Ariel sedang duduk di bangku taman depan rumahnya, ia termenung kejadian tadi. Cindy melihat Ariel sedang melamun menghampirinya
Cindy bertanya ada apa sama Ariel, Ariel hanya diam entah mengapa dia tak bersemangat untuk bercerita tentang apapun
Cindy mengelus pundak Ariel untuk menenangkannya dan memberitahu ia tak memaksa untuk bercerita kepadanya
Ariel meminta ijin untuk masuk kedalam rumah, tak lama Sisca pulang tak sengaja melihat Ariel dan menanyakan kepada Cindy sedangkan Cindy hanya menggangkat bahunya.
Ariel yang sedang di dalam kamarnya pun hanya bisa diam dan mencerna kejadian tadi pagi.
Flashback on
"Hasil dari pemeriksaan kami dapat menyimpulkan pasien mengalami bursitis, dikarenakan pelumas bantalan di sekitar sendi yang berfungsi mengurangi gesekan antara tulang dan tendon saat bergerak mengalami peradangan." Dokter menjelaskan sambil menunjukan hasil ronsen lutut Ariel.
"Apa bisa disembuhkan dok..." Dokter mengangguk untuk menjawab pertanyaan Ariel.
"Bisa...namun kita harus tahu seberapa serius cedera tersebut, kalau memang cedera itu cukup serius jalan satu- satunya operasi cuman kalau memang kamu mau operasi kamu harus bicarakan bersama keluarga kamu terlebih dahulu ya" Ariel hanya terdiam lalu mengangguk untuk jawaban dokter itu.
'apa gue harus jujur sama yang lain, gue takutnya kalau emang cedera gue parah. apa yang harus gue lakuin gak mungkin kan gue ambil keputusan sendiri sedangkan kalau sudah parah sedang dan diharuskan operasi itu juga kan harus ada persetujuan dari orang tua' Ariel berjalan ke arah pintu keluar tak sengaja ia bertemu dengan Boby yang sedang menjemput Beby yang praktek di rumah sakit itu.
Beby yang sempat melihat Ariel di sana pun melambaikan tangannya sedikit lalu ditarik oleh Boby, Ariel sebenarnya sedikit cemas jika Beby nantinya menceritakan dirinya berada di rumah sakit kepada Boby dan Boby menceritakan kepada Gaby.
Lebih sekarang dirinya pulang sebelum ia dikunci dari dalam oleh Eve karena pulang terlalu malam melawati peraturan yang dibuat.
Flashback Off
Ariel duduk terdiam di kasurnya tak lama ada ketukan pintu dari depan untuk memanggil dirinya.
"Kribby...makan dulu udah malam"panggil Cindy meminta Ariel turun untuk makan malam bersama, Ariel masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci muka agar tidak terlihat sembab.
Ariel turun ke bawah di meja makan hampir lengkap hanya kurang Gaby yang tidak ikut makan malam karena belum pulang, Ariel merasa belakangan ini Gaby selalu kerja hingga larut malam.
Jinan melihat perubahan ekspresi Ariel pun menghampirinya lalu mengelus pundaknya, lalu merangkulnya agar membuatnya lebih tenang.
"Berbagilah keluh kesamu denganku agar hatimu lebih tenang kalau memang belum siap nggak papa gue gak maksa untuk lo cerita sama gue atau yang lain, selagi lo bisa cerita, ceritakan semuanya kita semua akan membantu"Jinan mengelus pundak lalu Ariel menyenderkan kepalanya di pundak Jinan. Ariel merasa beban yang ia rasa seketika menghilang, seluruh isi kepalanya kosong.
Sekarang Ariel merasa lebih tenang dari sebelumnya lalu semuanya makan malam bersama tanpa adanya Gaby, Ariel merasakan Cindy dan Gaby sedang dalam suatu kondisi namun tak bisa diceritakan.
Tak berselang lama Gaby pulang dengan wajah lesunya sambil menenteng tas kerjanya, Gaby berjalan menghiraukan mereka semua yg ada di meja makan sambil menyapanya.
Ariel ingin menghampiri Gaby namun tiba tiba dirinya merasakan nyeri pada lututnya itu membuat keseimbangannya tak stabil dan akan terjatuh saat melihat Ariel ingin terjatuh Jinan pun langsung berlari diikuti Gaby dan Sisca, Ariel disitu sedikit merasa panik karena semua disana akan curiga padanya.
Ariel berdiri seperti biasa seakan Akan tidak terjadi apa apa, Eve selalu memperhatikan gimmick muka Ariel yang sepertinya sedikit panik namun lebih memilih diam dan terus memperhatikan gerak - gerik Ariel dalam diam.
"Are you okay krib..." Jinan memegang pundak Ariel, Ariel pun mengangguk lalu tersenyum.
"I'm Fine, tadi aku mau nyamperin Ka Gaby untuk makan Malam, kan gak baik kalau perut selalu kosong" Gaby terdiam mendengar alasan Ariel.
"Tapi lo bener - bener gak papa, lo gak sakit Kan?" Anin & Sisca sama - Sama bersedekap dada, mereka berdua terlihat bingung dengan perilaku Ariel. Terlebih Sisca yang merasakan perubahan sikap Ariel sedari tadi Siang Yang biasanya berisik & tak henti untuk memarahi Eve namun sedari tadi Ariel hanya menyendiri di kamar dan tak banyak bicara seperti biasa.
Ariel langsung pamit naik ke kamar.Jinan mengikuti Ariel ke kamarnya. Saat Ariel ingin menutup pintu tertahan oleh kaki Jinan yg menahan pintu.
Jinan menatap Ariel seperti sedang mengintimidasi Ariel, Ariel mempersilahkan Jinan masuk ke dalam kamarnya lalu mempersilahkan duduk di ujung ranjangnya. Jinan melihat sekitar kamar Ariel, sejujurnya dirinya tak pernah masuk kedalam kamar Ariel, Celine dan Gaby karena mereka bertiga yg paling sering memperbolehkan orang lain masuk kedalam kamarnya. Kecuali Cindy dan Gaby yg sering bergantian membangunkan mereka semua.
"Rapi riel..." Ariel tersenyum karena Jinan memuji kamarnya yang rapi.
"Makasih kak" Jinan tersenyum lalu memeluk kasur disebelahnya agar Ariel duduk di sebelahnya lalu Ariel menuruti permintaan Jinan.
"Ada apa...cerita setidaknya kalau lo cerita bisa meringankan beban di hati lo riel" Ariel menunduk saja menghadap ke bawah dengan perasaan dilemma.
"Kak...janji ya jangan bilang siapa - siapa dulu" Jinan mengangguk lalu Ariel menceritakan semuanya bahwa perubahan sifat Dan sikapnya Karena kejadian tadi Siang dimana Ariel ke dokter Dan dokter menyimpulkan bahwa Ariel mengalami cedera Dan solusinya jika cedera itu parah hanya operasi.
Jinan sedikit syok mendengarkan cerita Ariel, Jinan menanyakan keadaan Ariel, Ariel hanya tersenyum melihat kakaknya terkenal jutek itu pun bawel, Jinan menepuk pundak Ariel saat Ariel tersenyum.
"Ye...senyum - senyum ajalah lo, gue khawatir sama lo malah ketawa" Ariel salah tingkah.
"Jarang - jarang kan gue ngeliat kakak gue yang satu ini bawel, lagian kakak juga jarang ngomong, ngomongnya irit amat sih, makanya jadi lucu sekali ngomong kayak ngerap" Jinan yang senyum dan salah tingkah. Sejujurnya ia harusnya lebih terbuka kepada saudara saudaranya.
"Kak...Jangan bilang siapa - siapa dulu ya,Aku gak mau buat Ka Gaby dan Cindy panik dan khawatir sama keadaan terlebih belakangan ini Ka Gaby dan Ka Cindy lagi sibuk banget keliatannya " Jinan pun memiliki sepemikiran dengan Ariel.
"Kalau lo mau check up bilang ke gue ya atau dokter nyuruh operasi gue siap jadi wali orang tua lo yang terpenting lo sembuh misalkan nantinya Ka Gaby dan Kak Cindy dan mereka marah sama lo gue siap pasang badan buat lo" Ariel langsung memeluk Jinan, Jinan sedikit menolak pelukan Ariel.
Bagi Ariel hari ini adalah hari terbaiknya karena dirinya berhasil membuat kulkas 16 pintu mencair walau sedikit, ternyata Jinan asik juga kalau sudah diajak ngobrol.
T.B.C
Hello udah lama banget ya gak ngeupdate cerita, mau ngucapin Terima Kasih bagi kalian yang selalu senantiasa menunggu dan membaca cerita ini.
See you in next chapter ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool People
Ficción GeneralMenceritakan kisah 8 bersaudara menghadapi masalah yg akan datang yg bersangkut paut dengan masa lalu mereka dan mencoba untuk berdamai dengan masa lalu itu. This is Cool people. Welcome to the geng.