chapter 17

810 33 1
                                    

Haloo
.
.
.
.
Happy reading

Hari sudah semakin larut , namun ke tiga pasangan itu Masi setia berada di bandara , sudah hampir tiga jam penerbangan aca ke Australia , namun , ketiga pasangan itu enggan meninggalkan bendara itu . Selin,Wulan dan Githa Masi setia menangis di pelukan suami mereka masing masing , berulang kali suami suaminya itu menenangkan , namun tidak ada tanda tanda mereka diam .

"Udahh , yang aca butuhin sekarang itu dukungan , bukan tangisan." Kata kata lembut itu keluar dari mulut rehan , ia juga sedih , namun ia tidak mau menampakkan nya .

"Betul kata rehan." Ucap Denis yang di angguki Geri .

" Mending sekarang kita balik , anak anak juga cuman sama babysister nya ." Kata geri .

"Kalian berdua pulang juga , besok kalian sekolah." Tegas geri kemudian berjalan menuju parkiran disusul Denis dan juga Wulan

Sekarang tinggal mereka berdua , engga deng , ada banyak orang di sini .

"Kita pulang yaaa".

"Rehan." Panggil Githa , dibalas deheman oleh rehan

"Aca ga bakalan kenapa Napa kan ?." Tanya Githa , masih dengan tangisan yang sudah agak mereda .

"Iya , gue yakin , aca anak yang kuat, sekarang kita balik yuk , besok kita sekolah ." Perkataan rehan diangguki oleh Githa . Mereka berdua berjalan berdampingan , rehan merangkul Githa dengan santai membuat beberapa orang yang menyaksikan itu berbisik bisik.

Githa yang di rangkul mereka yang panas , eyaaak . Pak cepak jederrr

Di dalam mobil , rehan hanya menatap Githa yang sedang melamun menghadap depan , pandangannya terlihat kosong , bisa di bilang , aca adalah temen gabut Githa saaat Selin , Wulan , dan dely liburan . Rehan meraih tangan Githa kemudian menakutkannya dan memulai menjalankan mobilnya . Saat sampai di rumah , rehan menggendong Githa yang tertidur karna mungkin kebanyakan nangis dan memang sekarang sudah larut . Ia merebahkan tubuh Githa di atas kasur , membuka pelan hijab yang di kenakan sang istri lalu mengecup singkat dahinya , rehan berjalan menuju WC , berniat membersihkan diri dan ikut beristirahat dengan Githa .

"Kasian banget istri gue" kata rehan sambil mengusap usap surau Githa lembut saat ia sudah berada di samping Githa .

"Capek ya HM? , Sampe bengkak gini matanya." Ia mengecup kedua mata Githa yang bengkak akibat menangisi aca. 

"Gue bakalan cari tau , siapa yang udah ngasih inhaler kotor ke aca." Setelah berkata seperti itu. Rehan merebahkan dirinya di samping Githa , menarik Githa kedalam dekapannya kemudian ikut memejamkan mata .
.
.
.
Jam menunjukkan pukul setengah lima , Githa terbangun dengan rehan yang masih setia mendekapnya . Ia tersenyum , tapi sepersekian detik kemudian , senyumnya luntur kala ia ingat bahwa ia belum menyetrika , mengganti buku nya dan juga buku rehan , ia buru buru melepaskan pelukan rehan lalu mulai memanaskan setrika , kemudian menyiapkan air untuk rehan mandi lalu menyetrika bajunya dan baju suaminya . Setelah itu , ia beralih mengganti buku matpel nya dan juga matpel rehan.  Kesibukan Githa di pagi hari membuatnya lupa dengan kejadian kemarin dimana ia menangis tersedu sedu melihat keponakan nya di bawah ke luar negri untuk pengobatannya. 

"Rehaan."

"Bangun heyy."

"Rehaan."

"Susah bangetsi kamu dibanguninnya."

"REHAAAN , BANGUUUN" Teriakan dari Githa itu membuat rehan terbangun dari tidurnya.

"mandi yaa , abis itu kamu sarapan di bawah , kita udah hampir telaaat." Perintah Githa .

GIREN MATCHMAKING ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang