Hari sudah menjelang sore Jinan turun untuk mengambil minum di kulkas dan sedikit melihat Shania menonton di ruang tamu, Shania melihat Jinan sudah turun pun menghampiri lalu menawarkan makan siang tadi kepada Jinan.
Jinan melihat makanan yang ditawarkan oleh Shania hanya menggeleng dan berjalan ke arah sofa dan menonton.
"Emang kamu gak lapar nan…"Jinan menggeleng sambil minum yang ia ambil tadi, Shania hanya diam dan kembali menonton.
Tak lama Gaby pulang membawa makan malam dari luar dan disambut oleh Jinan sambil membantu membawa tas Gaby
Dengan tak sengaja Jinan melihat surat wasiat dari sang Ayah di dalam tas Gaby sambil menatap bingung kepada Gaby.
Setelah merapikan makanan di meja makan lalu Gaby menyuruh Jinan untuk memanggil semuanya untuk makan malam duluan karena Gaby ingin bersih - bersih terlebih dahulu, Gaby memanggil Shania untuk ikut dengannya untuk mengambil bajunya.
Sesampainya Shania disuruh untuk tunggu diluar dan Gaby memberi baju Shania yang ia simpan.
Saat Gaby memberi baju Shania yang disimpannya, Shania sedikit terkejut karena Gaby masih menyimpan barangnya.
"Lo masih nyimpan baju gue Gab" Gaby mengangguk lalu masuk kedalam kamarnya dan kembali menatap surat wasiat itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Gaby dilema apakah Shania memang tak tahu atau hanya berpura - pura tak tahu menahu tentang rencana Ayahnya, disisi lain Gaby mulai mempercayai Shania namun disisi lain ia tak ingin mengulang kejadian di masa lalu.
Sedari tadi Jinan yang merasakan perbedaan pada Gaby pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Gaby lalu Gaby membuka dan keluar dari kamarnya, Jinan menanyakan keadaan Gaby dan Gaby menggeleng lalu tersenyum.
Jinan memegang tangan Gaby lalu mengajak Gaby ke meja makan untuk makan Malam bersama, sebenernya Jinan ingin menanyakan semua pertanyaan yang ada di pikirannya namun disaat Jinan melihat Gaby itu semua buyar dan Jinan lebih memilih diam dan mengajak Gaby untuk makan.
Sesampainya mereka berdua di meja makan, datanglah Eve dari belakang sambil membawa kue untuk Ariel yg sedang berulang tahun pada hari ini. Ariel terkejut melihat Eve membawa kue bersama Cindy.
Ariel menutup lilin di atas kuenya pun tersenyum bahagia Eve, Cindy, Celine memeluk Ariel secara bersamaan lalu diikuti oleh Jinan dan Sisca.
Sedangkan Shania dan Gaby hanya melihat mereka dan ikut tersenyum melihatnya, Shania melihat ke arah Gaby yg masih memandang mereka dengan tatapan bahagia. Disaat Shania melihat Gaby dan saudara - saudara ya bahagia pun dirinya ikut bahagia walau kondisinya masih canggung, setelah selesai acara peluk - pelukan Shania mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ariel.
Ariel melihat kearah Gaby lalu berjalan menghampirinya dan tak dapat menahan air matanya, Ariel sedikit merasa bersalah karena menutup kebohongannya. Jinan yang melihat itu hanya menunduk.
"Rumah bakal sepi…Ka Anin udah berangkat, Ka Cindy bentar lagi berangkat, pasti Ka Gaby akan lebih banyak di kantor setelah kepergian Ka Cindy ke Korea, Ka Jinan juga mau magang di Bandung" Semua sedikit terkejut kecuali Gaby dan Ariel yang sudah tahu.
Cindy menghampiri Jinan lalu sedikit memiliki Jinan, Cindy merasa kesal karena tidak diberi tahu oleh Jinan padahal dirinya memberi tahu Jinan akan berangkat ke Korea.
"Ya bener - bener sepi dong rumah nanti tapi gapapa deh jadi lebih irit tenaga kalau mau bersihin rumah" Celetukan Ariel yg mendapatkan jitakan dari Cindy dan yang lain hanya tertawa.
"Nan…lo berangkat kapan?" Jinan tampak berpikir dan Cindy menunggu jawaban dari Jinan.
"Entah…gue gak tahu, yg gue tahu berapa lama disananya" Cindy sedikit kecewa dengan jawaban Jinan pun memukul dengan tangannya.
"Ringan amat tuh tangan gue lihat - lihat dari tadi" Semua disana tertawa Lepas mendengar celetukan Jinan, mereka tahu Jinan jarang sekali menyeletuk atau sekedar jokes namun sekali dia nyeletuk pasti timing ya pas dan membuat mereka tertawa.
"Emang berapa lama kak disana, harus banget di Bandung" Jinan sedikit bingung harus menjawab apa lalu ia sedikit melihat ke arah Gaby untuk meminta pertolongan, Gaby mengerti dengan tatapan Jinan pun membuka suara.
"Jinan disana satu bulan masa percobaan dan 3 bulan magang, kakak yang nyuruh dia disana, karena kakak mau buka cabang kantor kakak disana" Semua mengangguk mengerti.
"Hebat Gab…lo udah mau buka cabang, gue bangga sama lo" Shania memberi pujian pada Gaby dan diikuti oleh yang lain. Gaby tersipu malu saat dipuji oleh Shania dan yang lain.
"Iya, makasih…. kebetulan ada yg minta kakak untuk buka cabang di Bandung, sebenarnya kalau kalian pikir ini yang pertama kalian salah karena ini yg kedua kali kakak buka cabang kalau yang pertama itu di Jepang. Alasan kakak memperbolehkan Anin untuk berangkat ke Jepang ya karena ada investor dari Jepang yg ingin perusahaan kita buka disana, awalnya kakak mau nyuruh Feni ternyata Anin dapet beasiswa di Jepang yaudah deh sekalian aja kan" Gaby menjelaskan sangat detail kepada mereka dan mereka menatap Gaby dengan rasa bangga yang terpancar dari mata mereka.
"Udahan dulu ngomongnya , ini kita gak makan makan nih, keburu dingin makanannya" Gaby menyudahi semuanya dan menyuruh semuanya makan malam bersama - sama.
###
Kinal sedang berada diruang tamu bersama Veranda, pacar sang kakak. Veranda dan Keynal sudah hampir 6 tahun menjalin hubungan, Veranda dan Kinal sudah akrab sejak pertama kali Keynal mengenalkan Veranda padanya.
"Gaby dan yang lain apa kabar ya, baik kan?" Kinal mengangguk lalu sedikit tersenyum lalu datang Keynal diantara mereka berdua.
"Nal…kata Gaby dia mau buka cabang lagi di Bandung tapi nanti Jinan yang turun di lapangan terus dia Minta tolong siapapun diantara kita berdua pergi nemenin Jinan selama di Bandung.
"Emang berapa lama nal?" Veranda bertanya pada Keynal lalu Keynal melihat chatnya bersama Gaby lalu menjawab selama 4 bulan Jinan berada disana, sebulan masa percobaan dan tiga bulan magang disana. Veranda tampak berpikir sebentar saat Keynal menjelaskan lalu Veranda mengajukan diri untuk menemani Jinan selama di Bandung.
"Biar aku aja yang nemenin Jinan selama di Bandung, kayaknya aku ada job di Bandung selama sebulan tapi abis itu aku free jadi bisa jagain Jinan deh"Keynal sedikit tidak enak hati pada Veranda namun Veranda dapat menyakinkan Keynal untuk tidak perlu sungkan jika butuh bantuan.
Veranda tahu jika Kinal tidak bisa meninggalkan sekolah sebegitu lama bagaimanapun Kinal merupakan kepala sekolah dan sekaligus harus menjaga Celine dan Eve di sekolah sedangkan Keynal harus membantu Gaby disini.
"Key…aku sama sekali gak keberadaan kok untuk nemenin Jinan lagi Pula , nantinya kita bakal jadi satu keluarga juga kan" omongan Veranda tak ada salahnya, Keynal memang sudah merencanakan pernikahannya dengan Veranda.
"Kamu berangkat kapan biar aku sesuain sama jadwal Jinan" Veranda membuka jadwal miliknya yg berada di Hp.
"Aku berangkat dua minggu lagi" Keynal mengirim chat kepada Gaby
###
Jinan sedang berada diluar sambil menatap ke langit malam yg indah, Shania keluar untuk menemani Jinan disana.
"Akhirnya dibolehin juga, kan aku udah bilang ikutin aja kemauan kakak kamu nanti juga dia luluh" Jinan tersenyum mendengar ucapan Shania, Jinan tahu Gaby sangat muda luluh kalau sudah berurusan dengan adik²nya.
To Be Continued
Hola, udah lama banget gak update ya
•
•
•
Masih nungguin gak nih cerita selanjutnya
Kalau masih nungguin jangan lupa untuk vote and komen ya...See you on next chapter ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool People
General FictionMenceritakan kisah 8 bersaudara menghadapi masalah yg akan datang yg bersangkut paut dengan masa lalu mereka dan mencoba untuk berdamai dengan masa lalu itu. This is Cool people. Welcome to the geng.