Chapter 10

29 5 1
                                    

Tae terlelap setelah menolak ajakan Qina untuk makan malam lebih dulu sebelum tidur. Sedangkan Qina, ia tengah menyantap makan malamnya sendirian sembari bergumam pada dirinya sendiri.

"Itu orang kenapa ya, kagak biasanya dah begitu" gumam Qina sembari menyantap nasi salmon sebagai makan malamnya

"Apa iya tuh orang marah karena hasil cek kandungan terakhir kali itu ya.." ucap Qina sembari berpikir keras alasan sang suami bersikap demikian

*Waktu itu di rumah sakit*

"Gimana Dok, perkembangan janinnya?" tanya Tae antusias pada dokter yang tengah melakukan USG pada Qina

"Secara keseluruhan bagus kondisinya, tapi kehamilannya masih terhitung muda, jangan terlalu banyak aktivitas ya Bu, soalnya janin di usia ini masih rentan" jelas Dokter

"Iya Dok" ucap Qina

"Kalau bekerja itu juga beresiko ya Dok?, Istri saya masih bekerja sebagai produser lagi, itu bahaya kan Dok?" tanya Tae dengan raut antusias bercampur khawatir

"Asal Bu Qina berhati-hati dan membatasi pergerakannya sebenarnya itu tidak masalah Pak. Namun, akan lebih baik jika mengurangi aktivitas berat" jelas Dokter

"Pasti dok saya akan hati-hati kok" ucap Qina meringis

Namun tidak demikian dengan raut wajah Tae. Dari raut wajahnya mengisyaratkan bahwa ia ingin istrinya benar-benar istirahat setidaknya selama ia hamil.

"Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan Dok, misalnya olahraga untuk kesehatan janinnya atau makanan apa yang harus banyak dikonsumsi?" tanya Tae lagi

"Untuk olahraga mungkin bisa yoga atau berjalan-jalan santai di sekitar rumah Pak. Untuk makanan diperbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung protein ya misalnya salmon, kemudian makan sayur, jus vitamin seperti itu Pak Bu" jelas Dokter panjang lebar

"Satu lagi, minum susu hamil dengan teratur" jelas Dokter lagi

"Baik Dok, terimakasih penjelasannya" ucap Tae sembari tersenyum pada Dokter

"Baiklah, ini saya resepkan beberapa vitamin untuk menunjang pertumbuhan janinnya ya, dan satu lagi yang perlu diingat. Karena, Bapak dan Ibu ini masih pasangan baru, dan sedang hamil tolong jangan berhubungan intim dulu ya karena usia kandungannya amat rentan" jelas Dokter lagi sembari memberikan kertas berisi resep vitamin yang harus ditebus

"Ehm...oh iya Dok, kalau begitu kami permisi Dok" ucap Tae sedikit canggung dan menggandeng Qina keluar dari ruangan Dokter

Setelahnya Tae menebus obat dan mereka langsung menuju rumah untuk pulang. Tae langsung meminta Qina untuk beristirahat di kamar. Sekitar 15 menit kemudian, ada tamu yang datang ke rumah mereka.

Tamu itu tak lain adalah kurir yang Tae pesan untuk membeli keperluan rumah. Tak hanya itu Tae juga membeli sayur, buah, jus, susu hamil, daging salmon dan banyak hal lain melalui kurir itu. Belanjaannya bahkan sampai tiga kantong besar.

"Tae ngapain sih di bawah lama amat dah" seru Qina sembari menuruni tangga

Tae yang mendengar seruan Qina langsung berlari ke sumber suara sang istri.

"Sayang jangan turun dulu, aku gendong aja" ucap Tae yang langsung menggendong Qina

"Ee kagak usah, gw masih bisa jalan Tae, gw masih mampu" seru Qina sembari mengalungkan kedua tangannya di leher Tae

"Iya kamu mampu, tapi kamu punya aku--suami kamu, jadi kamu pantes nerima perlakuan ini sayang" ucap Tae menatap Qina dengan senyuman sembari berjalan menuju dapur

"Agak lebay, tapi dia selalu buat gw kayak ratu" batin Qina

"Nah, udah sampai, sayang duduk sini dulu. Aku beresin masak dulu, baru nanti kita ngobrol ya" ucap Tae mempersilahkan Qina duduk di meja makan dan ia kembali memasak sebuah hidangan dan membuatkan susu untuk istrinya

SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang