1.

216 17 0
                                    

Saat ini Ara baru saja menyelesaikan kelasnya. Kebetulan hari ini jadwalnya hanya ada satu kelas jadi ia bisa pulang lebih awal. Tapi bukan Ara namanya jika ia langsung kembali ke rumah setelah kegiatan di kampusnya. Ara harus pergi ke tempatnya bekerja part time di sebuah cafe.

"Kalian langsung pulang?"tanya Ara pada kedua sahabatnya, Seoyoon dan Bora.

"Tentu tidak, hari ini kampus akan kedatangan salah satu keluarga pemilik kampus kita. Apa kau tidak mau ikut dulu bersama kami?"jawab Seoyoon dan diangguki Bora.

"Hm apa wajib untuk menyambut kedatangannya? Aku masih harus part time"jawab Ara.

"Tidak wajib, tapi kau taulah mereka ini keluarga terpandang dan yang hari ini datang adalah cucu dari pemilik kampus kita, apa kau tidak penasaran? Siapa tau dia tampan"ucap Bora.

"Aish.. Aku ini masih tau diri, kalau pun memang dia tampan dia pasti tidak akan mau dengan wanita seperti ku. Walaupun bisa dibilang keluarga ku juga masih berkecukupan tapi dia levelnya masih jauh diatasku" ucap Ara menanggapi ucapan sahabatnya.

"Tapi banyak yang bilang dia itu tidak sombong seperti orang-orang kaya biasanya. Apa kau benar-benar tidak tertarik?"kali ini Seoyoon yang kembali berbicara.

"Ya sudah jika kau tertarik silahkan. Sepertinya jika denganmu dia lebih cocok karena keluarga mu tidak jauh berbeda dengannya"ucap Ara dan langsung mendapat pukulan ringan dari Seoyoon.

Bora dan Seoyoon yang sudah malas berdebat dengan Ara pun akhirnya membiarkannya untuk pergi. Mereka sudah hapal dengan sikap Ara yang jika sudah memiliki keputusan tidak akan bisa diganggu oleh siapa pun.

Ara pun akhirnya meninggalkan kedua sahabatnya dan pergi menuju tempatnya bekerja. Jarak dari kampus ke tempat kerjanya tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu dua puluh menit jika berjalan kaki.

Sampai di tempat kerjanya, Ara langsung bersiap dan menyapa bebarapa karyawan yang sudah bekerja lebih dulu. Saat dirinya sedang sibuk menggunakan beberapa peralatan, datang seseorang yang akan memesan. Ara pun buru-buru menyelesaikan aktivitasnya dan menghampiri kasir untuk melayani pelanggan pertamanya hari ini.

"Permisi saya pesan Latte Macchiato satu, tapi tolong diantar ke mobil di depan sana ya" ucap laki-laki di depan Ara sambil memunjuk keluar cafe.

Ara yang mendengar pesanan itu tersenyum dan mengganggukan kepala. Setelahnya laki-laki yang kira-kira berusia tiga puluhan itu pun pergi.

Sepuluh menit Ara menyiapkan pesanan, akhirnya pesanan pun jadi. Ara segera bergegas untuk mengantar ke mobil yang diberitaukan oleh pelangganya tadi.

Sampai di samping mobil, Ara pun mengetuk pelan kaca mobil itu. Tak butuh waktu lama, kacanya pun dibuka dan terlihatnya seorang laki-laki yang bisa dibilang cukup tampan menurut Ara. Tapi yang dia pikirkan saat itu adalah fokus pada pekerjaannya. Setelah melihat orang tersebut membukakan kaca, Ara pun langsung memberikan pesannya dan mengucapkan terima kasih dengan senyumannya. Laki-laki yang menerima pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih kembali padanya. Ara pun kembali masuk ke cafe dan melanjutkan pekerjaannya.

***

Jam sudah menunjukan pukul enam sore. Jam kerja Ara sebentar lagi selesai dan ia baru saja akan bersiap untuk kembali. Tapi saat itu, terdengar suara pintu cafe yang kembali terbuka dibarengi dengan suara yang tidak asing bagi Ara.

Bora. Sahabatnya itu datang mengunjungi tempatnya bekerja tidak lupa juga diikuti Seoyoon dibelakngnya. Ara pun menggelengkan kepala dan menyuruh kedua sahabatnya itu untuk menunggunya di meja kosong.

Tak butuh waktu lama, Ara sudah siap dengan barang-barangnya dan tidak lupa ia membawa dua gelas minuman untuk kedua sahabatnya itu.

"Ada apa ke sini? Kalian mau menjemputku?"tanya Ara.

"Kau ini terlalu percaya diri. Kami kesini ingin membuat mu iri karena sudah melewatkan peristiwa tadi di kampus"ucap Seoyoon seraya mengambil gelas yang Ara beri.

Ara hanya menggeleng saat mengetahui hal yang membuat temannya ini menyusul ke tempatnya bekerja. Namun, ada sedikit rasa penasaran akan peristiwa yang Seoyoon sebutkan, karena pasti itu tidak biasa sampai-sampai kedua sahabatnya ini rela menyusulnya ke tempat kerjanya.

"Memang apa yang aku lewatkan hari ini hm? Kalian pasti ingin membicarakan cucu pemilik kampus kita kan?"tebak Ara.

Bora yang mendengar ucapan Ara pun menjentikkan jarinya dan berkata,"Tepat sekali. Kau tau, cucu pemilik kampus kita itu sangat tampan. Dia sama sekali tidak sombong, saat banyak mahasiswi yang berkumpul untuk menunggu kedatangannya di sepanjang lorong dia bisa-bisanya tersenyum pada kita semua"ucapnya sedikit heboh.

Ara yang mendengar itu sedikit tertawa karena melihat sahabatnya begitu bersemangat. Seoyoon pun membuka suara dan berkata,"Benar. Kau harus melihatnya Ara-ya. Ku rasa umurnya sama seperti kita, eh tapi yang ku dengar dia lebih tua beberapa tahun dari kita. Entahlah tapi saking tampannya ku rasa dia masih cocok untuk kuliah bersama kita"ucapnya yang tidak kalah heboh.

Ara meredakan tawannya dan berkata,"Haish.. Setampan apa sih memangnya sampai-sampai sahabatku ini heboh sekali seperti ini."

Bora terdiam sebentar seperti sedang berpikir lalu berkata,"Hm.. Kau harus melihatnya sendiri. Kau tidak akan menyesal. Seandainya dia masih kuliah mungkin aku akan mendekatinya"ucapnya sedikit bercanda dan mendapat pukulan tingan dari Seoyoon, sedangkan Ara hanya tertawa mendengar ucapan sahabatnya itu.

Mereka pun akhirnya melanjutkan obrolan mereka yang terus merambat ke berbagai macam topik. Hingga tak terasa mereka sudah mengobrol selama satu jam di cafe itu. Akhirnya mereka pun beranjak untuk kembali ke rumah mereka masing-masing dan segera beristirahat.

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang