"Apa yang kamu bicarakan berdua dengan Nayra di perpustakaan dan di dalam toilet."
Ara mengerjapkan matanya, bagaimana dia bisa tahu?
"Apa maksudmu?" Ara berusaha untuk mengelak, tentu saja karena Ara tidak ingin melibatkan kekasihnya ini dalam sesuatu yang dia pikir bisa saja dia selesaikan sendiri, kan? Namun, kebiasaan Ara yang mengalihkan matanya ketika berbohong, sepertinya sudah diketahui Elios.
"Masih tidak mau mengaku, hm?"
Elios mendekatkan wajahnya kembali namun ditahan oleh Ara, dia memilih mengaku daripada merasakan apa yang akan Elios lakukan padanya.
"Jadi?" Elios menuntut pengakuan.
"Aku mau duduk dulu," pinta Ara, dia tidak tahan dengan posisi mereka sekarang, sangat memalukan.
Elios menuruti permintaan Ara. "Ekhem," Ara berdeham sambil memperbaiki kerah bajunya dan rambutnya.
"Sebelumnya dari mana kamu tahu kalau aku dan Nayra berbicara di toilet?"
"Aku ingin mengejarmu waktu itu, jadi aku menunggu di dekat toilet, tapi kamu lama sekali keluar, lalu aku melihatmu keluar dari toilet dengan wajah yang terlihat marah, aku bertanya-tanya apa yang terjadi dan ingin menghampirimu, namun tidak lama setelah itu Nayra keluar dari toilet dengan senyuman yang aneh."
"Senyuman aneh?"
Elios mengangguk, "Jadi, apa yang kalian bicarakan?"
"Itu..."
Ara akhirnya menceritakannya, membuat Elios terdiam sebentar lalu sebuah gelak tawa keluar dari mulut Elios.
"Ahahahhah, kocak. Ternyata Ara bisa seperti itu? Aku jadi ingin melihat Ara yang marah seperti itu."
Ara hanya merengut malu, walau dia terkesan tenang, bukan berarti dia tidak bisa marah.
"Sebenarnya gue punya ide," ucap Elios kemudian.
"Ide?"
"Iya, sini aku bisikin."
Ara yang penasaran mendekatkan telinganya ke arah Elios lalu mendengarkan apa yang Elios bisikkan, cukup lama Ara mendengarkan, raut wajahnya tidak menunjukkan perubahan, hanya ekspresi diam dengan wajah yang terkesan datar, namun tidak lama...
"Apa?"
.
.
.
Besoknya....
"Ara, maafkan aku," Aarav alias Elios yang saat ini sedang berusaha mengejar Ara yang berjalan cepat menghindarinya, ini sudah sejak tadi pagi sejak mereka bertemu di sekolah namun Ara sama sekali tidak memperdulikannya.
"Ara," panggil Elios lagi, namun tidak digubris oleh Ara, akhirnya Elios menyerah, dan menghela napas.
"hah.."
Puk
Seseorang menepuk pundaknya.
Itu Nayra.
"Lo kenapa, Rav?"
"Nay?" Elios menunjukkan raut yang terlihat sedih.
"Lo kenapa?"
"Ara menghindari gue," Elios mulai curhat. Nayra yang mendengar hal itu merasa senang tentu saja.
"Bagaimana kalau kita duduk dulu di sana?" tawar Nayra sambil menunjukkan bangku taman dan Elios menyetujuinya.
"Kalian kenapa?" tanya Nayra, dia benar-benar penasaran dengan apa yang baru saja dia lihat tadi, Elios yang diabaikan oleh Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA AND THEM(END)
Roman d'amourRate T+ Bijaklah dalam memilih bacaan Author sudah memperingatkan, dosa tanggung sendiri, ya:) Bagaimana rasanya memiliki seorang pacar, tetapi berasa 5 orang? Baik, ekstrovert, flirty, tsundere, sarkas, dingin tapi care, introvert tapi menghanyutka...