CHAPTER 25

1.6K 115 15
                                    

Ara terdiam mendengar ucapan Aarav. Lalu tersadar saat Aarav mengacak rambutnya.

"Ah, apa yang kamu lakukan?" protesnya sambil merapikan rambutnya.

"Hehe, Ara menggemaskan soalnya."

Ara hanya cemberut pelan merasa malu saat dikatakan menggemaskan.

"Hah... sayangnya sekarang sudah jam 10, waktu gue habis," ucap Aarav tidak lama dia menutup matanya, kemudian sorot mata yang tampak cerah muncul di barengi dengan senyum manis di wajahnya.

"Akhirnya giliran aku!" Siapa lagi kalau bukan Arvin.

"Giliran?" Ara menjadi bingung.

"Aku mau bersiap dulu, kita akan ke taman hari ini!"

"Ke taman? Ngapain?" tanya Ara.

"Tentu saja piknik!"

Ara mengangguk-ngangguk, tersenyum senang saat melihat Arvin yang tampak bersemangat.

Setelah beberapa menit mereka sudah bersiap turun ke basement untuk menaiki mobil dan berkendara ke taman.

Tidak lama sekitar 15 menit mereka sampai di taman tujuan mereka, tampak segar di pagi hari menjelang siang dengan keadaan cuaca yang berawan benar-benar sangat mendukung untuk piknik.

Taman tersebut memiliki lahan yang cukup luas dengan padang rumput pendek yang terawat dan bersih dari sampah, Jalan setapaknya tertutupi batu bata yang di susun dengan rapi dengan pola yang menarik, banyak terlihat bangku taman dari besi berwarna cokelat dengan lampu taman di setiap bangku tersebut, beberapa tanaman dan bunga-bunga tampak rapi di dalam kandang yang bercat putih, pohon-pohon rindang ada di setiap sisi dalam taman dan beberapa di dalam taman, walaupun hari ini minggu, saat ini keadaan taman tidak terlalu sepi, namun tidak terlalu ramai juga, mungkin karena hampir siang, hanya terlihat satu sampai dua keluarga yang sepertinya piknik juga, beberapa majikan yang membawa peliharaan mereka berjalan-jalan ataupun anak-anak kecil yang sedang bermain layangan dan bola.

Setelah mereka memasuki taman, akhirnya menemukan sebuah pohon besar yang pas untuk mereka teduhi. Arvin menggelar tikar, kemudian dilanjutkan menggelar kain bermotif kotak-kotak berwarna biru, lalu meletakkan keranjang yang di dalamnya berisi, buah-buahan, desert, snack, susu, dan air mineral. Di bantu dengan Ara, Arvin menyusun semua makanan dan minuman di atas kain.

"Akhirnya aku bisa keluar seperti ini," ucapnya sambil merebahkan dirinya.

Ara hanya terkekeh pelan, pasti Arvin kesenangan karena bisa mengambil alih saat di luar tanpa perlu merasa khawatir sendirian karena ada Ara.

"Ara aku mau desert," ucap Arvin masih dengan posisi rebahannya. Angin berhembus menerbangkan helaian rambutnya dan rambut Ara.

"Desert? yang mana?" tanya Ara sambil menatap 2 macam desert, ada macaron dan soft cake.

"macaron!"

"Kalau begitu ayo duduk!"

"Tidak, maunya disuapin Ara lagi," jawabnya polos.

Ara merasa salah tingkah, dia menjadi mengingat kejadian saat dia menyuapi Arvin di ruang seni. Sesaat kemudian tertawa saat kembali terlintas Arvin kesakitan karena tangannya yang terkilir tertekan.

"kenapa tertawa?" tanya Arvin lalu mulai duduk.

"Tidak apa-apa, hanya teringat sesuatu."

Arvin mengangkat sebelah keningnya, "Aaa," kemudian mulai membuka mulutnya meminta Ara menyuapinya macaron. Dan Ara hanya pasrah memenuhi sifat manja Arvin.

"Hm...Enak!"

Ara juga memakan macaron bagiannya, "Iya, enak. Sejak kapan kamu menyiapkan ini semua?"

"Bukan aku yang menyiapkannya, tapi Aarav."

INARA AND THEM(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang