01. Penerimaan Raport

151 62 125
                                    

Hari yang paling ditakutkan oleh semua murid sekolah di dunia adalah hari dimana pembagian buku hasil belajar siswa selama satu semester bukan? Jika nilai yang mereka peroleh tidak sesuai ekspetasi orang tua maka akan diadakan konser dadakan di rumah masing masing. Tak terkucuali dengan Manda kini ia tengah ketakutan setengah mati karna sebentar lagi Vera Askandar yang merupakan Mamah Manda tengah bersiap untuk ke sekolah Manda.

Manda adalah anak yang pintar dia tidak pernah keluar dari peringkat tiga besar. Tapi entah mengapa setiap pembagian raport Manda selalu ketakutan seakan akan dia tidak masuk peringkat tiga besar.

"Manda!" Teriak seorang wanita paruh baya dari ruang tamu.

"Iya Mah!" Manda berteriak menyauti panggila dari Mamahnya sembari berjalan keluar kamar.

Sesampainya Manda di ruang tamu Mamahnya langsung pamit untuk ke sekolah mengambil raport Manda.

"Nda Mamah berangkat dulu yah. Hati- hati di rumah jangan kemana mana." Pamitnya sembari mengarahkan tangannya untuk Manda cium.

"I-iya Mah" Manda menjawab sembari mencium tangan Mamah Vera.

"Eh, Mah tunggu." Mendengar ucapan Manda sontak Mamah Vera menghentikan langkanya lalu membalikan badan menghadap sang anak sambil menaikan satu alisnya menandakan bahwa dia sedang bertanya.

Manda yang melihat Mamah Vera menghentikan langkahnya langsung berjalan sedikit-sedikit ke arah Mamah Vera. Sampai di depan Mamah Vera Manda tidak langsung berbicara maksudnya menghentikan langkah Mamah Vera. Manda menunduk sambil mengontrol detak jantungnya yang semakin cepat dan berusaha memberanikan diri untuk bicara kepada Mamah Vera. Sekian detik kemudian Manda mendongakan pandangan menatap Mamah Vera lekat.

"Mah kalau Manda ga masuk peringkat tiga besar jangan marah yah." Setelah mengambil ancang ancang cukup lama akhirnya Manda memberanikan diri mengatakan hal itu kepada Mamah Vera.

Nampak Mamah Vera tersenyum simpul memandang anak perempuan satu- satunya.

"Sayang, Mamah ga masalah kalau kamu ga masuk peringkat tiga besar yang penting kamu sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi Mamah yakin anak Mamah ini pasti mendapatkan nilai yang tertinggi. Ingat yah feeling seorang ibu itu kuat. Udah ah jangan takut kalau kamu ga masuk tiga besar paling ya nanti nama kamu Mamah coret dari Kartu Keluarga." Jawab Mamah Vera sambil menyelipkan anak rambut Manda ke belakang dan dengan diakhiri kekehan.

"Ih!! Mamah mah gitu." Manda sedikit kesal karna akhir dari ucapan Mamah Vera yang mengatakn akan mencoret namanya dari Kartu Keluarga.

"Becanda sayang, lagian kamunya tegang amat. Udah ah Mamah mau berangkat nanti Mamah terlat."

Setelah mengatakan itu Mamah Vera berlenggang pergi dari hadapan Manda. Manda yang menatap punggung Mamah Vera yang semakin menjauh dengan wajah yang senyum- senyum sendiri.

"Non Manda?" Tanya bik Inah.

Bik Inah adalah pembatu rumah tangga di rumah Askandar sejak Mamah Vera dan Papah Herman Askandar menikah.

"Anjr! Eh astaghfirullah." Manda langsung berbalik badan dan menabrak tubuh bik Inah yang masih membawa barang-barang belanjaannya. Sepertinya bik Inah baru pulang dari pasar. Ya iya lah thor kalau bawa barang belanjaan ya berarti dari pasar ya kali baru pulang dari sawah.

"Non ngomongnya ko kek gitu ga baik atuh." Nasihat bik Inah kepada Manda.

"M-maaf bik ga sengaja kan Manda kaget." Alibi Manda supaya tidak dimarahi bik Inah. Wait! Tapi Manda bener kaget sih hehehe.

"Bik Inah ada apa manggil Manda?" Tanya Manda berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Tadi Bik Inah mau tanya ngapain non Manda senyum-senyum sendiri?"

SEVEN DAY AND FOREVER [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang