CHAPTER 32

1.4K 98 3
                                    

Ara terdiam melihat sebuah foto yang ditampilkan Nayra kepadanya.

"Apa yang akan lo lakukan dengan ini?" tanya Nayra, entah kenapa dia merasa sedikit senang melihat ekspresi Ara yang terlihat sedih karena melihat foto yang dia ambil malam tadi.

Flashback

Nayra dan keluarganya berkumpul di sebuah restoran untuk makan malam bersama, namun sebenarnya dia benar-benar malas untuk mengikutinya. Tapi, karena paksaan ayah dan ibunya, mau tidak mau dia pun mengiyakan.

Namun, dia menarik ketidakinginnanya mengikuti acara keluarganya ini, karena dia menemukan hal yang luar biasa menarik.

Di sana, di meja yang cukup jauh dari mejanya, dia melihat Aarav, dia yakin sekali. Aarav sedang makan malam mewah, dia memakai pakaian yang terlihat semi formal, namun dia tidak sendiri. Dia bersama gadis yang terlihat sangat cantik, dan terkesan dewasa serta elegan.

"Omg, gue gak salah lihat!" gumamnya, lalu terpikir suatu hal, sebuah rencana licik. Nayra tersenyum kemudian dengan diam-diam mengambil gambar Aarav yang sekarang tersenyum ke arah gadis itu.

Walaupun Nayra menjadi cemburu karena Aarav tidak hanya berpacaran dengan Ara, tapi ternyata ada gadis lain, tapi hal ini membuatnya menyeringai, karena dia akan menggunakan ini agar membuat Ara dan Aarav bertengkar kemudian berpisah.

"Padahal belum sebulan pacaran, tapi sudah seperti ini, ck ck ck.." ucapnya tersenyum senang, dia seperti merasakan Tuhan berpihak kepadanya.

"Nay, cepat di makan, ngapain senyum-senyum sendiri!?" tegur mamanya.

Nayra menatap mamanya kesal, "Iya, iya!"

Flashback off

"Aku tidak tahu," jawab Ara.

"Gue bukannya mau memberi tahu yang aneh-aneh, Ra. Tapi, selama gue makan di sana dan melihat mereka makan, mereka terlihat seperti sudah saling mengenal lama."

Ara kembali menatap foto itu, dia berusaha menenangkan pikirannya agar tidak memikirkan hal macam-macam yang membuatnya berkesimpulan yang mungkin saja sebenarnya salah.

"Ra," panggil Nayra, Ara menoleh menatap Nayra.

"Bukannya mau membuat lo overthinking, ya. Walaupun kita hidup di zaman milenial, beberapa keluarga konglomerat tetap melakukan tradisi perjodohan ataupun bertunangan lo tahu? Bukankah Aya dan Enzi seperti itu?" ucap Nayra.

Ara tersenyum, "Terima kasih telah memberitahuku, kalau bagitu aku pergi dulu," ucap Ara kemudian berlalu.

Nayra yang melihat reaksi Ara sedikit bingung, "Ada apa dengan cewek itu?" ucapnya.

.

.

.

Ara awalnya bingung kenapa Nayra yang sebenarnya tidak terlalu akrab dengannya tiba-tiba memanggilnya dan mengatakan ingin memberitahukan sesuatu, dan setelah mengetahuinya Ara sebenarnya tidak tahu harus melakukan dan bersikap seperti apa, dia baru pertama kali merasakan hal ini, dan perasaan tidak enak menghampirinya.

Dia membuka ponselnya dan menatap ponselnya, pesannya tidak dibaca, Aciel memintanya mengabarinya saat sudah sampai ke rumah, namun sampai pagi ini, cowok itu belum membalasnya, dan hari ini dia absen.

Oleh karenanya, Ara tidak ingin berkesimpulan sendiri sebelum mendengar jawaban dari sudut pandang Aarav. Tapi mengingat Aarav yang selalu melamun saat bertemu dengannya kemarin dan bahkan tidak mengabarinya apa pun dan perkataan-perkataan yang di lontarkan Nayra serta foto itu dan sekarang ketidakhadirannya di sekolah membuat Ara menjadi berpikiran macam-macam.

INARA AND THEM(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang