Chapter 18

27 6 4
                                    

Setelah mengulas senyum itu pada Tae, Qina hendak beranjak pergi. Namun, suara Tae dan cekalan pada pergelangan tangannya membuat ia harus mengurungkan niat itu.

 Namun, suara Tae dan cekalan pada pergelangan tangannya membuat ia harus mengurungkan niat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tae tak berniat mengejar wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tae tak berniat mengejar wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu. Ia membiarkan wanita itu pergi dari hadapannya begitu saja.

Sedangkan ia, menatap hamparan lautan dengan senyum yang menyiratkan kesedihan. Tak ada satu kalimat pun yang keluar dari bibir manis Tae setelah Qina pergi dari hadapannya.

Dan Qina, ia memilih untuk pergi ke rumah abangnya-Yoon. Ia tak mungkin pulang ke rumah orangtuanya, masalah ini saja belum ia ceritakan pada mereka.

Qina masih takut, takut orangtuanya akan kecewa mendengar dua berita buruk tentang kehidupan anak perempuan mereka.

Yang gagal menjadi calon ibu sekaligus wanita yang tak mampu mempertahankan apa yang sudah berusaha ia bangun dengan lelaki yang selama ini ia percayai sebagai dunianya.

Ting Tong

Beberapa saat kemudian pintu terbuka, mendapati sosok lelaki yang begitu mirip dengan Qina. Yah Qina sampai di rumah Yoon dan Yoon langsung memeluk adiknya yang tengah rapuh itu dengan erat.

"Semua akan baik-baik aja buluk, semua akan berlalu dengan cepat, ayo lalui ini bareng gw ya" ucap Yoon sembari memeluk Qina erat

Qina menangis dalam diam di dekapan Yoon. Air matanya mengalir membasahi baju sang kakak, tanpa ada suara isakan yang keluar dari bibir manisnya.

"Gw bakal ada buat Lo buluk, maafin gw karena gw ikut andil dalam hidup Lo, seandainya dulu Lo gak ketemu dia pasti semuanya gaakan sesakit ini buat Lo" ucap Yoon lagi sembari mengusap lembut punggung Qina yang masih berada dalam pelukannya

"Maafin Abang ya.."ucap Yoon lembut sekali tak seperti ia biasanya

Qina tak menjawab, Yoon hanya merasa Qina menggelengkan kepalanya, sebagai sebuah jawaban.

Namun, tak lama Qina mendongakkan kepalanya memandang Yoon dengan wajah sembabnya.

"Bang makasih ya lo selalu jadi Abang terbaik buat gw, baik dulu ataupun sekarang" ucap Qina yang kemudian memeluk Yoon lagi dengan erat

SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang