Sejak selesai makan malam, Jungkook merasa jika kekasih menjadi sedikit berbeda. Ia merasa jika Ara menjadi lebih diam dari biasanya dan hanya akan berbicara jika memang Jungkook bertanya. Padahal Jungkook tau jika semenjak mereka berpacaran Ara menjadi sedikit lebih banyak biacara dibanding saat mereka baru awal kenal.
"Kita mau langsung pulang?"tanya Jungkook memecah keheningan, yang sebenarnya sebagai upaya agar suasana dimobil tidak terlalu hening.
"Iya, mau kemana lagi?"ucap Ara yang sebenarnya hanya biasa tapi Jungkook tetap merasa ada yang aneh.
Jungkook berpikir sebentar, mencari bahan obrolan lain agar mereka bisa bicara lebih panjang. Beberapa menit memikirkan, Jungkook pun kembali bersuara,"Bagaimana menurutmu tadi makan malamnya? Halmoni tidak seperti yang kau pikirkan kan?"tanya Jungkook.
Jungkook tau biasanya jika Ara ditanya mengenai kesannya setelah melakukan suatu kegiatan pasti kekasihnya ini akan memberikan kesan yang panjang dan bercerita bagaimana perasaannya selama kegiatan itu berlangsung. Namun, sepertinya memang apa yang Jungkook pikirkan itu benar ada sesuatu yang kekasihnya ini pikirkan.
"Eum.. Seru oppa, halmoni dan keluargamu yang datang juga baik"jawab Ara tanpa menjelaskan detail bagaimana perasaannya dan hal lain seperti biasanya.
Jungkook yang sudah tidak tahan lagi akhirnya langsung bertanya pada kekasihnya itu,"Ara-ya kau kenapa? Kenapa kau hanya menjawab singkat pertanyaanku? Apa aku melakukan kesalahan? Apa yang kau pikirkan"ucap Jungkook.
Ara yang mendengar pertanyaan-pertanyaan itu akhirnya menoleh pada Jungkook. Ara pikir kekasihnya itu tidak menyadari jika dirinya ini sedang memikikan sesuatu.
"Eoh? Eum.. Tidak apa oppa, oppa tidak melakukan kesalahan. Aku mungkin hanya sedikit lelah"jawab Ara akhirnya.
"Aku tau kau sedang memikirkan sesuatu, tapi jika kau tidak mau memberitau ku sekarang tidak apa. Nanti sampai rumah kau langsung istirahat ya"ucap Jungkook akhirnya karena dirinya tidak mau memaksa Ara.
***
Ara sudah berada di kamarnya. Dirinya sudah siap dengan pakaian tidurnya dan sudah siap untuk istirahat. Tapi pikirannya masih dipenuhi dengan Hana, perempuan yang ia temui acara makan malam tadi yang merupakan teman kecil kekasihnya.
Akhirnya Ara memutuskan untuk menghubungi Bora. Untuk saat ini Ara hanya ingin sahabatnya itu mendengarkan kegelisahannya. Memang kedua sahabat Ara itu memiliki peran yang berbeda bagi Ara, jika Ara ingin mendapat bantuan membuat keputusan, ia pasti menghubungi Seoyoon. Sedangkan jika dirinya hanya ingin di dengar, ia akan menghubungi Bora.
Tak perlu waktu lama, nada sambung kedua Ara sudah mendapatkan jawaban dari sebrang telponnya.
"Eum.. Bora apa kau sedang sibuk"ucap Ara setelah mendengar sapaan dari sahabatnya.
"Tidak, kenapa malam-malan gini menelpon? Mau cerita apa?"tanya Bora yang sudah apal jika sahabatnya ini menelpon malam-malam begini pasti ada yang mengganggu pikiran Ara.
"Ah kenapa kau selalu seperti itu, pura-pura tidak tau dulu biar aku bisa basa basi"ucap Ara.
"Yaish.. Tidak usah basa basi kau ini kenapa ribet sekali. Sudah cerita saja kali ini tentang apa?"tanya Bora.
Ara pun akhirnya menceritakan menganai Hana teman kecil Jungkook dan kekhawatirannya mengenai Hana yang sepertinya lebih pantas dengan Jungkook. Ara juga menceritakan bagaimana kedekatan Hana dengan keluarga kekasihnya itu.
"Aku benar-benar takut keputusanku menerima Jungkook oppa salah Bora. Hana eonnie benar-benar jauh dari ku"jelas Ara mengakhiri ceritanya.
"Hm.. Kau memang Ara temanku. Kenapa selalu berpikir seperti itu? Memang bagaimana reaksi Jungkook oppa saat itu menurutmu?"ucap Bora menanggapi.
"Eum.. Oppa biasa saja. Hana eonni juga sempat memeluk oppa dan setelahnya oppa meminta maaf karena hal itu. Dia juga tidak ragu mengenalkan ku sebagai kekasihnya pada Hana eonnie"ucap Ara.
"Nah lalu apa? Kenapa kau memikirkan hal seperti itu? Sudah jelas berarti Jungkook oppa mencintaimu, dan Hana eonnie itu hanya teman kecilnya tidak memiliki ruang khusus di hati Jungkook oppa"ucap Bora.
"Tapi tatap saja aku merasa khawatir. Aku takut"ucap Ara.
"Aku tau, kau takut karena memang kau benar mencintai Jungkook oppa. Kau takut kehilangannya kan. Tapi kalau yang ku dengar dari ceritamu sepertinya Jungkook oppa juga memiliki perasaan yang sama padamu. Bahkan mungkin lebih besar"ucap Bora.
"Sudah jangan terlalu dipikirkan. Lebih baik sekarang kau istirahat, kau pasti lelah setelah pergi makan malam apalagi aku tau kau sangat gugup kan. Seoyoon bilang padaku"sambung Bora lagi.
"Eum.. Baiklah, terima kasih Bora sudah mau mendengarkan ku. Aku akan tidur setelah ini"ucap Ara mengakhiri panggilannya. Setelah itu, Ara pun berusaha untuk bisa tidur dan melupakan pikiran-pikirannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
FanfictionJungkook, seorang cucu dari keluarga yang sangat kaya dan terkenal di negaranya bertemu dengan perempuan dari keluarga yang berkecukupan bernama Ara. Bisakah mereka bersatu? Atau keluarga terpandang seperti keluarga Jungkook akan menentang hubungan...