— , LDR
'Jadi, ada cerita apa hari ini?'
Tanya Jisung begitu kalian selama 3 menit video call cuman diem dieman doang. Ditambah muka kamu yang ditekuk dan cemberut terus.
'Kok mukanya di tekuk, cemberut pula? Sayangnya Jisung kenapa?' Tanya Jisung.
Fyi, kamu sama Jisung ini pacaran udah hampir empat tahun. Sekarang kondisinya kalian lagi ldr, Jisung lagi di negara kelahirannya sedangkan kamu disini, dirumah.
Sedih? Ya bisa dibilang begitu. Tapi mau gimana lagi, Jisung udah lama enggak pulang kerumahnya karena ada pandemi.
'Presentasi kamu gimana? Lancar? Pasti lancar dong ya? Kan Jisung yang temenin simulasi presentasinya,' ucap Jisung dengan nada semangatnya.
Kamu menggeleng yang bikin Jisung mengernyit heran.
'Hei, kenapa? Ayo dong cerita, Jisung ada salah sama kamu?'
Kamu menggeleng terus menghela napas, "Dari kemarin aku di gangguin Yeji sama temen temennya, bahkan hari ini aku gagal presentasi gara gara dia dengan sengaja tumpahin minumannya ke baju aku. Padahal aku udah ditungguin diruang rapat," Kata kamu sambil nenggelamin wajah kamu di bantal yang lagi kamu peluk.
'Hei, jangan kaya gitu. Lihat sini, kamu jadi bikin aku pingin cepet cepet pulang kesana.' ucap Jisung dari sana dengan nada suara paniknya.
Kamu masih sembunyiin wajah kamu dan cuman ngeliatin mata kamu doang.
'Hei, jangan nangis. Aku bilang ke Hyunjin ya supaya Yeji minta maaf ke kamu terus enggak gangguin kamu lagi. Oke?'
Kamu menggeleng cepat, "Jangan! Aku enggak mau urusannya makin panjang." Kata kamu.
Yeji ini dulunya pacaran sama Jisung, mereka putus karena Jisung emang udah enggak nyaman sama sifatnya Yeji yang makin lama makin beda. Selang satu tahun, Jisung jadian sama kamu. Yeji waktu itu masih belum move on sampai sekarang dan menganggap putusnya dia sama Jisung ini gara gara kamu yang genit sama Jisung. Padahal enggak, orang Jisung duluan yang deketin kamu sampai akhirnya kalian jadian.
"Jisung puas puasin liburan dulu aja disana, aku disini enggak apa apa kok." Kata kamu sambil senyum, mencoba menghibur Jisung yang keliatannya khawatir disana.
'Supaya enggak sedih lagi, kamu mau apa? Mau Jisung beliin seblak yang biasa? Atau mau Boba? Atau mau dua duanya?' tawar Jisung mencoba menghibur kamu.
Kamu menggeleng, "Enggak. Aku maunya liat Jisung aegyo kaya oppa oppa Korea." Kata kamu random.
'Nanti kalau aegyo emang kamu enggak makin kangen? Kemarin Heejin bilang kamu cerita panjang lebar, katanya kangen sama Jisung.' katanya.
Kamu melebarkan mata, ternyata kamu di cepuin sama Heejin. Padahal dia udah janji buat enggak ngasih tau, soalnya kamu gengsi.
"Apaan enggak kok!? Mengada Ngada tuh Heejin, kamu kali yang kangen?"
Jisung berhenti ketawa, 'Iya deh iya. Jisung yang kangen, kangen banget malah. Bisa gak sih ini liburannya dipercepat? Kangen banget soalnya.' katanya.
"Jangan cepet cepet pulang, udah disana dulu aja yang lama. Puas puasin main sama keluarganya. Nanti kan kalau kita udah nikah sering ketemunya." Kata kamu asal ngomong terus ketawa.
Jisung yang denger langsung senyum lebar, 'Yang, nanti aku pulangnya sama mama sama papa ya. Kayanya kamu udah siap nih aku lamar,' kata Jisung.
Kamu berhenti ketawa, kayanya muka kamu langsung merah banget. "Apa sih!? Udah ah, aku mau mandi udah sore. Kamu juga jangan lupa cuci cuci kayanya kamu habis dari luar ya?" Kata kamu terus Jisung ngangguk.
"Non, ini ada titipan dari Den Jisung. Katanya buat non,"
Ini seblak sama minumannya habisin ya, Jisung tambahan cookies juga biar badmood nya makin ilang. Semangat ya jangan sedih sedih lagi selama Jisung enggak disana!
- Pacar kamu yang paling ganteng, Jisung.
Sebelum itu di sambungan telepon...
"Pak, bisa mampir ke miniso dulu sebentar gak pak? Beli kertas ucapan gitu, terus tolong ke mbaknya tolong tulisin teks gitu pak, nanti saya lebihin deh pak serius. Soalnya ini ibu negara lagi badmood pak."
Gimana ya...
Pokoknya Enjoy-!!
Btw, harusnya aku update kemarin tapi lagi enggak enak badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
straykids imagine.
Fanfiction[CLOSED REQUEST] Alternative Universe [AU] pokoknya kamu sama straykids. • • • ot.8 Disclaimer! : Cerita ini murni dari pikiran author. Dimohon untuk tidak plagiat atau copy-paste