Chapter 20

18 5 0
                                    

Satu bulan setelah kejadian di tangga darurat stasiun televisi kala itu, tak ada lagi pertemuan antara Qina dan Tae.

Tak ada juga saling sapa meski hanya melalui pesan singkat semata. Qina kini berada di rumah kedua orangtuanya, tentu saja dengan alasan Tae tengah ada perjalanan bisnis.

Qina belum siap membicarakan realita rumah tangganya dengan kedua orangtuanya, ia masih takut.

Takut mereka kecewa dengannya, juga dengan menantu yang amat mereka banggakan itu.

Tapi, mengenai kegugurannya ia sudah mengatakan itu, karena bagaimanapun perutnya kini sudah jauh lebih rata, tidak mungkin mamanya tak memperdulikan hal itu.

Untunglah, kedua orangtuanya paham akan kondisi itu. Meski terselip rasa kecewa karena gagal memperoleh cucu dari anak perempuannya, namun mereka tak menyalahkan Qina sedikitpun.

Selama di rumah pun Qina banyak berbincang dengan mamanya. Sekedar bertukar pikiran mengenai kehidupan dunia yang sungguh merumitkan ini.

"Qina, mama berharap rumah tangga mu dan Tae selalu diliputi kebahagiaan. Percayalah sayang, mempertahankan sebuah pernikahan itu lebih sulit daripada memulainya" ucap Mapang pada anak perempuannya itu

"Tapi mapang apa semua permasalahan yang dilakukan oleh salah satu dari pasangan itu yang lain harus memaafkannya, hanya karena ingin mempertahankan sebuah pernikahan?" tanya Qina terlihat begitu berhati-hati memilih kata yang ia ucapkan

"Tidak semua termaafkan sayang, bagi mapang kesalahan yang tak dapat dimaafkan dalam hubungan rumah tangga adalah perselingkuhan dan ketidakpercayaan. Tapi mapang yakin anak mapang ini tidak akan mengalami itu, karena suami mu itu benar-benar sempurna untuk mu Qina" jelas mapang

"🙂Awalnya juga Qina pikir dia lelaki yang nyaris sempurna mapang, tapi Qina rasa kali ini mapang salah, maafin Qina mapang" batin Qina

"Dan menantu mapang itu sudah melakukan dua kesalahan itu mapang" batin Qina lagi

"Hehe iya, mapang Qina ke cafe dulu ya sekalian nyari udara seger" ucap Qina pamit pergi

"Iya, hati-hati ya sayang" ucap mama Qina

Qina melajukan mobilnya ke sebuah cafe yang lumayan jauh dari rumah orangtuanya, namun dekat dengan stasiun televisi tempat ia bekerja.

Qina memesan cake red velvet dan satu ice choco. Sembari menunggu pesanannya ia duduk di salah satu meja tak jauh dari pintu utama cafe itu.

"Kak qinaa..." sapa lelaki yang berstatus sebagai juniornya itu yang tiba-tiba sudah ada di depannya

"Yaelah lu lagi, ngapain lu di sini Rey?" tanya Qina memutar bola matanya malas melihat presensi lelaki itu

"Hehe gw lagi ketemuan sama pacar gw kak, mending ayo gabung sama gw aja di sana daripada sendirian di sini" ucap Reyzan panjang lebar

"Ogah nanti gw jadi obat nyamuk lagi" tolak Qina

"Udah lah kak ayok, sekalian gw kenalin pacar gw" ucap Reyzan memaksa dan menarik tangan Qina untuk mengikutinya

"Huh dasar bocah" gumam Qina namun ia tetap menuruti kemauan lelaki yang lebih muda darinya itu

"Nah kak Qina ini pacar gw, namanya Kim Rachel dia keturunan korea-kanada, dan Rachel ini kak Qina senior aku di kantor" jelas Rey pada kedua wanita di hadapannya itu

"Wah..pacar lu cantik juga Rey, tapi masih lebih cantik gw haha bercanda, kenalin gw Qinazia Coolisty senior sekaligus produser utama CBS Tv" jelas Qina memperkenalkan dirinya dengan sedikit angkuh

"Ehem gw Rachel" ucap orang yang berstatus sebagai pacar juniornya itu

"Yaudah kalian ngobrol dulu aja ya, gw mau ambil pesenan kita dulu, gw ambilin pesenan kak qina juga" ucap Rey permisi sebentar

SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang