CP - 33

273 27 5
                                    

"Udah puas kamu buat saya terlihat jahat dimata keponakan dan anak saya sendiri” Pria itu hanya tersenyum mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Sam.

“Belum…saya belum puas” Sam hanya memasang muka muaknya terhadap pria tersebut.

“Saya belum puas karena kamu harus ingat istri kamu meninggal karena ulah kakak kamu” Sam geram dengan perkataan pria itu namun ia sedikit ada merasa bersalah dengan fitnah yang dia buat untuk menjatuhkan kakaknya sendiri.

"Atau kamu yang saya jebloskan ke penjara atas pembunuhan istrimu sendiri" ya itu satu fakta dan kenyataan yang harus diterima oleh Sam dan Sam hanya diam lalu tampak berpikir untuk membalas ucapan pria tersebut sedangkan pria itu merasa unggul saat ini. Sam tersenyum licik sambil melihat pria itu.

"Kamu lupa kalau saya juga punya bukti kalau kamu yang menabrak istrimu sendiri, dan membuat Anin masuk rumah sakit sama Sisca yang mengalami kecelakaan saat shooting filmnya lalu kamu lupa kalau saya punya bukti kalau kamu menggelapkan uang perusahaan Charles Group senilai 4,5 M untuk berfoya - foya" orang itu mati gaya saat Sam menjabarkan kejahatan yang dilakukannya. Pria itu menatap tajam kepada Sam namun Sam sama sekali tak gentar dengan tatapan tajam dari Pria itu.

“Kurang ajar…” Sam hanya diam menatap Pria itu dengan percaya dirinya, Pria itu menggebrak meja karena tak terima dengan perkataan Sam.

“Lebih baik saya menyerahkan diri saya ke kantor polisi atas kejahatan yang saya perbuat selagi saya masih punya waktu dan kesempatan untuk memperbaiki semuanya.” Pria itu geram dan menyuruh Sam keluar dari ruangannya.

Sam menuruti perintah Pria itu namun sebelum Sam keluar dari ruangan tersebut, Sam menatap Pria itu dengan cekat.

Disisi lain Gaby dalam jeruji besi pun lebih banyak melamun seperti banyak hal yang ia pikirkan, ada salah satu tahanan perempuan mengenali Gaby.

"Gaby ya…CEO GC Crown" Gaby mengangguk dan tersenyum kepada salah satu tahanan yang menyapanya, Tahanan itu langsung tersenyum dan menghampiri Gaby.

"Kenali saya Abigail, saya penggemar berat kamu"Gaby hanya tersenyum mendengar perkataan Abigail lalu Gaby mengucapkan terima kasih kepada Abigail.

"Ehmmm…saya boleh tanya kamu sesuatu gak?"Gaby mengangguk lalu Abigail menanyakan kepada Gaby, Gaby mendengar pertanyaan Abigail pun tampak berpikir.

"Dalam berbisnis pasti punya keunggulan dan kelemahan tersendiri, keunggulan dalam membangun bisnis dengan mengembangkan ide kreatif dan inovatif yang dapat memenuhi kebutuhan pasar akan tetapi, kelemahannya terletak pada risiko yang diambil dan ketidakpastian dalam industri yang nantinya kamu akan kembangi. Tapi pentingnya untuk memahami bahwa setiap bisnis memiliki pro dan kontra dan kunci suksesnya sendiri kemampuan untuk mengelola tantangan dan memanfaatkan keunggulan dengan baik” Abigail mengangguk saat mendengar jawaban dari Gaby.

"Ehm…Gab…apa kita bisa jadi teman disini, mungkin bentar lagi aku keluar karena masa tahanan ku bentar lagi selesai" Gaby tersenyum dan mengangguk setuju dengan ajakan Abigail.

Polisi wanita menghampiri jeruji besi yang ditempati Gaby dan membuka gembok tersebut dan memanggil Gaby karena ada yang menjenguknya, Gaby mendengar itu pun segera berdiri dan keluar dari jeruji besi tersebut.

Lalu membawa Gaby keluar dari ruangan tersebut ke meja jenguk, sesampainya meja jenguk Gaby kedatangan Shani yang menunggunya. Shani melihat Gaby yang memakai baju tahanan pun turut prihatin lalu memeluk Gaby.

Mereka berdua duduk bersama di meja jenguk tanpa basa basi Shani memberi voice note yang harus di denger oleh Gaby, Gaby segere mendengarnya saat mendengar voice note tersebut Gaby hanya dapat menunjukan wajah kagetnya.

“Jadi gue mohon lo bersabar ya…gue pasti bebasin lo, GUE JANJI…tapi gue mohon lo ikutin dulu permainan bokap gue ya” Gaby hanya mengangguk mengerti dengan apa yang Shania ucapkan dan jelaskan di voice note tersebut.

Shani tiba - tiba mendapatkan panggilan bahwa Cindy dan Jinan kecelakaan dan membuat Gaby khawatir, segera pamit kepada Gaby untuk menyusul Cindy dan Jinan dirumah sakit.

Gaby meminta Shani segera mengabari kepadanya bagaimana kondisi Cindy dan Jinan, Shani pamit dan Gaby kembali ke sel tahanan.

Gracia dan Cio yang membawa Cindy dan Jinan ke rumah sakit, sesampainya mereka di ruang UGD. Gracia segera berlari kembali ke mobil untuk menghampiri kembali TKP.

Cio yang melihat itu segera mengikuti Gracia dari belakang, sedikit menahan Gracia untuk pergi.

“Cio…gue harus nyari sesuatu di mobil Cindy, pasti ada petunjuk kenapa Cindy ama Jinan kecelakaan” Gracia segera masuk dan Cio ingin ikut dan membawa mobil.

Setelah sesampainya mereka di TKP, mereka segera menghampiri mobil Cindy yang diberi garis polisi namun ingin masuk di tahan oleh polisi.

“Maaf mbak…mas tidak diperbolehkan masuk ke TKP” Gracia memberi pengertian kedua polisi untuk mencari barang dan berjanji tidak akan menghilangkan barang apapun di TKP sedangkan Cio yang dibelakangnya terbinggung dengan apa yang dilakukan oleh Gracia.

Setelah berdiskusi dengan polisi lain dan memutuskan untuk memberi ijin pada Gracia untuk ke TKP dan ditemani oleh polisi tersebut.

Gracia sedikit berlari ke mobil dan membuka pintu pengemudi dan mengambil sd memory dashcam terletak dekat  dashboard mobil itu.

Setelah mendapatkan Gracia dan Cio segera kembali ke rumah sakit, lalu bertemu dengan Shani yang menunggu mereka.

“Kalian kemana sih, masa ditinggal?” Gracia dan Cio pun terdiam dan sedikit menunduk namun Gracia kembali berjalan melewati Shani Dan membuka laptopnya.

Cio dan Shani terbinggung apa yang dilakukan Gracia, Gracia memasuk SD memory dashcam itu ke laptopnya

“Aku mau liat ada kejadian - kejadian apa sebelum Cindy dan Jinan kecelakaan, tadi aku inget kalau Ka Gaby sama Ka Cindy pernah bilang kalau di mobil mereka punya dashcam” Shani dan Cio mendengar penjelasan dari Gracia pun mendekat, dan melihat rekaman video dalam dashcam itu.

Awalnya tidak ada yang mencurigakan setelah ada seseorang berbaju serba hitam mendekati mobil Cindy dan melakukan sesuatu seperti ingin menyabotase mobil Cindy, Shani, Gracia, dan Cio terkejut dengan apa yang mereka lihat.

“Ge…kamu gak boleh pegang lama - lama ini video, kamu harus segera kasih ke polisi. Yang kalau kamu pegang lama lama kamu disangka ingin menghilangkan barang bukti” Gracia mengangguk dengan apa yang dikatakan oleh Shani.

“Tapi kita harus pinter juga ci, kalau memang pelakunya tahu ada barang bukti pasti bisa minta polisi untuk menghilangkan barang bukti, aku mau pindahin filenya ke flashdisk dan copy video itu ke SD card memory ini. Jadi Aku pegang yang asli yang aku Kasih ke polisi itu cmn copyan karena aku takut mereka main curang”

“Aku bakal kasih ini ke polisi dan nyari siapa pelakunya, kalian berdua jadi saksi aku gak sama sekali mengedit video itu” Shani dan Cio pun mengangguk dan saling tatapan.

“Ge…kita bakal kasih bukti ini setelah dokter keluar dan kabarin tentang Cindy sama Jinan ya” Cio menenangkan perseturuan mereka berdua.

“Ato gini kalian pergi ke kantor polisi untuk kasih bukti ini, biar aku yang jaga disini soalnya aku perlu kabarin ke Ka Gaby” Gracia dan Cio paham dengan keadaan Shani.

Sebenarnya keadaan Shani juga kacau saat mendengar Cindy dan Jinan, Cio memahami keadaan Shani saat ini karena Shani juga pusing harus mengganti posisi Gaby sementara di kantor lalu harus mengurus urusan kantor dan urusan rumah sekaligus urusan kecelakaan ini disisi lain Shani juga ga mau Gracia kenapa kenapa saat tahu ia mengambil barang bukti, semua terbaca oleh Cio lalu Cio menenangkan Shani.

TO BE CONTINUED


Akhirnya up lagi setelah sekian lama tidak update, maaf buat kalian semua menunggu kelanjutan dari cerita ini.

Semoga kalian suka ya cerita dari part ini

Jangan Lupa Vote dan Komen

See You In Next Chapter

Cool PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang