SP - Jinan Safa Safira

918 91 1
                                    

Halo namaku Jinan Safa... biasa dipanggil Jinan. Beberapa saudaraku ada yg memanggilku dengan nama Jiban, Inang, Jinan, ya aku suka suka saja terserah mereka mau memanggilku apa.

Aku anak keempat dari delapan bersaudara, aku orangnya pendiam dan jutek dari luar namun kalau aku ajak bicara ya aku ramah juga kok.

Aku anak ilmu komunikasi semseter 6, ya tahulah betapa padatnya semester 6.

Let see my story....

"Nan...bangun yuk udah pagi" panggil seseorang yg membangunkan Jinan setiap pagi dengan kelembutannya. Ya itu Ka Gaby, walau sifatnya begitu namun saat pagi hari ia menjelma seperti mama yg membangunkanku dengan lembut.

Entah mengapa aku merindukan sosok mama dan papa, setelah aku bangun ia pergi keluar dari kamarku. Aku setiap merenung hanya untuk mengobati kerinduanku terhadap orang tuaku.

Hampir sudah 3 tahun mereka meninggalkan kita semua, aku melihat banyak pengorbanan kita semua untuk bangkit dari keterpurukan itu.

Aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diriku setelah itu menganti baju dan turun kebawah di bawa sudah ada Ka Gaby dan Cindy.

"Pagi Kak...pagi Cin..."Mereka terseyum membalas sapaanku. Cindy merapihkan piring sesuai dengan kursinya, sedangkan aku merapihkan gelas dan menuangkan air ke dalam kelas.

Sisca turun lalu membereskan sendok dan garpu, Gaby menaruh makanan ditaroh ke piring. Setelah menunggu 10 menit yg lain turun untuk sarapan.

Setelah sarapan, aku, cindy,Anin, sisca, dan ariel berangkat ke kampus bersama. Saat sampai aku dan Sisca berpisah dengan yg lain. Anin pergi ke kelasnya, Ariel pergi ke unitnya, Cindy pergi ke Unitnya dan kebetulan aku dan Sisca mengambil jurusan yg sama namun hanya berbeda kelas saja.

Jinan masuk kelasknya hanya ada Jinan dan satu mahasiswa yg sedang membaca buka, mahasiswa itu terkenal kutu buku terkadang aku melihat ia di bully oleh kakak kelasnya. Mau tahu dia siapa?

"Dheoo..."Panggil mahasiswa dari jurusan yg berbeda memanggil mahasiswa itu. Ya itu Dheo, dia memiliki teman yg bernama lulu anak PR yg seangkatan dengan sisca.

Lulu melihat ke arah Jinan, sedangkan Jinan acuh dengan tatapan lulu lebih baik aku belajar agar aku lulus semester ini.

Setelah menunggu setegah jam dosenku masuk dan mengabari akan ada tes dadakan, semua terkejut dan mengeluh sedangkan aku hanya terseyum.

Saat dibagikan tesnya aku dengan mudahnya mengerjakan tesnya, hanya dengan 15 menit aku menyelesaikan tes itu. Aku dengan Dheo adalah dua mahasiswa yg mengumpulkan tes itu.

Aku akui Dheo dibalik sifat culunnya itu dia orang yg cukup cerdas. Terbukti dia selalu dapat nilai diatas 3 saat nilai semester dibagikan.

Para dosen pun mengaikui kecerdasaan Dheo, tidak hanya aku temen sekelas pun mengakui itu. mereka semua tak malu berteman dengan dheo, aku merasa senang saat dheo tidak hanya mempunyai satu teman saja, dan aku bersyukur jika mereka tidak memperlakukan dheo seperti kakak kelasnya memperlakukan dirinya.

Setelah aku mengumpulkan tes, aku mengambil tas dan keluar dari kelas. Aku pergi ke perpus untuk mencari refrensi tugas dan skripsi.

Tiba disana aku melihat Cindy terpojok oleh teman temannya, cindy terlihat ketakutan.

Ya sebenernya terkadang melihat Cindy seperti itu tidak hanya Dheo namun saudaraku sendiri pun juga mengalaminya, namun aku teringat kata cindy jangan ikut campur dengan urusannya. Aku cuek melihatnya, walau didalam hati aku khawatir dengan cindy. Tak berselang lama Cindy masuk kedalam perpus,, dengan wajah seperti abis menangis.

Aku menghampirinya langsung memeluknya untuk menenangkannya.

"Cin...kamu ga bisa seperti ini terus, kamu harus lawan mereka. Jangan takut sama mereka, aku mohon..." Cindy hanya terdiam, ia tetap menangis dalam diam di bahuku

Aku melepas pelukan, lalu bangkit dari kursi ku dengam wajah emosi.

"Aku hanya kasih tahu dia, siapa kamu biar kamu ga diganggu lagi"Aku langaung bergegas ketempat biasanya geng cewek itu sedang mengumpul Cindy mengejar Jinan, namun pada akhirnya dia menyerah lalu pergi ke toilet.

Aku tahu jika melakukan ini Ka Gaby akan tahu, namun tidak akan melakulan ini jika dia tidak menganggung saudara saudaraku.

Aku langsung mendobrak pintu mereka, dan terlihat mereka marah karena diganggu.

"Eh...bocil ngapain lo kesini, ga ada sopan sopanya lagi sama senior." Aku hanya diam saja sambil melihat ke arah mereka, terlibat mereka marah karena omongan mereka aku acuhkan. Salah satu dari mereka mengenali aku, dan membisikan kepada temannya yg dianggap ketua geng itu.

"Oh...ini adiknya Gaby senior yg lulus dengan nilai yg terbaik dan Cindy mahasiswi kesayangan para dosen karena dia selalu nilainya tinggi. Hei lo ga diajarin ya sopan santun sama Senior sama kakak lo, ga ya kasihan banget. Ohya gue baru inget Gaby kan terlalu sibuk sama kerjaannya mana mungkin pernah ngajarin lo sopan santun." Jinan mendengar itu langsung menghajar mahasiswi itu. Temen geng yg lain juga langaung hajar Jinan namun dengan mudah jinan melawan mereka. Hingga akhirnya mereka semua terkapar karna ulah Jinan

Jinan menarik baju dari orang yg merendahkan saudaranya dan membentak di mukanya.

"GUE PERINGATIN KE LO YA, JANGAN PERNAH LO GANGGU SAUDARA GUE LAGI DAN JANGAN PERNAH MENGHINA MEREKA KARENA APA GUE GA AKAN TINGGAL DIAM KALAU LO MENGHINA SAUDARA GUE. NGERTI LO" Jinan keluar dengan santai dari ruangan itu, geng itu kesal dengan kelakuan Jinan.

Malamnya, Mereka berdelapan sedang makan malam bersama, Jinan dan Cindy hanya terdiam.

"Kalau kalian udah selasai , langsung beresin piring kalian ya. Tinggalin kakak sama Jinan berdua."semua mengerti langsung menuruti perintah Gaby.

Setelah semuanya selesai makan lalu mereka membersihkan piringnya, dan naik ke kamar mereka masing masing.

Tinggal Gaby dan Jinan berdua di meja makan, mereka berdua hanya diam, Jinan merasa gugup melihat ekspresi Gaby.

"Nan...kamu tahu, kenapa kamu aku panggil disini." Jinan hanya menelan air ludahnya, karena dia merasa panik.

"Tahu kak..." Gaby menunjukan wajah seperti berbicara 'apa', Jinan sedikit menghela nafas.

"Kak aku bisa jelasin semuanya..."Gaby hanya bisa menghela nafas.

"Kakak kan tahu aku ga bakal ngelakuin sesuatu kalau ga sebab, semua itu ada sebab dan ada akibat kak" Gaby mengerti apa yg maksud Jinan.

"Tapi ga sampai bikin mereka babak belur kayaknya gitu Nan, kamu tahu ga akibat dari perbuat kamu." Jinan menggeleng tak tahu.

"Kamu di skor dari kampus selama seminggu, mulai besok kamu ga boleh keluar dari rumah

selama seminggu, kakak ga peduli mau siapapun yg ngajak kamu pergi, intinya kamu ga boleh keluar rumah titik ga pake koma. Ngerti kamu Jinan." Gaby bangkit Dari tempat duduk ya langsung naik ke kamar. Jinan hanya termenung atas perbuatannya.

T.B.C

Yeay kali ini edisi wakap siapa nih yg req wakap kemarin ini, semoga kalian suka ya

Jangan lupa vote dan komen ya

See you in next chapter 😊

Cool PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang