🤖23🦁

4.3K 495 21
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






Pagi ini rumah udah sepi karena jaehyuk harus mampir dulu ke rumah orangtuanya jadi dia udah berangkat lebih dulu, Asahi masih sarapan tapi gak berselera. Rumah ini tuh semacam cangkang buat jaehyuk dan Asahi jadi kalo gak ada salah satunya kayak ada yang kurang, makanan aja rasanya jadi hambar.

"Hah~ belum juga sejam ditinggal, udah sehening ini." Lirih Asahi lemah.

Walaupun jam masih pagi tapi Asahi sudah siap berangkat, dia juga gak mau ketinggalan buat ngelepas kepergian jaehyuk yang emang berangkat bareng siswa lainnya di sekolah.

"Wah, udah mau berangkat aja?" Tanya hyunsuk yang sedang menyapu halaman rumahnya.

"Eh ka Hyun, iya kak."
"Pagi banget sa, ada acara disekolah?"
"Enggak sih kak, cuma hari ini jaehyuk berangkat buat pelatihan ke luar kota."
"Oh, hari ini berangkat nya? Sa kalo sepi dirumah, nginep disini aja yah !!"
"Iya kak, makasih tawaran nya."
"Sama-sama." Mereka lanjut berbincang lagi sambil nunggu sopir Asahi datang.





     🍁




Asahi sudah disekolah dan dia lihat beberapa mobil yang kayaknya bakal jadi alat transportasi ke acara pelatihan itu, emang gak pake bus karena ini cuma perwakilan aja jadi sedikit.

"WOY yuhuu morning morning." Asahi hanya menutup matanya kaget oleh teriakkan sobat bonsainya.

"Ngapain sa?"
"Boker."
"Kalo gitu, jangan lupa cebok." Mashiho tertawa, membuat mereka berdua jadi bahan tontonan.

"Cio, gue tampol ya lo kalo masih berisik."
"Yaelah, masih pagi udah sensitif aja kaya tespek." Asahi tak lagi mau meladeni ocehan mashiho.

"Yedam mana nih, gak mau apa pamitan dulu sama kita?"
"Malu kali punya temen kayak lo."
"Lo juga temennya yah Sa." Kayaknya hari ini jadwal ributnya mereka deh.

"Haiiii gengs." Sapa yedam yang akhirnya muncul juga, tapi manik Asahi masih mencari sosok lain.

"Nyari sapa lu?" Tanya yedam yang menangkap gerak-gerik Asahi.

"Gak, cuma liat aja berapa banyak yang ikut?"
"Oh, dikitan. Gue juga males kalo gak ditunjuk pak badrol, mana lama lagi." Yedam mengeluarkan keluh kesah nya.

"Kalem dam, disana pasti banyak cogan. Lo kan bisa sambil cuci mata, apalagi kalo sampe ada yang nyantol." Yedam ngangguk aja, udah biasa ini denger mashiho ngomong gitu.

Saat tengah asik berbincang, ponsel Asahi bergetar tanda pesan masuk. Tadinya Asahi gak peduli soalnya pasti pesan dari operator, biasanya kalo penting bakalan telepon. Namun saat dia menatap layar ponselnya, matanya sedikit terbelalak.

"Gue pergi dulu yah !!"
"Kemana lu?"
"Ke toilet, oh iya tolong simpenin !!" Asahi melempar tasnya ke arah mashiho yang memang teman sebangkunya.

"Dih anjir dikira babu gue."
"Hahaha bukannya emang iya?" Mashiho menggeplak kepala yedam walaupun harus berusaha untuk jinjit.

Asahi berjalan menuju lapang basket indoor bukan toilet, sesuai isi pesan yang jaehyuk kirim kan tadi. Langkahnya cukup tergesa dan tetap waspada takutnya ada yang menangkap basah dia, udah kaya penyusup aja Asahi sekarang.

"Aman-aman, jangan ada yang liat please." Gumamnya sebelum membuka pintu ruangan.

Saat pintu terbuka, Asahi tak melihat siapapun tapi tiba-tiba dari samping pintu ada tangan yang segera menutup dan mengunci pintu itu. Asahi udah was-was aja, siapa tahu yang ngirim pesan tadi bukan jaehyuk.

Nikah PaksaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang