Shania menghampiri Ayah di ruangannya yang sedang membaca baca berkasnya, tanpa aba aba Shania membuka pintu ruangan ayah dengan kasar, Ayahnya melihat itu tersenyum melihat tingkah Shania.
“Pa…kenapa ngelakuin itu kan aku udah bilang sabar tunggu sebentar lagi, tanpa papa bilang ke aku pun aku tahu itu ulah papa kan?” Ayah Shania yang bernama Sam itu hanya tersenyum kecut dengan rencana Shania.
“Kamu terlalu lama papa ga bisa menunggu lagi”Shania frustasi karena tingkah Ayahnya itu membuatnya mengulangi kembali membangun kepercayaan Gaby dan yang lain.
“Pa…asal papa tahu ya aku udah mau berhasil tapi karena papa ngelakuin itu semua hancur dan harus ngulang lagi, papa yang ngelakuin itu semua... aku yang malu pa…”Shania keluar dan membanting pintu ruangan Sam.
Sam melihat tindakan Shania menahan amarahnya, ia tak menyangka jika Shania akan semarah itu. Sam tak pernah melihat Shania semarah itu selama ini.
Shania keluar dari rumah untuk menenangkan dirinya , tak sengaja ia bertabrakan dengan laki laki yang sedang berjalan santai.
“Sorry….” Laki laki itu memegang tangan Shania agar tidak terjatuh dan mereka saling bertatapan
“Boby…” Laki laki itu kemudian melepaskan genggamannya pada Shania lalu langsung pergi namun ditahan oleh Shania.
“Sorry Shan…gue udah ga mau berurusan sama lo lagi” Shania masih bisa melihat kekecewaan Boby di matanya terhadapnya.
“Gue yakin lo masih nyari Gaby kan?” Boby terdiam saat Shania menyebut nama Gaby lalu melihat ke arah Shania.
Shania sangat yakin bahwa Boby masih mencintai Gaby walau sudah berpisah hampir 3 tahun lamanya semenjak orang tuanya Gaby meninggal, mereka berdua sudah mulai menjauh namun yang diketahui oleh Shania kalau mereka sama sama belum mengucapkan kata putus di hubungan mereka.
“Gue tahu gue salah tapi mohon jangan jauhin gue selama 3 tahun gue hidup sendiri tanpa ada seseorang yang bisa gue ceritakan keluh kesah” Boby hanya diam melihat Shania dengan frustasi dengan apa yang terjadi di kehidupannya
Boby sadar pada saat itu Ia juga salah atas kejadian 3 tahun yang lalu, Boby mengerti dengan keadaan Shania tak adil juga kalau hanya Shania yang bertanggung jawab sendirian.Flashback On
“Mau jelasin apa lagi Gab…udah jelas semua Mama aku meninggal karena Papa kamu, terus Mama Shania karena Mama kamu” Gaby hanya diam karena ia tak tahu kejadian sebenarnya.
“Impas Gab…semuanya terbayarkan”Anin datang menghampiri mereka berdua, sungguh dari kejauhan ia tak tahan melihat kakaknya di maki maki oleh Boby yang berstatus pacar Gaby.
“Kak…jangan pernah salahin Ka Gaby karena Ka Gaby ga tau apa apa tentang mama Ka Boby dan soal Tante Fiona ga akan mungkin penyebabnya mama kita karena sosok kakak ga akan pernah tega menyakiti adiknya sendiri. Dan aku tegaskan lagi JANGAN PERNAH MUNCUL DI HADAPAN KITA LAGI, ENOUGH KAK” Anin menarik Gaby jauh dari Boby setelah menjauh Anin memeluk Gaby dan disusul oleh yang lain mereka semua hanya punya satu sama lain.
Sejak saat itu Boby tidak pernah menyapa atau mengobrol dengan Gaby walau mereka satu kampus dan satu fakultas, dan sejak saat itu juga Gaby menarik dirinya jauh dari yang lain dan menjadi tertutup.
Dalam hati Boby juga menyesal tindakannya kemarin seharusnya ia sadar pada saat itu Gaby membutuhkan support darinya bukan memarahinya dan menyakiti perasaan.
Setelah setahun lebih mereka lulus dari kampus itu, dan pada saat itu juga Boby mengetahui kebenarannya bahwa bukan Papanya Gaby yang menyebabkan Mamanya meninggal melainkan Papanya Shania yang tak sengaja menabrak Mamanya dan tak bertanggung jawab dengan yang dia perbuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool People
General FictionMenceritakan kisah 8 bersaudara menghadapi masalah yg akan datang yg bersangkut paut dengan masa lalu mereka dan mencoba untuk berdamai dengan masa lalu itu. This is Cool people. Welcome to the geng.