Qina merebahkan diri di kamar yang telah disediakan untuknya. Yah ia masih di kediaman kakaknya, tak ada tempat tujuan lain selain di sini.
Qina memainkan ponselnya, tersenyum miris melihat galeri foto yang menampakkan deretan foto dirinya dan Tae terlihat begitu bahagia.
Namun, kini semuanya tidak lagi sama. Semuanya terbalik 360°, hanya karena kehadiran seseorang. Seseorang yang bahkan tidak bisa ia kalahkan, yang saat ini masih menjadi pilihan terkuat bagi suaminya.
Sejak kapan mereka saling mengenal? Hingga dirinya bukan lagi hal yang Tae perjuangkan sepenuhnya. Bahkan Tae rela melepaskannya begitu saja.
"Sejak kapan kalian punya hubungan Tae?, Kenapa mesti setelah kita nikah dan semuanya baru terbongkar?" tanya Qina bermonolog sembari melihat foto pernikahan dirinya dan Tae di handphonenya
"Apa dulu semua hal yang Lo lakuin ke gw itu cuma sekedar cinta sementara aja?, Kalo iya berarti gw terlalu bodoh karena percaya dan jatuh sedalam ini ke Lo" monolognya lagi
Tok tok
"Masuk aja" seru Qina mempersilahkan orang di luar sana untuk masuk
"Lagi ngapain lu Qin?, Ayok turun kita ngobrol di teras, mumpung Zevan lagi molor sama papahnya" ajak Rin
"Gak anak gak bapak tukang molor juga yak, yaudah ayok" ucap Qina menyetujui dan langsung melangkah keluar mengikuti Rin
Sampailah mereka di sini, di teras yang berada di halaman depan. Ditemani dengan dua gelas teh juga beberapa cookies pendamping.
"Apa yang terjadi sebenarnya Qin? Bukannya lu kemaren nganterin makanan ke rumah? Terus kenapa mendadak post an Ig lu begitu?" tanya Rin serius
"🙂Iya gw pikir gw bisa memperbaiki semuanya Rin niat awal gw gitu, tapi yang gw liat di rumah kayaknya gak mendukung buat gw perbaiki lagi semuanya" jelas Qina terlihat jelas ia tak ingin menceritakan dengan rinci apa yang terjadi di rumah itu tadi pagi
"Apa lu bakal baik-baik aja kalo semuanya gak bisa diperbaiki? Maksud gw perasaan lu buat kak Tae? Pasti gaakan semudah itu hilang kan,?" tanya Rin lebih lanjut kali ini raut wajahnya terlihat khawatir
"Ya itu pasti, dan gw sendiri gaakan bisa tau kapan rasa ini akan hilang, dia satu-satunya orang yang mampu buat gw nunggu dua tahun tanpa kepastian dan dia nikahin gw, lu tau hari itu adalah momen paling bahagia seumur hidup gw Rin. Sampe gw lupa, kalo momen kayak gini mungkin terjadi di kehidupan gw dan dia" jelas Qina panjang lebar dan matanya kini sudah mulai berkaca-kaca
"Kalau emang dia begitu menyita hidup lu, kenapa lu pikir gak ada celah lagi buat kalian jadi seperti dulu?" ucap Rin
"Gw gatau Rin apa kemungkinan celah itu ada, karena yang gw tau sekarang adalah gw bukan lagi dunia satu-satunya buat dia, apa bisa gw yang bukan lagi dunianya memaksakan dia untuk menetap? Gak bisa kan.." jelas Qina lagi
"Apa kak Tae udah berusaha menjelaskan ke lu tentang apa yang terjadi?" Tanya Rin lagi
"Dia gak pernah ngasih gw penjelasan secara rinci, tapi dia selalu membenarkan apa yang gw bilang tentang semua hal yang bikin gw dan dia jadi kayak gini" jelas Qina
Di sisi lain Yoon mendengarkan pembicaraan istrinya dan Qina di balik pintu. Hatinya ikut merasakan sakit mendengar bagaimana adiknya begitu mencintai lelaki itu.
"Pada ngapain sih di sini?" Seru Yoon sesaat setelah membuka pintu dan mendekati keduanya
"Yeee kepo aja lu bang, kok lu udah rapi sih, tadi Rin bilang lu lagi molor" ucap Qina
"Huu dasar lu sok-sokan misterius, iyalah mau berangkat kerja gw ada acara" jawab Yoon
"Oh" ucap Qina singkat
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)
FanfictionSebuah kisah pendek mengenai kehidupan Qinazia Coolisty dan sang suami Taerivan Ammarzidan yang telah berhasil menikah di ending season 1. Menceritakan kehidupan pernikahan kedua sejoli itu, tingkah Qina dan dunia per-ngidamannya yang ada-ada saja...