Semalaman Qina tertidur dalam rasa sedih yang masih membalutnya. Qina menangis hampir setengah malam. Dan semalaman itu pula Tae tak menyambangi istrinya lagi, setelah ia memutuskan untuk keluar dari kamar mereka.
Dan pagi inipun sama, Qina berusaha memasak untuk sarapan dirinya dan Tae, meski hanya memanggang salmon. Setidaknya, ia sudah berusaha untuk memasak.
Ia juga menyeduh susu hamil untuknya dan coklat hangat untuk suaminya. Ia menelisik ke kamar tengah tempat Tae berada. Berinisiasi untuk membangunkan suaminya.
"Tae bang---ngun" ucap Qina sesaat setelah membuka pintu dan mendapati Tae sudah rapi
"Gw udah bangun, gak perlu repot-repot bangunin" ucap Tae yang masih mengancingkan kemeja di depan cermin tanpa menoleh ke arah Qina
"Udah bisa nyiapin baju sendiri tanpa gw?!" ucap Qina
"Apa sih gausah ngajak ribut pagi-pagi" cetus Tae
"Hm, sarapan kalo mau gw tunggu" ucap Qina langsung beranjak menuju dapur lagi
"Ya" ucap Tae
Qina menyajikan nasi salmon dan coklat hangat di meja makan untuk Tae. Qina memulai makan lebih dahulu.
"Masak?" tanya Tae heran melihat makanan yang tersaji di meja
"Iya, baru uji coba sih, lumayan kok" jawab Qina
Tae hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelahnya, ia menyantap makanan yang disajikan.
Baru satu suap Tae menyantap makanan, namun ia berhenti dan raut wajahnya sedikit tak mengenakkan. Qina yang paham dengan ekspresi Tae memulai pembicaraan.
"Kenapa?" tanya Qina
"Manggangnya pakai minyak ya?" tanya Tae
"Iya, emang kenapa sih? Ini enak kok" ucap Qina sembari menyantap makanannya
"Harusnya pakai butter, ini juga kebanyakan lada" ucap Tae menyodorkan makanannya ke tengah meja dan meminum coklat hangatnya
"Tapi ini gak seburuk itu kok, ini masih bisa dimakan. Atau gw masakin yang lain aja ya?" tawar Qina
"Gausah, udah gak mood" ucap Tae
"Besok gausah sok-sok an masak lagi deh daripada sia-sia" ucap Tae lagi sembari beranjak dari meja makan
"☹️Seenggaknya hargai dikit aja usaha gw Tae" seru Qina
Tae menghentikan niatnya untuk beranjak dari meja makan, setelah mendengar seruan Qina.
"Gw gak pernah nyuruh buat masak, jadi gausah drama Qina" sahut Tae
"Tae kenapa sih gw salah mulu, kenapa sikap Lo ketus banget si ke gw?" tanya Qina sembari berkaca-kaca melihat ke arah Tae
"Qina, gausah drama deh dikit-dikit nangis, dikit-dikit dipermasalahin, gak capek apa!" seru Tae melihat Qina tajam
"Tae, kenapa sih sikap Lo jadi gini?, Lo masih inget kan kalo gw ngandung buah hati kita?" seru Qina lagi
"Udahlah gausah out of topic gitu, sana lanjutin aja makannya, gw mau berangkat" putus Tae yang langsung berlalu pergi
Qina tak mampu lagi berucap, air matanya lolos begitu saja. Ia tak tau harus berbuat apa. Rumah tangganya yang sedemikian indahnya kini berubah menjadi sekelam ini.
Tanpa ia tahu alasan pasti hal ini menimpa rumah tangganya yang masih seumur jagung. Ditambah keadaan dirinya yang tengah hamil anak pertama mereka.
Rasanya Tae yang Qina tahu dulu teramat berbeda dengan Tae yang saat ini bersikap padanya.
Tingkahnya begitu aneh, sifat penyayang yang dulu lekat dengan lelaki itu kini seolah sirna tanpa bekas.
Sedangkan di sisi lain, Tae melajukan mobil namun tujuannya bukan kantor ataupun Micdrop. Tetapi, sebuah gedung apartemen.
Tae membawa beberapa paper bag dan melangkahkan kakinya untuk memasuki gedung apartemen itu.
Gedung itu terlihat tak terlalu mewah di luar. Namun, ketika sudah masuk ke dalamnya siapapun pasti akan terpuaskan dengan view dan fasilitas yang disediakan.
Tae terlihat menghentikan langkahnya di unit 303 di lantai empat. Begitu bel dibunyikan, seseorang keluar untuk menyambut kedatangan Tae.
*Di rumah Qina dan Tae*
Qina memang masih berusaha menyeka air mata yang sejak tadi bergulir. Dan tak lama setelahnya, ia memutuskan pergi dan menuju salah satu supermarket di sekitar rumahnya.
Ia berniat untuk berbelanja sayur untuk uji coba masaknya. Ia dengan sengaja membatalkan jadwalnya hari ini untuk belajar memasak.
Saat sedang asik memilih sayur dan daging yang ia perlukan, ia berpapasan dengan orang yang tak asing untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)
FanfictionSebuah kisah pendek mengenai kehidupan Qinazia Coolisty dan sang suami Taerivan Ammarzidan yang telah berhasil menikah di ending season 1. Menceritakan kehidupan pernikahan kedua sejoli itu, tingkah Qina dan dunia per-ngidamannya yang ada-ada saja...