CHAPTER 14

1.9K 154 4
                                    

Ara mengeratkan genggamannya pada tas ranselnya, menghirup udara dengan rakus lalu menghembuskannya kencang, dia merasa gugup saat melihat sosok yang sekarang mau dia hindari sedang melakukan pemeriksaan pakaian harian untuk siswa-siswi di sekolah mereka.

Dengan seragam putih lengan panjang yang di gulung dan dasi berwarna hitam dan celana sekolah hitam membuatnya terlihat sangat tampan. Ara mengetahui kalau yang mengambil alih sekarang adalah Aarav, entah kenapa Ara menyadari pola kontrol Aarav saat di sekolah. Pagi hari Aarav, saat istirahat kemungkinan besar Elios dan saat jam pelajaran tertentu seperti olah raga Nathan, namun dia tidak merasa Arvin pernah muncul saat di sekolah, entah apa alasannya. Sedangkan Aciel dia berkata baru kemarin muncul, tiba-tiba wajahnya memerah lagi, kenapa Ara kembali mengingat kejadian kemarin.

Ara menepuk pipinya, lalu mengangguk meyakinkan diri memasuki gerbang sekolah. Ara berada dalam barisan untuk pemeriksaan seragam, kemudian tanpa sengaja dia melihat salah satu siswi di depannya terlihat memendekkan roknya yang awalnya di atas lutut menjadi setengah paha, Ara hanya mengulum bibir dan mengalihkan perhatiannya ke lain. Dia tentu saja paham, kebanyakan siswi yang menyukai Aarav selalu melakukan ini, Ara memperhatikan sekelilingnya banyak siswi yang cantik-cantik namun kenapa Aarav tidak tertarik dengan mereka? Kenapa malah dengannya?

Hmm mereka cantik dan seksi, pikir Ara sambil mengangguk- angguk pelan, tanpa di sadarinya dia menatap pakaiannya.

Biasa saja

Itulah yang dipikirkannya, Just an ordinary girl.

Namun tidak lama kemudian matanya membelalak saat mendapati kalau dia tidak memakai dasi pitanya, Gawat, sejak kapan aku tidak memakai dasiku? batin Ara.

"Selanjutnya," ucap Aarav, Ara segera menoleh ke arah siswi di depannya tadi yang sekarang di periksa, setelah ini gilirannya. Ara mencoba mencari dasinya di dalam tas berharap mungkin saja ada di dalam.

Sedangkan Aarav dengan sedikit lelah menghela napasnya saat mengetahui ada saja siswi yang sengaja memendekkan roknya untuk dia periksa, dan tanpa menoleh ke arah siswi tersebut dia mencentang poin pelanggaran saat siswi tersebut menyebutkan namanya, "Lho? Kok dapat poin, siih?" ucap siswi itu dengan nada yang di buat-buat kesal sok imut.

Aarav dengan sabar menjawab, "Lo ngelakuin hal itu setiap hari, yang ada poin pelanggaran berpakaian lo numpuk," ucap Aarav dengan senyuman ramahnya.

"Tapi rok aku gak sependek itu... Coba lihat," ucap siswi tersebut masih bersikeras untuk mendapat perhatian Aarav. Sedangkan Aarav tidak memperdulikannya, "Next," ucapnya dan hal itu membuat beberapa siswa ataupun siswi yang mendengar percakapan mereka tergelak. Siswi tersebut berlalu dengan cemberut, dan sekaranglah giliran Ara.

Aarav memperhatikan Ara yang menunduk, bertanya-tanya ada apa dengan gadis ini dan setelah diperhatikan lebih teliti, Aarav berusaha menahan senyumnya.

"Nama?" Aarav berusaha profesional dengan tugasnya.

"Amalthea Inara," jawab Ara.

"Dasi lo mana?" tanya Aarav, saat menyadari kalau dasi Ara tidak ada.

Ara meremas pelan roknya lalu mulai mengangkat kepala, "Sepertinya aku lupa memakai dasi," ucapnya, Ara merasa malu sekarang.

Aarav mengulum senyum, Lupa? Jawabannya lucu, Damn, she's so cute batin Aarav. Berusaha keras agar tidak mengeluarkan kekehan.

"Poin," ucapnya sambil mencentang poin pelanggaran. Ara meringis, ini kedua kalinya di kelas XI dia menerima poin, setelah terlambat beberapa waktu lalu.

"Ini," Aarav menyerahkan dasi cadangan, di sekolah mereka memang harus berpakaian lengkap dan rapi walaupun masih ada beberapa siswa dan siswi yang tidak menaati peraturan tersebut. Oleh karena itu, banyak pakaian maupun atribut cadangan untuk hal-hal semacam ini.

INARA AND THEM(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang