chapter 28

570 26 22
                                    

Haloo
.
.
.
.

Happy reading

Beberapa menit mereka berdiam di taman belakang , kini Githa menghempaskan tangan rehan yang tadi mengusap usap kepalanya dan bangkit untuk menatap rehan .

Githa menatap rehan dengan tajam , bisa bisanya ia memarahi adek kelas dengan brutal kayak tadi . Untung aja ada vino yang dengan polosnya mengajak rehan berbicara sehingga lupa dengan acara marah marahnya .

"Lain kali jangan gitu ."

Untuk kesekian kalinya , selama di taman belakang , rehan mendengar " lain kali jangan gitu " rehan berdecak kesal kemudian menarik pipi gadis yang sedang cemberut di sesebelahnya .

Githa meringis pelan kemudian mencubit perut rehan dari samping .

"Sakit by ." Ringis rehan.

"Bodo amat." Ucap Githa bersedekap lengan .

"Tega bener Lo sama gue ."

Rehan menendang nendang bebatuan yang terletak di atas rumput hijau dengan mencebikkan mulutnya kesal.

Setelah beberapa menit terdiam , bel masuk juga sudah berbunyi , rehan mengerutkan alisnya bingung oleh Githa yang enggan beranjak dari tempatnya . Biasanya , cewek itu kalo mendengar bel masuk , sudah di pastikan dia akan panik kemudian memohon untuk di biarkan kekelas .

Githa merasa ada yang menatapnya , siapa lagi kalo bukan rehan , ia menoleh ke samping dan benar saja , rehan sedang menatapnya dengan raut wajah bingung . Githa mengerutkan keningnya , kemudian mengangkat satu alisnya seolah bertanya .

"Baru kali ini gue liat Lo denger suara bel tapi ga panik." Tanyanya seraya terkekeh pelan .

"Guru rapat ." Jawab Githa singkat.

Rehan tersenyum tipis " pantes aja ga panik. "

"Aku orangnya ga panikan yaa." Bantah Githa .

Lagi lagi , rehan tersenyum ."masa?." Ejek nya

"Iya dong , Githa gitu lohh ." Ucap nya bangga .

Kerjain ah. Batin rehan sambil mengeluarkan hp nya dari saku celana abu abunya .

"Astaghfirullah." Pekik rehan saat melihat hpnya.

Githa yang awalnya diam pun , segera berbalik dan menatap rehan tanpa curiga sedikit pun . "Kenapa-kenapa?."

"Ragaa."

"Kenapa." Geram githa.

"Raga mukulin Nara ."

"Astaghfirullah"

Githa saat ini sedang panik luar biasa , ia menarik tangan rehan untuk segera menyusul mereka berdua , namun , yang di tarik hanya berusaha untuk menahan tawanya ketika melihat Githa yang katanya ga panikan.

"Ayoo , ngapain masih diem sihh ."

"Nanti Nara nya kenapa Napa lagii."

"Sepupu kamu juga, kenapa sih ga bisa nahan emosinya."

"Harusnya tuh , raga nge treat like a Queen nin Nara."

Karna masih belum di jawab , dan rehan masih duduk tenang Githa memilih berlari , namun , saat berbelok ke lorong , ia mendengar tawa yang cukup keras dari tempatnya dan rehan tempati tadi . Ia menoleh dan mendapati rehan tertawa sampe melorot turun dan memukul mukul kursi yang sudah usang itu.

Githa kembali berjalan ke arah rehan , ia seketika melupakan niatnya menyusul raga dan Nara yang katanya bertengkar . Saat tiba di sebelahnya , Githa menatap ngeri ke arah rehan yang masih tertawa sampai ngikngok . Untung saja di sini sepi .

GIREN MATCHMAKING ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang