CHAPTER 53

1.1K 97 15
                                    

"Mana Aya?" tanya Ara ketika Nathan duduk di sampingnya.

"Mereka ke rumah, karena Aya masuk angin."

"Yah...Memang dingin sekarang."

Setelah BBQan, Aya ternyata masuk angin sehingga tidak bisa berlama-lama di luar dan mereka akhirnya memutuskan untuk tidak jadi bermalam di tenda.

Ara masih betah duduk dekat api unggun saat mereka membakar marsmhellow tadi.

"Dingin?" tanya Nathan.

Ara hanya mengangguk pelan, lalu Nathan menggenggam kedua tangan Ara berusaha menghangatkan kekasihnya itu.

Ara tersenyum, "Aku tidak menyangka, Nathan ternyata sangat peduli sekali mengingat waktu awal bertemu kamu bahkan mengancamku."

Nathan hanya terdiam berusaha menahan senyumnya.

"Aku ingat kamu bahkan mendorongku saat di UKS," ucap Ara lagi.

"Terus, kamu juga menyebutku berisik dan menyebalkan saat kamu terbangun di sampingku," tambah Ara.

"Lalu, kamu menuduhku saat di mobil," lanjutnya, Ara terkekeh tatkala melihat telinga Nathan yang memerah.

"Kamu hanya mengingat keburukanku?" tanya Nathan, oh tidak apakah dia merajuk?

"Aku mengingat semuanya, yang buruk maupun yang baik, karena semua itu kenangan yang tidak bisa dilupakan."

"Pintar sekali bicara."

Ara hanya nyengir, "Setelah siang yang ramai tadi, saat malam entah kenapa sunyi sekali."

Nathan mengedarkan pandangannya, memang benar, sekarang hanya mereka yang terlihat di tepi pantai. Lalu matanya tidak sengaja menatap sebuah gitar.

"Mau mendengar sebuah lagu?" tawarnya.

"Hm? Lagu apa?" Ara melihat Nathan berdiri lalu mengambil gitar yang tadi dimainkan Enzi saat mereka BBQ.

"Kamu ternyata bisa juga? Kenapa tadi tidak coba?"

"Males, sekarang tidak lagi," Nathan duduk lalu mulai memetik gitarnya.

"Lagu apa?" tanya Ara.

Nathan tampak berpikir, lalu tanpa menjawab pertanyaan Ara mulai memetik gitarnya lagi, sebuah intro lagu yang Ara kenal berjudul Sempurna oleh Andra and the BackBone terdengar mengalun.

Menenangkan, itulah yang Ara rasakan sekarang.

Setelah intro, Nathan mulai bersuara menyanyikan lagunya.

Kau begitu sempurna, dimata ku kau begitu indah~
Kau membuat diri ku, akan s'lalu memuja mu~

Nathan menyanyikannya dengan tatapan seakan memberikan makna tersirat inilah yang ia rasakan sekarang.

Disetiap langkah ku, ku 'kan s'lalu memikirkan, diri mu~
Tak bisa ku bayangkan hidup ku tanpa cinta mu~

Ara balas menatap Nathan, mendalami setiap lantunan lagu yang Nathan keluarkan.

Janganlah kau tinggalkan diri ku~
Tak 'kan mampu menghadapi semua~
Hanya bersama mu ku akan bisa~
Kau adalah darah ku~
Kau adalah jantung ku~
Kau adalah hidup ku, lengkapi diri ku~
Oh sayangku kau begitu~
Sempurna, sempurna~

Benar, sebuah lagu yang menggambarkan mereka. Bagaimana Nathan tidak akan bisa hidup tanpa Ara sekarang.

Semua kenangan bak terputar seperti film yang dipenuhi dengan berbagai macam perasaan.

INARA AND THEM(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang