Untung saja sekitar satu jam kemudian rasa nyeri yang menyerang aset Tae sudah mereda. Sehingga, ia bisa melanjutkan piknik bersama Jino dan keluarganya.
Mereka melihat beranekaragam hewan dan menikmati beberapa permainan yang disediakan di sana. Qina juga mengumbar tawanya bermain dengan si kembar. Mereka mengakhiri piknik hari ini dengan menikmati bekal bersama.
Sekiranya pukul 18.00 Tae dan Qina sampai di rumah. Sedangkan Jino sekeluarga mereka menuju rumah nenek Jeslyn untuk mereka kunjungi.
"Tae masih sakit gak aset lo?" tanya Qina sesaat setelah mereka masuk ke kamar
"Masih si sayang tapi gak sesakit tadi" ucap Tae sembari merebahkan diri di pinggir ranjang
"Yaudah sini gw liat kali aja perlu di kasih salep" ucap Qina yang langsung menghampiri Tae
"Buruan buka, kok Lo malah bengong sih" ucap Qina setelah sampai di hadapan Tae
"Ha oh bukain lah sayang 😁" ucap Tae diakhiri box smilenya
"Buka sendiri lah" ucap Qina malas
"Kan aku lagi sakit sayang" rengek Tae
"Sayangku yang sakit kan aset lo bukan tangan Lo, jadi gausah alesan atau mau gw tendang sekalian biar makin sakit" ucap Qina penuh penekanan sembari melihat Tae
"Eh jangan dong cantik, iya-iya di buka sendiri nih" ucap Tae yang langsung bergegas membuka celananya
Qina langsung melihat kondisi aset suaminya itu.
"Gaada luka sama sekali tuh," ucap Qina memegang aset itu guna mengeceknya
"Aduh sayang nyeri" ringis Tae
"Tapi gaada yang luka, mau ke dokter aja gak?" tawar Qina
"Gak deh nanti aset gw di pegang lagi sama dokter, enak aja emang gw lelaki apaan" ucap Tae bersikeras
"Eh bambank itu kan udah tugas tuh dokter busett gini amat nih lakik" seru Qina agak kesal sembari mengacak rambutnya
"Iya juga ya, tapi gw tetep gak mau, ini kan punya kamu cantik gak boleh lah dipegang orang lain" ucap Tae yang masih sempat-sempatnya mengulas senyum
"Bwodo amat deh, capek gw" ucap Qina yang ingin beranjak ke bathroom namun Tae mencekal tangannya
Tanpa aba-aba Tae langsung menyambar bibir istrinya itu. Qina yang terkejut dengan pergerakan Tae langsung mendorong Tae untuk menghentikan tindakan suaminya itu.
"Jangan aneh-aneh deh Tae, kita belum cek kandungan loh" ucap Qina dengan kesal
"Sayang...aku baru nyium loh, kok kamu ngira yang gak gak ? Apa jangan-jangan kamu lagi pengen ritual ya?" ucap Tae menggoda Qina sembari menangkup kedua pipi istrinya itu
"Enak aja gak ya, gw cuma mencegah aja lo kan suka tiba-tiba" ucap Qina berusaha mengelak
"Yaudah kalo enggak, sini tidur aku pengen peluk kamu" ucap Tae menarik tangan Qina dan menuntunnya agar istrinya itu memposisikan diri di ranjang
"Bentar gw ambilin minyak dulu biar aset Lo gak nyeri lagi" ucap Qina hendak beranjak ke nakas di depan ranjang mereka
"Gausah sayang, sebenernya udah gak sakit kok, tadi becanda aja taunya kamu segitu khawatir nya ke aku" ucap Tae meringis dan was-was takut istrinya marah
"Gak lucu sialan!" ucap Qina benar-benar marah dan tidur membelakangi Tae
"Mampus lu Tae bini lu marah mampus" rutuk Tae pada dirinya sendiri
Tae membaringkan tubuhnya di samping Qina dengan posisi menyamping, menghadap ke punggung istrinya.
Tae memeluk Qina dari belakang dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Qina. Menghembuskan nafas sejenak, dan kemudian mulai berbicara dengan suara lembut dan dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)
FanfictionSebuah kisah pendek mengenai kehidupan Qinazia Coolisty dan sang suami Taerivan Ammarzidan yang telah berhasil menikah di ending season 1. Menceritakan kehidupan pernikahan kedua sejoli itu, tingkah Qina dan dunia per-ngidamannya yang ada-ada saja...