada umumnya, ia benar-benar bahagia menantikan kehadiran calon buah hatinya.

Terlebih baru beberapa bulan sejak pernikahannya dengan Tae, ia langsung diberikan kepercayaan oleh Yang Maha Kuasa untuk mengandung calon buah hatinya.

"Nak, saat kau lahir nanti kau pasti akan sama bersyukurnya seperti mama, karena punya papa Tae yang sayang sama kita" ucap Qina sembari mengusap perutnya

"Papa kamu itu orang yang perhatian dan bertanggung jawab, dia selalu menepati janjinya untuk mama" ucap Qina lagi

"Tapi, mama kadang takut, takut kehilangan Papa kamu, seperti dulu" ucap Qina lagi dan lagi

Kurang lebih satu jam berlalu dan Tae baru saja pulang dari pencariannya terhadap sate padang.

"Sayang, nih sate padangnya, untung masih ada yang jual" ucap Tae menghampiri Qina di ranjang

"Emang tadi belinya dimana?" tanya Qina

"Itu di dekat kompleks perumahannya  Joon" jawab Tae

"Buset jauh banget pantes aja lama" batin Qina

"Yaudah ayok ke dapur sekalian aku buatin telor mata sapinya, kamu udah laper banget pasti karena aku kelamaan" jelas Tae yang meraih tangan Qina

*Di dapur*

*Di dapur*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cuman pengen nyium aromanya aja, lauknya sih pengen telur doang" jawab Qina sembari menyuap nasi dan telur serta mencium aroma sate padang berbumbu di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cuman pengen nyium aromanya aja, lauknya sih pengen telur doang" jawab Qina sembari menyuap nasi dan telur serta mencium aroma sate padang berbumbu di depannya

"Haa? Cuma mau nyium aromanya aja sayang? Serius gak mau di makan?" tanya Tae dengan raut tak habis pikir dengan tindakan istrinya itu

"Iya, yaudah makan aja deh buruan nemenin gw makan" ucap Qina menyodorkan sepiring nasi padang ke Tae

"Aku gak laper sayang, lagi pula ini pedes" ucap Tae menyodorkan kembali sate padang itu ke Qina

"Nih makan gw ambilin nasi, itu udah gak pedes" ucap Qina sembari memberi semangkuk nasi dan sepiring sate padang yang telah ia singkirkan saus pedasnya

"Makasih sayangku" ucap Tae yang langsung sumringah melihat tindakan  Qina untuknya

"Em, apa ada masalah di Micdrop atau perusahaan?" tanya Qina secara tiba-tiba

"Enggak sayang semua baik-baik aja, kenapa memangnya?" ucap Tae menanggapi

"Em kau meracau lagi malam itu" ucap Qina dengan ragu

"Benarkah?, tapi aku benar-benar baik-baik saja" ucap Tae menggenggam tangan Qina untuk meyakinkan

"Jangan dipendam sendiri kalo ada masalah" ucap Qina

"Ada gw, istri Lo" ucap Qina lagi

"Iya sayang, tenang aja" ucap Tae dengan box smile nya

"Kasih tau gw kalo perlu apa-apa, gw gak suka jadi cenayang" ucap Qina sembari terus memakan makanannya

"Sayang, aku baik-baik aja, jangan terlalu cemas, kau sedang hamil" ucap Tae mengusap lembut pipi Qina

"Gw gak khawatir, cuma gw gak mau aja anak kita cuma hidup sama gw" ucap Qina mengelak

"Sayang itu gak akan terjadi, aku janji kita akan sama-sama terus, aku kamu dan anak-anak kita nanti" ucap Tae mengecup kening Qina

"Aduh mata gw kelilipan, gw cuci muka dulu" ucap Qina beralasan

"Gw gaakan pergi kemanapun Qin" batin Tae

"Lo harus tepatin janji lo Tae harus!" gumam Qina lirih sembari membasuh wajahnya karena mata yang berkaca-kaca

SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang