CP - 20

472 57 2
                                    


Siang hari Ariel kembali ke rumah namun tidak ada orang dirumah kosong sekali setelah balik mengantarkan Celine dan Eve ke sekolah, Ariel duduk di sofa sambil menonton TV diruang tamu.

Jinan menelpon Ariel lalu diangkat olehnya lalu mereka berbincang - bincang santai untuk menunggu take syuting Jinan dan menghabiskan waktu luang Ariel sebelum berangkat ke kampus, Jinan mengabari akan kembali 3 hari lagi lalu mereka berdua nonton bersama.

Disisi lain Cindy sedang berkutak katik dengan berkas - berkas yang seharusnya dikerjakan oleh Gaby namun dirinya tak sengaja melihat suatu surat menyelip di salah satu berkas itu.

Dengan rasa penasaran yang cukup besar Cindy mengambilnya dan mencoba membacanya, dirinya sedikit terkejut dengan isi dari surat itu, Cindy merasa mengapa Gaby menutupi dari semuanya. Cindy berjalan ke ruangan Feni, Gracia dan Shania untuk meminta ijin keluar sebentar, setelah mendapatkan izin Cindy langsung keluar dan mengemudikan mobil menuju Rumah Sakit.

Sesampainya Cindy di kamar rumah sakit Gaby pun tak tega untuk membahas apa yang dia ketahui dari berkas tadi, Cindy masih melihat wajah pucat Gaby dan belum berkurang dari tadi pagi.

Anin yang baru datang dari kantin rumah sakit pun terkejut dengan kedatangan Cindy, Anin memberi minumannya ke Cindy lalu mengajak Cindy untuk duduk di sofa.

Sedangkan Cindy hanya diam dan melamun memikirkan yang isi berkas tersebut, dirinya sedikit merasa bersalah karena tak sepantasnya dirinya membuka - buka berkas - berkas penting Gaby di kantor namun disisi lain Dirinya merasa bingung mengapa Gaby menutupi itu semua.

Lamunan Cindy pun disadarkan oleh Anin memanggilnya lalu mengarahkan jari ke arah Gaby yang memanggil Cindy dan meminta Anin untuk keluar sebentar karena Gaby ingin berbicara dengan Cindy, Setalah itu Anin keluar lalu Gaby meminta Cindy untuk duduk disampingnya.

"Aku tahu apa yang sedang kamu pikirkan, satu sisi aku rasa jahat kalau kamu gak tahu apa apa tentang ini tapi disisi lain aku gak mau kamu dan yang lain sedih. Tapi aku rasa semuanya akan terungkap nantinya namun aku harap kalian menerima alasanku untuk menutupi semua" Cindy hanya diam mendengar perkataan Gaby, tidak seharusnya ia berburuk sangka dengan kakaknya sendiri.

"Sampai kapan kakak tutupin ini semua dari kita?, Aku berhak tahu kak…kita semua berhak tahu…" Gaby hanya menghela nafas panjang sebenarnya dirinya sudah menduga akan terjadi seperti ini.

"Sampai kakak siap untuk menceritakan semuanya kepada kalian, sampai kakak sudah bener bener mempunyai bukti yang valid. Kalian gak perlu tahu dulu untuk sekarang nantinya kalau kakak udah nemu bukti yang cukup baru kakak kasih tahu kalian, yang perlu kalian tahu kakak gak sama sekali ada niat untuk membohongi kalian, apa yg kakak lakukan sekarang untuk melindungi kalian dan menjaga kalian." Cindy terharu dengan apa yang Gaby katakan seharusnya dirinya mengerti dan memahami tindakan Gaby namun di hatinya ada sedikit rasa menjanggal tetapi tak tahu apa.

"Maafin aku kak… karena sudah lancang untuk membuka - buka berkas - berkas penting kakak" Gaby menggeleng tersenyum sambil mengelus pucuk kepala Cindy dengan lembut, tak lama Anin masuk kedalam bersama Ariel dan Shammy.

Cindy dan Gaby melihat Ariel berada disana karena hanya yang tahu Gaby masuk ke rumah sakit hanya Anin dan Cindy mungkin Shammy, mereka berdua terkejut mengapa Ariel tahu.

Anin menjelaskan tentang adanya Ariel disini, kebetulan waktu Anin keluar Ariel menelpon untuk mengabari bahwa Jinan akan pulang dalam 3 hari lagi lalu Ariel menanyakan keberadaannya, Anin tak mungkin bisa bohong dengan Ariel, Gaby pun hanya diam sambil tersenyum sedangkan Anin Dan Cindy membuang muka.

"Guys gue boleh ngomong sama Gaby dulu gak, berdua doang"Semua disana mengangguk lalu berjalan keluar dari ruangan.

"Gab…gue heran sama lo, sebenernya lo Masih sayang gak Sama Boby" Pertanyaan Shammy sontak membuat Gaby kaget.

"Kok lo tanyanya kayak gitu sih, ya nggak lah mana ada"Shammy Masih melihat kejanggalan saat Gaby menjawab pertanyaannya.

"Kalau emang lo gak sayang kenapa lo masih peduliin dia padahal kan dia udah menyalahkan lo dan ortu lo atas meninggalnya nyokapnya" Gaby diam sejenak untuk mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Shammy, tak lama Gaby menunjukan reaksinya dengan menggelengkan kepalanya.

"Ada sesuatu hal yang gak semuanya perlu lo dan yang lain tahu, gue ngelakuin ini pasti ada alasan tapi gue belum bisa bilang apa alasan gue. Ya kan gak salah kalau kita sebagai manusia saling memperdulikan satu sama lain bagaimanapun juga gue masih punya hati Sham…”Shammy mendengar itu pun mengangguk setuju dengan perkataan Gaby, tak disangka Ariel,Cindy, dan Anin mendengar pembicaraan mereka berdua terkesima dengan apa yang Gaby lakukan.

Disisi lain Celine dan Eve sedang makan bersama di kantin, saat mereka makan di meja kantin dengan sengaja Lisa, Aurel, dan Fia menumpahkan minuman bersoda kearah seragam Celine. Eve melihat Kakaknya ditindas pun membela sedangkan Celine menenangkan Eve yang terpancing amarahnya, Celine mengelus pundak Eve dan mengingatkan Eve untuk tidak membuat masalah lalu meminta Eve menemani tuk mengganti seragamnya.

Lisa,Aurel,dan Fia pun tertawa puas melihat seragam Celine yang merah karena tumpahan minuman dan mereka bertiga berhasil membuat Celine malu didepan semua angkatan.

“Makanya jangan sok pinter dan sok caper deh sama guru” teriak lisa melihat Celine dan Eve meninggalkan kantin.

Eve yang menunggu didepan pintu kamar mandi tempat dimana Celine sedang mengganti seragamnya

"Pulang kakak pasti bakal ditanya sama Ka Anin atau gak Ariel yang bagian nyuci baju" Celine yang didalam kamar mandi pun terdiam dan berpikir dengan ucapan Eve.

“Kalau aku bohong pun gak akan ada yang percaya, mana ada sejarah Ariel dan Ka Anin bisa dibohongi” Celine langsung segera mengganti seragam saat mendengar saat bel istirahat berbunyi.

Celine dan Eve bertemu dengan guru piket saat ingin kembali ke kelas, Bu Kinal menghampiri mereka berdua lalu menanyakan keadaan Celine dan Eve.

Kinal merupakan adiknya Keynal dan Kepala sekolah disana yang ditugaskan untuk menjaga Celine dan Eve bagaimanapun juga Kinal sudah menganggap mereka adik sendiri.

Kinal mengajak Celine dan Eve ke ruangan lalu Kinal menjelaskan bahwa dirinya sudah meminta izin kepada guru yang mengajar Di kelas mereka masing - masing, Celine dan Eve yang sebelumnya panik sekarang lebih tenang.

Sesampainya di ruangan kantor Kinal mereka berdua dipersilahkan untuk duduk didepan Kinal, Kinal hanya memandang wajah mereka setelah mereka duduk tanpa ada pembicaraan diantara mereka.

'Apa mereka benar - benar sudah tahu kejadian sebenarnya? Apa Gaby sudah memberi tahu kebenaranya ke mereka?' Celine menyadari lamunan Kinal lalu Kinal mengambil minum untuk mereka berdua.

"Kalian gapapa kan? gak ada yang luka? kalau kalian di apa - apain bilang ya, aku khawatir sama kalian bagaimanapun juga aku bertanggung jawab atas kalian berdua" Eve memegang tangan Kinal untuk memastikan dirinya dan Celine baik - baik saja, pegangan tangan dari Eve membuat Kinal lebih tenang.

"Kalian disini dulu aja, kabarin ke aku ya kalau kalian butuh sesuatu. Kalian masuk ke dalam kelas pas jam 10.30 ya karena aku meminta izin jam sampai segitu Aja"Kinal keluar untuk menerima telepon dari Keynal .

"Haloo…ada apa?" Ekspresi Kinal berbeda dari tadi menunjukan wajah malas menjadi khawatir

"Yaudah gue kesana ya" Kinal keluar dari sekolah menuju tempat parkir lalu meninggalkan wilayah sekolah.

T.B.C

Jangan lupa vote dan komen ya

See you in next chapter ☺️


Cool PeopleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang