"Eoh ini minum teh jahe, mungkin akan lebih enakan" jawab Qina sedikit terkejut karena Tae bangun begitu cepat
"Terimakasih sayang" ucap Tae yang langsung menghabiskan satu gelas teh jahe yang Qina buat
Qina merebahkan diri di samping suaminya. Tak lama Tae langsung memeluk Qina dan menenggelamkan wajahnya pada Qina sembari kembali memejamkan matanya.
Qina sedikit ragu untuk mengusap rambut suaminya, tapi pada akhirnya ia tetap melakukannya. Bukannya makin terlelap, Tae justru terbangun karena tindakan Qina.
"Kenapa bangun?" tanya Qina heran
"Cantik, kamu belum mandi ya?" ucap Tae sembari mengendus tubuh Qina
"Udah tadi abis Mapang sama Pangsit pulang, emang kenapa deh?" tanya Qina sembari menjelaskan
"Bau nya gak enak banget sayang" ucap Tae sembari menutup hidung dan mulutnya dengan tangan
"Enak aja, gw wangi tau nih cium yang bener deh wangi tau ini tuh" ucap Qina sembari mencium sendiri aroma tubuhnya
Tae beranjak dari ranjang dan langsung ke toilet yang berada di kamar mereka.
Huek ! (Tae muntah lagi)
Qina bergegas menuju toilet, ingin segera mengetahui kondisi suaminya itu.
"Muntah lagi?" tanya Qina yang kian mendekat pada Tae
"Jangan ke sini sayang, aku muntah nyium bau kamu huek" ucap Tae memperingatkan Qina dengan tangannya dan kemudian ia kembali muntah
"Apaan dah gw wangi gini, aneh lu masa muntah nyium aroma sewangi gw" protes Qina yang tetap mendekat bahkan memeluk suaminya dari arah depan
"Qinaa..huek" seru Tae yang dengan spontan muntah dan mengenai baju Qina juga tangannya
"Tae huaaa baju gw"teriak Qina sembari melihat bajunya yang kotor karena muntahan Tae
Tae langsung keluar dari toilet dan bergegas mengambil satu set pakaian bersih untuk ia berikan pada Qina.
"Ini sayang, ganti dulu, maaf ya kamu sih dibilangin ngeyel" ucap Tae sembari menunjukkan box smile nya dan menyerahkan baju pada Qina
"Heuh..sini ! " kesal Qina yang langsung masuk toilet untuk berganti pakaian
Tae memilih kembali merebahkan diri di ranjang sembari menunggu Qina. Tak lama, Qina pun menyusul.
"Minggir lu" seru Qina pada Tae
"Sayang, jangan gitu aku kan udah minta maaf, aku gatau juga kalo tadi bakal muntah ke kamu" jelas Tae sembari memegang kedua tangan Qina
"Gw bilang minggir ya minggir, sana tidur di sofa!" ucap Qina
"Lah kok di sofa aku kan lagi gaenak badan sayang" ucap Tae memelas
"Tidur di sofa apa tidur di luar!" ucap Qina menahan amarah
"Yaudah deh kalo itu bikin kamu maafin aku" ucap Tae pasrah dan bergegas pindah di sofa kamar mereka
Qina tidur di ranjang membelakangi Tae yang tidur di sofa samping ranjang. Tae juga sudah terlelap di sofa. Sore ini mereka habiskan dengan tertidur.
Pukul 07.30 malam, Qina terbangun lebih dulu. Bukannya beranjak untuk cuci muka, ia justru menyusul Tae tidur di sofa.
"Tae..."ucap Qina yang langsung merebahkan diri di samping Tae dan memeluknya
"Zzzzz" Tae terlelap dengan pulasnya hingga tak sadar istrinya berada di sampingnya
Baru saja, Qina akan tertidur dengan pulas. Tapi, Tae tiba-tiba merentangkan kedua tangannya yang membuat Qina hampir saja terjatuh.
"Tae lu tidur aja masih ngeselin ya" gerutu Qina
"Gw desek aja sekalian biar tau rasa" ucap Qina dengan tatapan penuh makna
Benar saja, Qina semakin gencar menggeser tubuhnya hingga Tae benar-benar terhimpit. Qina tampak tersenyum bahagia melihat Tae terasa kesempitan.
Sungguh tak terduga, saat Qina masih menikmati tawa karena ulahnya pada sang suami. Tae justru memeluk Qina bak sebuah guling.
"Kalo mau di peluk bilang dong jangan begini caranya sayang" ucap Tae dengan mata yang masih terpejam dan tangan yang senantiasa memeluk tubuh Qina
"Buset jantung gw, calm Qina calm" batin Qina mendengar ucapan Tae
Padahal mereka sudah menjadi pasangan suami istri, tapi Qina tetap saja berdebar jika suaminya itu bertindak ataupun berucap seperti demikian.
"Kenapa diem-diem pindah ke sini sayang?" tanya Tae sembari meletakkan kepalanya di bahu Qina
"Emm..gw takut aja tidur sendirian kaya ada yang kosong, kan udah kebiasaan tidur berdua" jelas Qina mencoba mencari alasan
"Masa ?" tanya Tae meragukan penjelasan Qina
"Yaudah kalau gak percaya" ucap Qina yang langsung membelakangi Tae
"Iya-iya percaya kok, sini dulu" ucap Tae yang langsung membalikkan tubuh Qina agar kembali menghadap dirinya
"Aku minta maaf ya soal tadi, aku gatau kenapa jadi gitu. Yang jelas aku gaada niat buat muntah ke kamu, aku rasa ada yang aneh dari aku hari ini" jelas Tae sembari menatap Qina dengan intens dan mengecup keningnya lama
"Mungkin apa yang dibilang Mapang ada benernya" ucap Qina kembali menatap Tae
"Emang mama bilang apa?" tanya Tae sembari mengusap-usap surai Qina dengan lembut
"Katanya suami tuh bisa aja ngidam pas istrinya lagi hamil, ya kayak tadi misalnya" jelas Qina lagi
"Katanya bisa kayak gitu karena suami tuh sayang banget sama istrinya" lanjut Qina
"Kalo itu bener berarti aku sayang banget dong sama kamu? Wah ini gak bisa dibiarin" ucap Tae terlihat tak setuju dengan penjelasan Qina
"Ya terus maksudnya gak sayang gitu sama gw?!" seru Qina dengan tatapan kesal pada Tae
"Siapa?" tanya Tae
"Lu lah, gimana sih nih orang !" ucap Qina kian kesal
"Iya aku kenapa?" tanya Tae lagi
"Ih sayang g-" ucap Qina terpotong
"Iya sayang" seru Tae diakhiri tawa yang amat puas sekali sembari mencium kening Qina lagi
"Dasar ngeselin" kesal Qina
"😁Sayang, aku sayang banget sama kamu, selamanya cuma kamu. I love you Qina" jelas Tae kembali mencium kening Qina sekali lagi
"☺️Too" ucap Qina tersipu
"No, jawab yang bener sayang" ucap Tae mengusap pipi Qina
"Aduh perut gw" seru Qina sembari memegangi perutnya
"Kenapa sayang, perutnya kenapa? Sakit?" tanya Tae khawatir dan langsung terbangun untuk mengecek kondisi perut istrinya itu
"I love you too Tae" seru Qina saat Tae tengah fokus pada perutnya
"😁Pinter juga ya ngerjain aku" seru Tae saat mendengar ucapan Qina
*Tae dan Qina setelah itu
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA #2 (Lengkap☑️)
FanfictionSebuah kisah pendek mengenai kehidupan Qinazia Coolisty dan sang suami Taerivan Ammarzidan yang telah berhasil menikah di ending season 1. Menceritakan kehidupan pernikahan kedua sejoli itu, tingkah Qina dan dunia per-ngidamannya yang ada-ada saja...