SPECIAL CHAPTER, Bagian 4 (Manja?)

1K 85 6
                                    

Nathan tidak pernah tahu apa yang dia inginkan setiap ia berulang tahun sejak dulu, ketika ia mulai diciptakan Aarav.

Dan 3 tahun terakhir semenjak dirinya dan Ara LDR, ulang tahun mereka hanya diucapkan melalui sosial media, itupun bukan dia yang menerima ucapan karena dia sedang tidak  mengambil kendali waktu itu.

Karena menurutnya, ulang tahun sama saja dengan hari biasanya. Jadi, tidak perlu sesuatu yang special. Tapi, kekasihnya yang sekarang menjadi calon istrinya ini menanyakan apa yang ia inginkan dihari ulang tahunnya.

Nathan tidak menjawab pertanyaan yang Ara lontarkan tapi malah membuka ponselnya, membuat Ara menghembuskan napas pasrah dengan kelakuan kembaran yang satu ini, sifatnya tidak pernah berubah.

Ara sudah berganti pakaian. Tentu saja dia akan malu kalau bersama Nathan memakai pakaian itu. Nathan pasti akan mengejeknya.

"Heheh."

Ara menolehkan kepalanya menatap Nathan yang tiba-tiba terkekeh sambil memandangi ponselnya lalu merebahkan diri di sofa.

"Apa yang kamu tertawakan?" Ara duduk mendekat di bibir sofa yang Nathan rebahi.

Nathan memperlihatkan layar ponselnya. Sedetik kemudian wajah Ara memerah karena malu.

Sudah Ara duga, Nathan pasti akan mengejeknya!

"Jangan lihat foto itu!" pinta Ara sambil berusaha mengambil ponsel Nathan. Namun, dengan sigap Nathan menjauhkannya, lalu menarik pinggang Ara agar berbaring di samping tubuhnya. Tenang saja, sofa miliknya cukup lebar untuk menampung mereka berdua walaupun berdesakan.

"Nathan..." Ara menutup wajahnya yang memerah malu.

"Lihat ekspresimu," ujar Nathan sambil memperlihatkan kembali layar ponselnya yang menampilkan foto yang Arvin ambil tadi, Ara yang penasaran membuka tutupan wajahnya, "Sangat aneh," komentar Ara.

Membuat Nathan tertawa pelan, Ara tersenyum senang karena Nathan akhirnya tertawa lepas.

"Ah, sekarang aku tahu mau apa," ucap Nathan lalu menatap Ara yang ikut menatapnya, "Ayo lihat foto-foto."

"Foto di ponselmu?"

"Hm," sahut Nathan, "Aarav menyusun file foto kita berdua di file khusus, dia bahkan tidak henti-hentinya membuka file itu setiap hari dan memandangimu begitu juga dengan yang lain."

Ara blushing, "Lalu kamu?"

"Mereka melakukannya setiap hari, tentu saja aku ikut melihat juga. Jadi, untuk apa aku ikut membukanya lagi?"

"Kamu tidak merindukanku?"

Nathan melirihkan matanya ke arah Ara, "Tidak."

Buk!

"Akh, kenapa memukulku?"

"Ingin saja."

Nathan mendengus geli, begitu pula Ara.

Akhirnya mereka melihat foto-foto kenangan mereka sambil bercerita di balik hasil foto itu.

"Ah...Foto ini," ucap Nathan, ketika melihat sebuah foto Aarav dan Ara yang berpelukan saat di bandara, foto itu di ambil oleh Enzi ketika mereka akan berpisah dengan waktu yang lama untuk pertama kalinya.

"Kamu tahu? Sesampainya Aarav di London dia cukup murung karena harus berpisah denganmu, terlebih di malam hari Arvin menangis terus-terusan dan Elios mengeluh tidak henti dan Aciel yang tidak keluar. Mereka sangat manja denganmu, makanya sulit untuk berpisah. Terlebih Arvin, kamu kelewatan memanjakannya."

Ara mengerjapkan matanya, itu penjelasan yang panjang dari seorang Nathan. Terlebih, kalimat terakhir itu terkesan seakan dia cemburu, membuat Ara mengulum senyum.

"Kamu cemburu dengan mereka karena aku memanjakan mereka?" goda Ara.

Nathan menyipitkan matanya, tampak jelas menyembunyikan perasaannya yang malu karena Ara menyadari makna tersirat dalam penjelasannya, "Heh, cemburu? Buat apa?" kilahnya.

"Kamu ingin aku manjakan juga?" tanya Ara sambil mengusap rambut Nathan, sepertinya Ara menikmati menggoda Nathan. Ekspresi dan tingkah yang Nathan berikan menjadi terlihat menggemaskan bagi Ara.

Tapi, itu sebuah kesalahan besar.

Nathan mengubah posisinya menjadi menindih Ara dengan menopang kedua tangannya di kedua sisi wajah Ara, membuat gadis itu reflek memegang kedua bahu Nathan.

"Kamu tahu?" tanya Nathan, "Aku bukan tipe yang dimanjakan, tapi memanjakan," ucapnya sambil menyeringai dan menundukkan wajahnya mencium bibir Ara.

Bukankah Ara sudah bilang?

Sifatnya tidak pernah berubah.

.

.

.

Bersambung...

Note :

Ada yang benar-benar menanti part Nathan, membuat Author tertekan takut tidak sesuai ekspektasi😅 (Nathan banyak fans, ya? Hahaha)

Tapi, karena ini cuma special chapter, Author hanya menulis momen singkat mereka yang tidak sampai 700 kata.

Oh iya, besok sepertinya akan menjadi special chapter terakhir.

Itu saja infonya

Thankyou~

INARA AND THEM(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang